Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.143
***
Splash
"ii sekkiya!" ucap Mrs. Cho setelah menyiram air putih miliknya tepat ke wajah sungmin.
Sungmin yg baru saja pulang dari rumah sakit bersama henry, mendapat telpon dari Mrs. Cho agar menemuinya di cafe yg dulu dia datangi, sendirian.
"neottaemune (karena kau), kyuhyun berniat untuk berhenti melanjutkan kuliahnya. Kehadiranmu di keluarga kami hanya bisa membuat masalah. Semenjak kyuhyun bertemu denganmu, dia jadi pembangkang dan berani melawan orang tua. Sudah berapa kali ku bilang bahwa kau seharusnya sadar akan perbedaanmu dengan kyuhyun dan segeralah enyah dari kehidupan kami." gerutu Mrs. Cho tanpa mempedulikan perasaan sungmin yg tak sedikit pun bisa membalas, saat dia baru saja tiba dan duduk dengan perasaan gundah.
"sungmin-sshi, apa kau mau membuat kyuhyun menderita karena keberadaanmu? Pikirkanlah baik-baik. Akan ku hubungi kau dalam waktu dekat." ucap Mrs. Cho meninggalkan tempat itu, meninggalkan sungmin yg hanya bisa menunduk sambil meneteskan air mata.
***
Sepasang mata yg terbelalak melihat kejadian tersebut membuatnya tak mampu bergerak untuk menolong sungmin, bahkan tak mampu membuka mulut hanya untuk mengucapkan satu patah kata saja.
"henry-ah...uljima" ucap namja di sampingnya yg bernama zhoumi.
"nde?" ucap henry sambil menyentuh pipinya yg basah oleh air mata.
"zhoumi, aku-"
"aku yakin sungmin tidak akan mau menceritakan peristiwa ini, tapi aku ingin kau memberinya waktu untuk memilih kembali semua ini sendiri." ucap zhoumi.
"kajja," ucap henry setelah dia mengangguk setuju.
***
Tanpa mereka ketahui seorang namja bertubuh tinggi yg tengah berjalan di trotoar pinggir cafe itu pun ikut melihat kejadian tersebut.
Dia dengan cepat masuk ke dalam cafe tersebut, saat 2 namja keluar dari sana dan tak menyadari kehadirannya.
***
Splash
"ii sekkiya!" ucap Mrs. Cho setelah menyiram air putih miliknya tepat ke wajah sungmin.
Sungmin yg baru saja pulang dari rumah sakit bersama henry, mendapat telpon dari Mrs. Cho agar menemuinya di cafe yg dulu dia datangi, sendirian.
"neottaemune (karena kau), kyuhyun berniat untuk berhenti melanjutkan kuliahnya. Kehadiranmu di keluarga kami hanya bisa membuat masalah. Semenjak kyuhyun bertemu denganmu, dia jadi pembangkang dan berani melawan orang tua. Sudah berapa kali ku bilang bahwa kau seharusnya sadar akan perbedaanmu dengan kyuhyun dan segeralah enyah dari kehidupan kami." gerutu Mrs. Cho tanpa mempedulikan perasaan sungmin yg tak sedikit pun bisa membalas, saat dia baru saja tiba dan duduk dengan perasaan gundah.
"sungmin-sshi, apa kau mau membuat kyuhyun menderita karena keberadaanmu? Pikirkanlah baik-baik. Akan ku hubungi kau dalam waktu dekat." ucap Mrs. Cho meninggalkan tempat itu, meninggalkan sungmin yg hanya bisa menunduk sambil meneteskan air mata.
***
Sepasang mata yg terbelalak melihat kejadian tersebut membuatnya tak mampu bergerak untuk menolong sungmin, bahkan tak mampu membuka mulut hanya untuk mengucapkan satu patah kata saja.
"henry-ah...uljima" ucap namja di sampingnya yg bernama zhoumi.
"nde?" ucap henry sambil menyentuh pipinya yg basah oleh air mata.
"zhoumi, aku-"
"aku yakin sungmin tidak akan mau menceritakan peristiwa ini, tapi aku ingin kau memberinya waktu untuk memilih kembali semua ini sendiri." ucap zhoumi.
"kajja," ucap henry setelah dia mengangguk setuju.
***
Tanpa mereka ketahui seorang namja bertubuh tinggi yg tengah berjalan di trotoar pinggir cafe itu pun ikut melihat kejadian tersebut.
Dia dengan cepat masuk ke dalam cafe tersebut, saat 2 namja keluar dari sana dan tak menyadari kehadirannya.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.144
***
Sungmin mendongak saat sebuah handuk putih kecil berbentuk persegi panjang terjatuh di atas kepalanya.
"siwon-sunbaenim?" ucap sungmin saat melihat siwon yg sudah berdiri di sampingnya.
"kau tidak boleh terlalu stres, karena itu akan berdampak besar pada kandunganmu." ucap siwon sambil duduk dan mengelap air mata sungmin dengan jempolnya.
Siwon lalu meraih handuk itu, dan memakainya untuk mengelap air yg disiram Mrs. Cho padanya.
Sungmin hanya mengangguk patuh dan membiarkan siwon mengeringkan wajah dan rambutnya.
"Aku tidak tahu apa yg kalian bicarakan tapi bisa kusimpulkan bahwa Cho ahjumma ingin memisahkan kau dan kyuhyun."
Sungmin mengangguk tanda setuju dengan ucapan siwon.
"mau kuantar kau pulang? Mobilku ku parkir tidak jauh dari sìni." ucap siwon setelah selasai mengelap wajah sungmin dan meletakkan handuk itu di atas meja.
"animida. Lebih baik saya pulang sendiri dan tolong jangan beritahu siapapun tentang kejadian ini." ucap sungmin.
"sungmin-ah, tìdak bisakah kau berhenti menanggung semua beban itu sendiri? Setidaknya...ceritakan semua ini pada kyuhyun." ucap siwon tapi svngmin dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"saya tidak mau jika kyuhyun-sshi harus melawan orang tuanya karena saya. Saya yg sekarang tidak bìsa berbuat apa-apa. Dia sudah cukup sibuk dengan kuliah dan pekerjaannya." jelas sungmin.
"lalu apa yg akan kau lakukan sekarang? Apa kau akan pergi meninggalkannya lagi?" tanya siwon mengingat kejadian tempo hari.
"animida. Saya tidak akan pergi lagi. Terutama dengan keadaan saya ini. Saya juga ingin terus bersamanya, seperti yg dia inginkan..."
Sungmin diam sejenak berusaha mengendalikan emosinya.
"... Tapi... Jika saya hanya bìsa menjadi beban baginya, lebih baik saya-"
***
Sungmin mendongak saat sebuah handuk putih kecil berbentuk persegi panjang terjatuh di atas kepalanya.
"siwon-sunbaenim?" ucap sungmin saat melihat siwon yg sudah berdiri di sampingnya.
"kau tidak boleh terlalu stres, karena itu akan berdampak besar pada kandunganmu." ucap siwon sambil duduk dan mengelap air mata sungmin dengan jempolnya.
Siwon lalu meraih handuk itu, dan memakainya untuk mengelap air yg disiram Mrs. Cho padanya.
Sungmin hanya mengangguk patuh dan membiarkan siwon mengeringkan wajah dan rambutnya.
"Aku tidak tahu apa yg kalian bicarakan tapi bisa kusimpulkan bahwa Cho ahjumma ingin memisahkan kau dan kyuhyun."
Sungmin mengangguk tanda setuju dengan ucapan siwon.
"mau kuantar kau pulang? Mobilku ku parkir tidak jauh dari sìni." ucap siwon setelah selasai mengelap wajah sungmin dan meletakkan handuk itu di atas meja.
"animida. Lebih baik saya pulang sendiri dan tolong jangan beritahu siapapun tentang kejadian ini." ucap sungmin.
"sungmin-ah, tìdak bisakah kau berhenti menanggung semua beban itu sendiri? Setidaknya...ceritakan semua ini pada kyuhyun." ucap siwon tapi svngmin dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"saya tidak mau jika kyuhyun-sshi harus melawan orang tuanya karena saya. Saya yg sekarang tidak bìsa berbuat apa-apa. Dia sudah cukup sibuk dengan kuliah dan pekerjaannya." jelas sungmin.
"lalu apa yg akan kau lakukan sekarang? Apa kau akan pergi meninggalkannya lagi?" tanya siwon mengingat kejadian tempo hari.
"animida. Saya tidak akan pergi lagi. Terutama dengan keadaan saya ini. Saya juga ingin terus bersamanya, seperti yg dia inginkan..."
Sungmin diam sejenak berusaha mengendalikan emosinya.
"... Tapi... Jika saya hanya bìsa menjadi beban baginya, lebih baik saya-"
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.145
***
Ucapan sungmin terhenti saat ada seorang namja yg berdiri di balik kaca dì samping mejanya.
Namja itu terlihat cukup marah, dengan alis berkerut dan tatapan tajam yg tertuju padanya dan siwon.
"kyuhyun-sshi?" ucap sungmin saat menengok ke arah kaca.
Kyuhyun langsung berjalan ke arah pintu masuk dengan langkah cepat.
"sebaiknya kau berkata jujur padanya, sungmin-ah. Sebelum dia marah besar." ucap siwon mengakhiri pembicaraan mereka.
***
"apa yg kalian lakukan di sini?" ucap kyuhyun dengan nada tak suka, saat melihat sungmin dan siwon duduk bersebelahan.
"aku tak sengaja melihatnya sedang duduk di sini sendiri, jadi kutemani dia sekalian menunggumu." ucap siwon sebelum sungmin berucap, sambil beranjak dari tempat duduknya ke kursi yg ada di depan sungmin, sehingga sekarang kyuhyun duduk di sebelah sungmin.
"jadi apa yg kau lakukan sendirian di sini?" tanya kyuhyun pada sungmin.
"saya menemui seseorang tadi." jawab sungmin.
"nugu? Aku yakin bukan henry, kan?" tanya kyuhyun cepat.
"keugae ... Cheoneun..." ucap sungmin tak mampu berucap.
"kyuhyun-ah, jangan sudutkan dia." ucap siwon tak tega melihat sungmin yg bisa apa-apa.
"shikkeureo." ucap kyuhyun seketika membuat siwon bungkam.
Sungmin ikut diam dan menundukkan kepalanya.
"kajja, kita pulang. Kau harus menjelaskan semuanya padaku." ucap kyuhyun tak tahan dengan suasana cafe yg mulai ramai.
"ah, animida. Saya akan pulang sendiri. Anda kembalilah bekerja." tolak sungmin dengan cepat.
"andwae." ucap kyuhyun dan siwon bersamaan, membuat Kyuhyun dan sungmin menoleh ke arah siwon.
"wae? Salju di luar mulai mencair, dan jalanan cukup licin. Aku hanya takut terjadi hal yg tak diinginkan." ucap siwon sebelum terjadi kesalahpahaman.
"kajja!" ucap kyuhyun beranjak dari tempat duduknya dan mengulurkan tangan untuk sungmin.
***
Ucapan sungmin terhenti saat ada seorang namja yg berdiri di balik kaca dì samping mejanya.
Namja itu terlihat cukup marah, dengan alis berkerut dan tatapan tajam yg tertuju padanya dan siwon.
"kyuhyun-sshi?" ucap sungmin saat menengok ke arah kaca.
Kyuhyun langsung berjalan ke arah pintu masuk dengan langkah cepat.
"sebaiknya kau berkata jujur padanya, sungmin-ah. Sebelum dia marah besar." ucap siwon mengakhiri pembicaraan mereka.
***
"apa yg kalian lakukan di sini?" ucap kyuhyun dengan nada tak suka, saat melihat sungmin dan siwon duduk bersebelahan.
"aku tak sengaja melihatnya sedang duduk di sini sendiri, jadi kutemani dia sekalian menunggumu." ucap siwon sebelum sungmin berucap, sambil beranjak dari tempat duduknya ke kursi yg ada di depan sungmin, sehingga sekarang kyuhyun duduk di sebelah sungmin.
"jadi apa yg kau lakukan sendirian di sini?" tanya kyuhyun pada sungmin.
"saya menemui seseorang tadi." jawab sungmin.
"nugu? Aku yakin bukan henry, kan?" tanya kyuhyun cepat.
"keugae ... Cheoneun..." ucap sungmin tak mampu berucap.
"kyuhyun-ah, jangan sudutkan dia." ucap siwon tak tega melihat sungmin yg bisa apa-apa.
"shikkeureo." ucap kyuhyun seketika membuat siwon bungkam.
Sungmin ikut diam dan menundukkan kepalanya.
"kajja, kita pulang. Kau harus menjelaskan semuanya padaku." ucap kyuhyun tak tahan dengan suasana cafe yg mulai ramai.
"ah, animida. Saya akan pulang sendiri. Anda kembalilah bekerja." tolak sungmin dengan cepat.
"andwae." ucap kyuhyun dan siwon bersamaan, membuat Kyuhyun dan sungmin menoleh ke arah siwon.
"wae? Salju di luar mulai mencair, dan jalanan cukup licin. Aku hanya takut terjadi hal yg tak diinginkan." ucap siwon sebelum terjadi kesalahpahaman.
"kajja!" ucap kyuhyun beranjak dari tempat duduknya dan mengulurkan tangan untuk sungmin.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.146
***
"anda marah?" ucap sungmin.
Kyuhyun yg berjalan di depan sungmin dengan tangan yg dimasukan ke saku mantelnya.
"apa anda benar-benar marah?" tanya sungmin sekali lagi.
Kyuhyun tak merespon sedikit pun dan malah berjalan lebih cepat.
Sungmin yg awalnya berjalan menyeimbangkan langkahnya dengan kyuhyun, kini berhenti. Yg sekarang dia lakukan hanya diam berdiri di tempat sambil melihat punggung kyuhyun yg semakin menjauh.
'kenapa aku selalu seperti ini?' pikirnya saat dia menundukkan kepala, merasakan matanya yg panas, dan mulai kabur terhalang oleh air mata yg masih menggenang.
Sungmin terus memandang punggung kyuhyun yg sekarang sudah hampir berbelok di tikungan.
Sungmin lalu melihat sekeliling dan berjalan ke pagar beton yg menutupi pohon dengan tinggi selutut, kemudian duduk di atasnya.
Dia duduk sambil menengadah melihat awan mendung yg sangat mencerminkan isi hatinya.
***
Kyuhyun berbalik saat merasa ada yg tidak beres.
Dan benar saja, kyuhyun terkejut saat tak ada sungmin di belakangnya.
"aish!!" gerutu kyuhyun dengan cepat berlari ke arah yg tadi dia lewati.
Saat berbelok dia menemukan sungmin yg tengah duduk di pagar beton.
***
"ya!" ucap kyuhyun dengan terengah-engah, tapi yg dipanggil tetap menundukkan kepala.
Sungmin tak sedikit pun menggubris panggilan kyuhyun yg sudah berdiri di depannya.
Kyuhyun ikut diam saat sungmin tak sedikit pun meresponnya.
***
"anda marah?" ucap sungmin.
Kyuhyun yg berjalan di depan sungmin dengan tangan yg dimasukan ke saku mantelnya.
"apa anda benar-benar marah?" tanya sungmin sekali lagi.
Kyuhyun tak merespon sedikit pun dan malah berjalan lebih cepat.
Sungmin yg awalnya berjalan menyeimbangkan langkahnya dengan kyuhyun, kini berhenti. Yg sekarang dia lakukan hanya diam berdiri di tempat sambil melihat punggung kyuhyun yg semakin menjauh.
'kenapa aku selalu seperti ini?' pikirnya saat dia menundukkan kepala, merasakan matanya yg panas, dan mulai kabur terhalang oleh air mata yg masih menggenang.
Sungmin terus memandang punggung kyuhyun yg sekarang sudah hampir berbelok di tikungan.
Sungmin lalu melihat sekeliling dan berjalan ke pagar beton yg menutupi pohon dengan tinggi selutut, kemudian duduk di atasnya.
Dia duduk sambil menengadah melihat awan mendung yg sangat mencerminkan isi hatinya.
***
Kyuhyun berbalik saat merasa ada yg tidak beres.
Dan benar saja, kyuhyun terkejut saat tak ada sungmin di belakangnya.
"aish!!" gerutu kyuhyun dengan cepat berlari ke arah yg tadi dia lewati.
Saat berbelok dia menemukan sungmin yg tengah duduk di pagar beton.
***
"ya!" ucap kyuhyun dengan terengah-engah, tapi yg dipanggil tetap menundukkan kepala.
Sungmin tak sedikit pun menggubris panggilan kyuhyun yg sudah berdiri di depannya.
Kyuhyun ikut diam saat sungmin tak sedikit pun meresponnya.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.147
***
Aku melihat dirinya, yg duduk sambil melihat tanah.
Aku yakin ini semua ada hubungannya dengan orang tuaku, yg sampai sekarang masih belum merestui hubunganku, padahal mereka tahu sungmin tengah mengandung anakku.
Sungmin lalu menengadah melihat ke arahku, dan tersenyum simpul padaku seakan panggilanku tak pernah dia dengar.
"kyuhyun-sshi?" ucap sungmin saat aku berjongkok.
"hmm?" ucapku meraih tangannya yg sangat dingin.
"anda tidak marah kan?" ucap sungmin saat aku berusaha menghangatkan tangannya.
"jika kau bertanya seperti itu, tentu saja aku masih marah." jawabku.
Dia kembali diam setelah aku menjawab pertanyaannya.
"kau tahu hanya ada satu cara untuk membuatku tidak marah lagi." ucapku.
Dia lalu melihatku sambil menggelengkan kepala, mengerti maksudku.
"lee sungmin. Katakan padaku atau aku akan mendiamkanmu?" ancamku.
"shirreoyo." ucapnya sambil menghentakkan kaki.
"arraseo. Naega ka." ucapku sambil berdiri dan melepas tanganku darinya.
"ah, andwaeyo." sekarang dialah yg menahanku dengan memegang tanganku erat.
"j-jwesonghamnidayo." ucapnya mulai menangis dan menarik tanganku.
"j-jwesonghamnidayo, kyuhyun-sshi. Jeongmal jwesonghamnida." ucapnya.
Aku langsung berjongkok dan memegang kedua pipinya sambil menghapus air matanya.
"meski pun kau menangis, aku akan tetap memintamu memberitahuku tentang apa yg orang tuaku katakan padamu." ucapku membuatnya seketika itu berhenti menangis.
"eo...tthaekkae...arraseoyo...?"
"kajja, kita pulang, dingin sekali di sini." ucapku lepas Tanganku dari pipinya dan langsung menggendongnya membuatnya terkejut.
"turunkan saya, saya bisa berjalan sendiri." ucapnya panik saat aku mulai berjalan.
"andwae. Aku tidak mau kau tertinggal lagi. Lagipula kau ringan, tidak seberat yg kukira."
"tapi berat badan saya naik, kyuhyun-sshi."
"keurom, itu wajar, kau kan sedang hamil. Dan sst, diamlah. Simpan suaramu untuk kau menjawab semua pertanyaanku."
Dia lalu diam dan melingkarkan tangannya di leherku.
***
Aku melihat dirinya, yg duduk sambil melihat tanah.
Aku yakin ini semua ada hubungannya dengan orang tuaku, yg sampai sekarang masih belum merestui hubunganku, padahal mereka tahu sungmin tengah mengandung anakku.
Sungmin lalu menengadah melihat ke arahku, dan tersenyum simpul padaku seakan panggilanku tak pernah dia dengar.
"kyuhyun-sshi?" ucap sungmin saat aku berjongkok.
"hmm?" ucapku meraih tangannya yg sangat dingin.
"anda tidak marah kan?" ucap sungmin saat aku berusaha menghangatkan tangannya.
"jika kau bertanya seperti itu, tentu saja aku masih marah." jawabku.
Dia kembali diam setelah aku menjawab pertanyaannya.
"kau tahu hanya ada satu cara untuk membuatku tidak marah lagi." ucapku.
Dia lalu melihatku sambil menggelengkan kepala, mengerti maksudku.
"lee sungmin. Katakan padaku atau aku akan mendiamkanmu?" ancamku.
"shirreoyo." ucapnya sambil menghentakkan kaki.
"arraseo. Naega ka." ucapku sambil berdiri dan melepas tanganku darinya.
"ah, andwaeyo." sekarang dialah yg menahanku dengan memegang tanganku erat.
"j-jwesonghamnidayo." ucapnya mulai menangis dan menarik tanganku.
"j-jwesonghamnidayo, kyuhyun-sshi. Jeongmal jwesonghamnida." ucapnya.
Aku langsung berjongkok dan memegang kedua pipinya sambil menghapus air matanya.
"meski pun kau menangis, aku akan tetap memintamu memberitahuku tentang apa yg orang tuaku katakan padamu." ucapku membuatnya seketika itu berhenti menangis.
"eo...tthaekkae...arraseoyo...?"
"kajja, kita pulang, dingin sekali di sini." ucapku lepas Tanganku dari pipinya dan langsung menggendongnya membuatnya terkejut.
"turunkan saya, saya bisa berjalan sendiri." ucapnya panik saat aku mulai berjalan.
"andwae. Aku tidak mau kau tertinggal lagi. Lagipula kau ringan, tidak seberat yg kukira."
"tapi berat badan saya naik, kyuhyun-sshi."
"keurom, itu wajar, kau kan sedang hamil. Dan sst, diamlah. Simpan suaramu untuk kau menjawab semua pertanyaanku."
Dia lalu diam dan melingkarkan tangannya di leherku.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.148
***
Sungmin tak berhenti memintaku untuk menurunkannya, meskipun kita sudah berada di dalam rumah.
Sungmin pergi ke kamar mandi dan langsung menutup pintu, diam di sana hingga 30 menit, saat aku menurunkannya.
Dia benar-benar tidak mau memberitahuku.
Sedangkan aku sendiri harus pergi saat siwon menelpon dan mengatakan bahwa klien kita sudah tiba dan menunggu kedatanganku untuk menandatangani kontrak.
Aku langsung pergi dari sana tanpa mengatakan apa pun, tanpa berpamitan padanya.
Aku harap saat aku pulang nanti kau akan mengatakannya.
***
Aku kembali ke rumah sekitar pukul 9 malam lebih.
"sungmin-ah, aku pulang. Kau--" ucapanku terhenti saat melihat sungmin muncul di hadapanku dengan sweater berwarna cream milikku yg menutupi tubuhnya hingga setengah paha.
Tapi yg membuatku terkejut adalah kakinya yg terlihat putih karena tak mengenakan celana.
Hal seperti ini sudah biasa kulihat darinya, tapi sekarang dia terlihat berbeda dengan kandungannya yg semakin membesar.
Sungmin berjalan mendekatiku dan membawakan tas kerjaku.
"sungmin-ah. Pabbeul mokgoseo?" tanyaku setelah mencium keningnya dan masuk ke dalam.
"saya menunggu anda pulang agas kita bisa makan bersama."
Aku lalu meletakan tanganku di atas kepalanya dan mengacak-acak rambutnya.
"aku masih menunggu penjelasanmu, lee sungmin." ucapku terdengar dingin.
***
Sungmin tak berhenti memintaku untuk menurunkannya, meskipun kita sudah berada di dalam rumah.
Sungmin pergi ke kamar mandi dan langsung menutup pintu, diam di sana hingga 30 menit, saat aku menurunkannya.
Dia benar-benar tidak mau memberitahuku.
Sedangkan aku sendiri harus pergi saat siwon menelpon dan mengatakan bahwa klien kita sudah tiba dan menunggu kedatanganku untuk menandatangani kontrak.
Aku langsung pergi dari sana tanpa mengatakan apa pun, tanpa berpamitan padanya.
Aku harap saat aku pulang nanti kau akan mengatakannya.
***
Aku kembali ke rumah sekitar pukul 9 malam lebih.
"sungmin-ah, aku pulang. Kau--" ucapanku terhenti saat melihat sungmin muncul di hadapanku dengan sweater berwarna cream milikku yg menutupi tubuhnya hingga setengah paha.
Tapi yg membuatku terkejut adalah kakinya yg terlihat putih karena tak mengenakan celana.
Hal seperti ini sudah biasa kulihat darinya, tapi sekarang dia terlihat berbeda dengan kandungannya yg semakin membesar.
Sungmin berjalan mendekatiku dan membawakan tas kerjaku.
"sungmin-ah. Pabbeul mokgoseo?" tanyaku setelah mencium keningnya dan masuk ke dalam.
"saya menunggu anda pulang agas kita bisa makan bersama."
Aku lalu meletakan tanganku di atas kepalanya dan mengacak-acak rambutnya.
"aku masih menunggu penjelasanmu, lee sungmin." ucapku terdengar dingin.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.149
***
Sungmin diam tak mengatakan apapun sampai dia tiba-tiba memelukku dari belakang saat aku tidur membelakanginya.
"wae-" ucapku hendak berbalik tapi dia menahanku lebih dulu.
"andwaeyo. Tetaplah seperti ini. Saya tidak berani melihat ekspresi wajah anda sekarang." ucapnya sambil mempererat pelukan tangannya di tubuhku dan menempelkan dahinya di punggungku.
Aku diam menantinya melanjutkan kata-katanya.
"apa anda benar-benar akan mendiamkan saya, jika saya tetap tidak mau berkata jujur?" tanyanya.
"ya." kujawab singkat.
Terdengar hembusan nafas hangat miliknya yg mengenai punggungku, dan saat itulah semua fakta yg ingin kuketahui terungkap.
Suaranya bergetar saat menceritakan semua itu padaku, begitu pula denganku yg geram oleh tingkah laku orang tuaku sendiri.
Sungmin diam sejenak setelah mengatakan semua itu, masih melingkarkan tangannya di tubuhku.
"kyuhyun-sshi?" panggilnya tapi aku tetap diam.
"tolong, jangan benci mereka karena apa yg mereka lakukan pada saya." ucapnya membuatku tertegun.
"dan..." ucapnya dengan suara yg semakin gemetar hendak menangis.
"tolong jangan benci saya juga karena tidak pernah mau jujur." ucapnya di tengah isakan tangisnya.
Aku langsung membalikan tubuhku saat lengannya melepas pelukannya.
"sungmin, sungmin, sungmin. Ssstt. Uljima. Sstt." ucapku memegang pipinya.
"t-tolong, j-jang-an marah dan mendiamkan s-saya seperti t-tadi siang. Ja-ngan benci saya, karena pernah meninggalkan anda. Saya mohon. Saya berjanji tidak akan merahasiakan apapun pada anda."
"nde, nde. Aku tidak akan mungkin membencimu. Dan aku tidak akan membenci orangtuaku seperti apa yg kau katakan, ok? Uljima."
Aku lalu memeluknya sambil mengusap rambutnya, hingga akhirnya dia tertidur.
***
Sungmin diam tak mengatakan apapun sampai dia tiba-tiba memelukku dari belakang saat aku tidur membelakanginya.
"wae-" ucapku hendak berbalik tapi dia menahanku lebih dulu.
"andwaeyo. Tetaplah seperti ini. Saya tidak berani melihat ekspresi wajah anda sekarang." ucapnya sambil mempererat pelukan tangannya di tubuhku dan menempelkan dahinya di punggungku.
Aku diam menantinya melanjutkan kata-katanya.
"apa anda benar-benar akan mendiamkan saya, jika saya tetap tidak mau berkata jujur?" tanyanya.
"ya." kujawab singkat.
Terdengar hembusan nafas hangat miliknya yg mengenai punggungku, dan saat itulah semua fakta yg ingin kuketahui terungkap.
Suaranya bergetar saat menceritakan semua itu padaku, begitu pula denganku yg geram oleh tingkah laku orang tuaku sendiri.
Sungmin diam sejenak setelah mengatakan semua itu, masih melingkarkan tangannya di tubuhku.
"kyuhyun-sshi?" panggilnya tapi aku tetap diam.
"tolong, jangan benci mereka karena apa yg mereka lakukan pada saya." ucapnya membuatku tertegun.
"dan..." ucapnya dengan suara yg semakin gemetar hendak menangis.
"tolong jangan benci saya juga karena tidak pernah mau jujur." ucapnya di tengah isakan tangisnya.
Aku langsung membalikan tubuhku saat lengannya melepas pelukannya.
"sungmin, sungmin, sungmin. Ssstt. Uljima. Sstt." ucapku memegang pipinya.
"t-tolong, j-jang-an marah dan mendiamkan s-saya seperti t-tadi siang. Ja-ngan benci saya, karena pernah meninggalkan anda. Saya mohon. Saya berjanji tidak akan merahasiakan apapun pada anda."
"nde, nde. Aku tidak akan mungkin membencimu. Dan aku tidak akan membenci orangtuaku seperti apa yg kau katakan, ok? Uljima."
Aku lalu memeluknya sambil mengusap rambutnya, hingga akhirnya dia tertidur.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.150
***
Sungmin masih tertidur dalam pelukanku saat aku terbangun.
Saat aku hendak melepas pelukanku, sungmin menggeliat menarik bajuku, mendekatkan wajahnya ke dadaku, membuatku mengurungkan niatku.
Kulihat jam di atas meja yg menunjukkan pukul 9 pagi.
Aku sudah terlambat masuk kuliah. Dan hari ini aku tidak perlu pergi ke kantor, karena kemarin adalah proyek akhir bulan januari.
Aku diam dengan mata terbuka, merasakan dinginnya udara pagi di musim dingin akhir januari ini.
Sungmin perlahan membuka mata dan berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan matanya dengan keadaan sekitar.
Sungmin lalu tersenyum saat melihatku masih tidur di sampingnya.
"hakyo anggayo?" tanya sungmin melepas tangannya dari bajuku dan mengambil posisi duduk.
Aku menggeleng sebagai jawabannya, dan mengubah posisi tidurku menjadi terlentang.
Sungmin lalu turun dari tempat tidur, membetulkan pakaiannya yg sedikit terangkat, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sedangkan aku diam sambil melihat langit-langit rumah yg putih dengan lampunya yg mati.
***
"kyuhyun-sshi?" ucap sungmin saat kami sedang menyantap sarapan.
"wae?" ucapku.
"hari ini anda libur kan?" tanya sungmin yg ku jawab dengan anggukan.
"maukah anda menemani saya membeli sesuatu?" pinta sungmin dengan nada ragu.
"kau ingin membeli apa?"
Sungmin diam sambil tersenyum malu padaku yg menatapnya menunggu jawaban.
"wae?" tanyaku lagi.
"anda akan tahu nanti." ucapnya lalu memasukkan nasi ke mulut menutup pembicaraan.
***
Sungmin masih tertidur dalam pelukanku saat aku terbangun.
Saat aku hendak melepas pelukanku, sungmin menggeliat menarik bajuku, mendekatkan wajahnya ke dadaku, membuatku mengurungkan niatku.
Kulihat jam di atas meja yg menunjukkan pukul 9 pagi.
Aku sudah terlambat masuk kuliah. Dan hari ini aku tidak perlu pergi ke kantor, karena kemarin adalah proyek akhir bulan januari.
Aku diam dengan mata terbuka, merasakan dinginnya udara pagi di musim dingin akhir januari ini.
Sungmin perlahan membuka mata dan berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan matanya dengan keadaan sekitar.
Sungmin lalu tersenyum saat melihatku masih tidur di sampingnya.
"hakyo anggayo?" tanya sungmin melepas tangannya dari bajuku dan mengambil posisi duduk.
Aku menggeleng sebagai jawabannya, dan mengubah posisi tidurku menjadi terlentang.
Sungmin lalu turun dari tempat tidur, membetulkan pakaiannya yg sedikit terangkat, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sedangkan aku diam sambil melihat langit-langit rumah yg putih dengan lampunya yg mati.
***
"kyuhyun-sshi?" ucap sungmin saat kami sedang menyantap sarapan.
"wae?" ucapku.
"hari ini anda libur kan?" tanya sungmin yg ku jawab dengan anggukan.
"maukah anda menemani saya membeli sesuatu?" pinta sungmin dengan nada ragu.
"kau ingin membeli apa?"
Sungmin diam sambil tersenyum malu padaku yg menatapnya menunggu jawaban.
"wae?" tanyaku lagi.
"anda akan tahu nanti." ucapnya lalu memasukkan nasi ke mulut menutup pembicaraan.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.151
***
"seharusnya kau memberitahuku jika kau hendak membeli pakaian hamil. Aku akan membawamu ke toko yg biasa keluargaku kunjungi untuk membeli pakaian." ucapku tak henti mengomel, saat dia memintaku mengantarnya ke supermarket.
"andwaemidayo. Saya tidak punya cukup uang untuk menggantinya." balasnya membuatku sedikit kesal mendengarnya.
"untuk apa mengganti uangku. Uang milikku berarti milikmu juga. Aku bekerja untukmu, bukan untuk orang lain." ucapku.
"anieyo, kyuhyun-sshi. Anda bekerja bukan untuk saya, tapi untuk anda sendiri, untuk bayi ini. Jangan karena saya hamil, saya bisa meminta apa saja pada anda. Memperbolehkan saya tinggal dan memberi saya makan sudah lebih dari cukup bagi saya."
"kenapa kau selalu menganggapku sebagai orang lain? Sungmin-ah, tidak bisakah kau berhenti menganggapku sama dengan siwon dan zhoumi? Aku malah merasa aku lebih rendah dari mereka." ucapku kesal melampiaskan semua isi hatiku padanya.
"saya tidak ber-" ucapnya tapi langsung kupotong.
"kau pikir untuk apa aku melakukan semua ini?" ucapku dengan nada lebih tinggi.
"j-jwesonghamni-"
"berhenti meminta maaf, aku muak mendengarnya." ucapku.
Sungmin diam tak berkutit, akibat sentakanku.
"cepatlah, aku ingin pulang."
Aku berjalan menuju pintu keluar supermarket.
***
"lee sungmin?"
Sungmin menoleh saat namanya dipanggil.
"seohyun-sshi?" ucap sungmin saat dia mengenali yeoja yg memanggilnya.
"aku melihatmu dari kejauhan dengan seseorang. Orang itu kyuhyun kan?" ucapnya yg dijawab sungmin dengan anggukan.
"kenapa kalian bersama? Bukankah seharusnya kau tidak berada dengannya." ucap seohyun heran.
Seohyun melihat sungmin dari atas hingga bawah dan kembali ke atas lagi.
"ya! Kau hamil?" ucap seohyun dengan nada tinggi yg memekakan telinga.
"jangan bilang kalau bayi itu adalah bayi kyuhyun? Mwoya ige? Apa kau lupa janji kita? Kau berjanji padaku tidak akan mendekati kyuhyun selamanya." ucap seohyun dengan sangat marah, sambil mendorong bahu sungmin.
***
"seharusnya kau memberitahuku jika kau hendak membeli pakaian hamil. Aku akan membawamu ke toko yg biasa keluargaku kunjungi untuk membeli pakaian." ucapku tak henti mengomel, saat dia memintaku mengantarnya ke supermarket.
"andwaemidayo. Saya tidak punya cukup uang untuk menggantinya." balasnya membuatku sedikit kesal mendengarnya.
"untuk apa mengganti uangku. Uang milikku berarti milikmu juga. Aku bekerja untukmu, bukan untuk orang lain." ucapku.
"anieyo, kyuhyun-sshi. Anda bekerja bukan untuk saya, tapi untuk anda sendiri, untuk bayi ini. Jangan karena saya hamil, saya bisa meminta apa saja pada anda. Memperbolehkan saya tinggal dan memberi saya makan sudah lebih dari cukup bagi saya."
"kenapa kau selalu menganggapku sebagai orang lain? Sungmin-ah, tidak bisakah kau berhenti menganggapku sama dengan siwon dan zhoumi? Aku malah merasa aku lebih rendah dari mereka." ucapku kesal melampiaskan semua isi hatiku padanya.
"saya tidak ber-" ucapnya tapi langsung kupotong.
"kau pikir untuk apa aku melakukan semua ini?" ucapku dengan nada lebih tinggi.
"j-jwesonghamni-"
"berhenti meminta maaf, aku muak mendengarnya." ucapku.
Sungmin diam tak berkutit, akibat sentakanku.
"cepatlah, aku ingin pulang."
Aku berjalan menuju pintu keluar supermarket.
***
"lee sungmin?"
Sungmin menoleh saat namanya dipanggil.
"seohyun-sshi?" ucap sungmin saat dia mengenali yeoja yg memanggilnya.
"aku melihatmu dari kejauhan dengan seseorang. Orang itu kyuhyun kan?" ucapnya yg dijawab sungmin dengan anggukan.
"kenapa kalian bersama? Bukankah seharusnya kau tidak berada dengannya." ucap seohyun heran.
Seohyun melihat sungmin dari atas hingga bawah dan kembali ke atas lagi.
"ya! Kau hamil?" ucap seohyun dengan nada tinggi yg memekakan telinga.
"jangan bilang kalau bayi itu adalah bayi kyuhyun? Mwoya ige? Apa kau lupa janji kita? Kau berjanji padaku tidak akan mendekati kyuhyun selamanya." ucap seohyun dengan sangat marah, sambil mendorong bahu sungmin.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.152
***
"kau bilang kau akan memendam semua perasaanmu pada kyuhyun. Dan tidak akan pernah mendekati kyuhyun apapun yg terjadi." ucap seohyun semakin menyudutkan sungmin.
Sungmin tidak bisa melawan karena tak mau melawannya, mengingat dia sendiri namja.
Seohyun melangkah ke depan sungmin lebih dekat.
"dengar, lee sungmin. Jika kau masih bersama dengan kyuhyun, aku akan memberimu pelajaran sesuai perjanjian kita dulu." ancam seohyun.
Setelah itu, dia pergi begitu saja meninggalkan sungmin.
***
Tanpa sungmin sadari, aku yg tadi meninggalkannya, telah kembali dan mendengar semua yg terjadi barusan.
Aku lalu berjalan mendekatinya, yg berdiri membelakangiku.
"sungmin-ah?" panggilku dengan nada pelan, menyesal karena telah meninggalkannya tadi.
Sungmin berbalik seketika itu dan tersenyum padaku.
"ah, kyuhyun-sshi. Jwesonghamnida, anda pasti menunggu lama, hingga membuat anda kembali lagi." ucap sungmin dengan suara serak.
"ani. Aku--"
Sungmin dengan cepat mengembalikan pakaian yg sedari tadi dia pegang.
"kajjajuseyo, kyuhyun-sshi. Anda ingin pulang kan? Lain kali saja, saya kembali lagi kemari sendiri." ucap sungmin menarik tanganku untuk segera pergi.
Tapi aku dengan cepat menahan sungmin.
"pilihlah pakaian yg ingin kau beli!" ucapku sambil mengambil kembali pakaian yg tadi dia pegang.
"kau ingin ini, kan? Yg mana lagi yg kau mau?" ucapku.
"kajjajuseyo, kyuhyun-sshi." ucap sungmin menarik tanganku dengan kedua tangannya.
"tolong, jangan paksakan diri anda jika memang tidak mau. Anda bilang ingin Pulang kan? Kajjajuseyo." ucapnya panik.
Tapi aku tetap berdiri di tempat, tak sedikitpun tertarik olehnya yg terus mengajakku pulang.
Sungmin berhenti menarikku, melihatku dengan tatapan yg tak dapat ku artikan.
"apa kau berniat untuk meninggalkanku lagi?"
Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutku. Tak mengerti kenapa situasinya berubah menjadi seperti ini.
***
"kau bilang kau akan memendam semua perasaanmu pada kyuhyun. Dan tidak akan pernah mendekati kyuhyun apapun yg terjadi." ucap seohyun semakin menyudutkan sungmin.
Sungmin tidak bisa melawan karena tak mau melawannya, mengingat dia sendiri namja.
Seohyun melangkah ke depan sungmin lebih dekat.
"dengar, lee sungmin. Jika kau masih bersama dengan kyuhyun, aku akan memberimu pelajaran sesuai perjanjian kita dulu." ancam seohyun.
Setelah itu, dia pergi begitu saja meninggalkan sungmin.
***
Tanpa sungmin sadari, aku yg tadi meninggalkannya, telah kembali dan mendengar semua yg terjadi barusan.
Aku lalu berjalan mendekatinya, yg berdiri membelakangiku.
"sungmin-ah?" panggilku dengan nada pelan, menyesal karena telah meninggalkannya tadi.
Sungmin berbalik seketika itu dan tersenyum padaku.
"ah, kyuhyun-sshi. Jwesonghamnida, anda pasti menunggu lama, hingga membuat anda kembali lagi." ucap sungmin dengan suara serak.
"ani. Aku--"
Sungmin dengan cepat mengembalikan pakaian yg sedari tadi dia pegang.
"kajjajuseyo, kyuhyun-sshi. Anda ingin pulang kan? Lain kali saja, saya kembali lagi kemari sendiri." ucap sungmin menarik tanganku untuk segera pergi.
Tapi aku dengan cepat menahan sungmin.
"pilihlah pakaian yg ingin kau beli!" ucapku sambil mengambil kembali pakaian yg tadi dia pegang.
"kau ingin ini, kan? Yg mana lagi yg kau mau?" ucapku.
"kajjajuseyo, kyuhyun-sshi." ucap sungmin menarik tanganku dengan kedua tangannya.
"tolong, jangan paksakan diri anda jika memang tidak mau. Anda bilang ingin Pulang kan? Kajjajuseyo." ucapnya panik.
Tapi aku tetap berdiri di tempat, tak sedikitpun tertarik olehnya yg terus mengajakku pulang.
Sungmin berhenti menarikku, melihatku dengan tatapan yg tak dapat ku artikan.
"apa kau berniat untuk meninggalkanku lagi?"
Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutku. Tak mengerti kenapa situasinya berubah menjadi seperti ini.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.153
***
"nde? Apa maksud anda?" ucap Sungmin berkedip berkali-kali, tak percaya dengan yg kukatakan barusan.
"k-kenapa anda tiba-tiba berkata seperti itu? K-kajjajuseyo, kita pulang saja." ucapnya kembali menarik tanganku.
"sungmin-ah, jawab dulu pertanyaanku? Apa kau akan meninggalkanku lagi?" pintaku.
"te-tentu saja tidak. A-pa pun y-yang terjadi, saya tidak akan meninggalkan anda lagi." ucapnya.
Tanpa dia sadari, air mata yg sedari tadi dia tahan, mengalir membasahi pipinya.
"s-saya tidak mau pergi jauh dari a-anda untuk kedua k-kalinya. Saya--"
Suaranya mulai tertahan oleh isakan tangisnya yg mulai muncul, tapi sungmin dengan cepat menghapus air matanya dan berusaha untuk tidak terisak lagi.
"j-jwesonghamnida." ucapnya terus menghapus air mata yg tak henti mengalir, mengambil pakaian yg ada di tanganku dan meletakannya di tempatnya.
Sungmin melihat sekeliling, pada mereka yg sedari tadi melihatku dan sungmin.
"sung-"
"jwesonghamnida, kyuhyun-sshi. Seharusnya saya tidak meminta anda untuk menemani saya kemari." potong sungmin sebelum aku sempat mengucapkan maaf lebih dulu.
Kali ini aku menyerah membiarkannya, menarik tangan dan berjalan di belakangnya.
Aku tidak tahu kalimat apa yg harus kukatakan saat ini.
Suaraku tak bisa keluar dari tenggorokan, mulutku bungkam tak mampu terbuka, otakku yg sulit merangkai sebuah kalimat yg sangat mudah.
'mianhae... karena sudah menyakitimu sedalam ini.'
***
"nde? Apa maksud anda?" ucap Sungmin berkedip berkali-kali, tak percaya dengan yg kukatakan barusan.
"k-kenapa anda tiba-tiba berkata seperti itu? K-kajjajuseyo, kita pulang saja." ucapnya kembali menarik tanganku.
"sungmin-ah, jawab dulu pertanyaanku? Apa kau akan meninggalkanku lagi?" pintaku.
"te-tentu saja tidak. A-pa pun y-yang terjadi, saya tidak akan meninggalkan anda lagi." ucapnya.
Tanpa dia sadari, air mata yg sedari tadi dia tahan, mengalir membasahi pipinya.
"s-saya tidak mau pergi jauh dari a-anda untuk kedua k-kalinya. Saya--"
Suaranya mulai tertahan oleh isakan tangisnya yg mulai muncul, tapi sungmin dengan cepat menghapus air matanya dan berusaha untuk tidak terisak lagi.
"j-jwesonghamnida." ucapnya terus menghapus air mata yg tak henti mengalir, mengambil pakaian yg ada di tanganku dan meletakannya di tempatnya.
Sungmin melihat sekeliling, pada mereka yg sedari tadi melihatku dan sungmin.
"sung-"
"jwesonghamnida, kyuhyun-sshi. Seharusnya saya tidak meminta anda untuk menemani saya kemari." potong sungmin sebelum aku sempat mengucapkan maaf lebih dulu.
Kali ini aku menyerah membiarkannya, menarik tangan dan berjalan di belakangnya.
Aku tidak tahu kalimat apa yg harus kukatakan saat ini.
Suaraku tak bisa keluar dari tenggorokan, mulutku bungkam tak mampu terbuka, otakku yg sulit merangkai sebuah kalimat yg sangat mudah.
'mianhae... karena sudah menyakitimu sedalam ini.'
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.154
***
Kami sudah berada di dalam mobil, tapi aku tidak berniat untuk menyalakan mesin mobilku dan pergi dari tempat ini.
"aku mendengar percakapanmu dengan yeoja, yg kau sebut dengan seohyun. Siapa dia?" tanyaku.
"dia adalah yeoja yg selalu mengirimi anda surat cinta. Anda ingat saat saya tidak sengaja membaca surat cinta seseorang." ucapnya membuatku ingat saat kita mulai pacaran.
"dialah pemilik surat itu."
"bagaimana bisa ada perjanjian seperti itu?"
"semua itu terjadi, 1 minggu sebelum kita berpacaran. Seohyun-sshi tahu jika saya menyukai anda sejak pertama masuk SM Highschool dan tahu latar belakang keluarga saya." ucapnya mulai bercerita.
Sungmin melihat ke arahku.
"anda pasti tahu, orang tua saya diasingkan ke luar seoul sejak eomma saya tengah mengandung saya 3 bulan." ucapnya yg memang kuketahui sejak awal, sebelum dia masuk SM Highschool, sejak aku pertama bertemu dengannya.
Dia kembali menatap tangannya yg sedang mengelus perutnya.
"seohyun-sshi menginginkan saya untuk menjauh dari anda. Karena jika tidak, orang tua saya akan diasingkan di luar kota seoul dan tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan siapapun..." ucapnya lalu diam sejenak dan kembali menatapku.
Tatapan kebimbangan yg muncul saat dia diharuskan untuk memilih 2 hal yg tidak mungkin bisa dia pilih satupun.
Air matanya kembali turun membasahi pipinya saat dia hendak melanjutkan ceritanya.
Sungmin menarik nafas dalam, berusaha untuk tidak menangis.
Kini aku tahu kenapa dia meninggalkanku, kenapa dia tidak pernah mau menceritakan masalahnya padaku atau siapa pun.
Dia hanya tidak ingin melukai orang-orang yg dia sayangi, dengan menanggung semuanya sendiri.
Kenapa di saat seperti aku merasa sangat tak berguna?
Kenapa di saat dia sedang berjuang untuk mempertahankan semuanya, yg kulakukan hanya diam tanpa bisa membantunya, diam membisu tanpa bisa merangkul tubuhnya yg rapuh.
***
Kami sudah berada di dalam mobil, tapi aku tidak berniat untuk menyalakan mesin mobilku dan pergi dari tempat ini.
"aku mendengar percakapanmu dengan yeoja, yg kau sebut dengan seohyun. Siapa dia?" tanyaku.
"dia adalah yeoja yg selalu mengirimi anda surat cinta. Anda ingat saat saya tidak sengaja membaca surat cinta seseorang." ucapnya membuatku ingat saat kita mulai pacaran.
"dialah pemilik surat itu."
"bagaimana bisa ada perjanjian seperti itu?"
"semua itu terjadi, 1 minggu sebelum kita berpacaran. Seohyun-sshi tahu jika saya menyukai anda sejak pertama masuk SM Highschool dan tahu latar belakang keluarga saya." ucapnya mulai bercerita.
Sungmin melihat ke arahku.
"anda pasti tahu, orang tua saya diasingkan ke luar seoul sejak eomma saya tengah mengandung saya 3 bulan." ucapnya yg memang kuketahui sejak awal, sebelum dia masuk SM Highschool, sejak aku pertama bertemu dengannya.
Dia kembali menatap tangannya yg sedang mengelus perutnya.
"seohyun-sshi menginginkan saya untuk menjauh dari anda. Karena jika tidak, orang tua saya akan diasingkan di luar kota seoul dan tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan siapapun..." ucapnya lalu diam sejenak dan kembali menatapku.
Tatapan kebimbangan yg muncul saat dia diharuskan untuk memilih 2 hal yg tidak mungkin bisa dia pilih satupun.
Air matanya kembali turun membasahi pipinya saat dia hendak melanjutkan ceritanya.
Sungmin menarik nafas dalam, berusaha untuk tidak menangis.
Kini aku tahu kenapa dia meninggalkanku, kenapa dia tidak pernah mau menceritakan masalahnya padaku atau siapa pun.
Dia hanya tidak ingin melukai orang-orang yg dia sayangi, dengan menanggung semuanya sendiri.
Kenapa di saat seperti aku merasa sangat tak berguna?
Kenapa di saat dia sedang berjuang untuk mempertahankan semuanya, yg kulakukan hanya diam tanpa bisa membantunya, diam membisu tanpa bisa merangkul tubuhnya yg rapuh.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.155
***
Sudah satu minggu sejak kejadian di supermarket waktu itu.
Sejak kejadian itu, sungmin banyak berubah.
Merkipun dia bersikap seakan tidak terjadi apa-apa, bahkan membuatkan kue ulang tahun untukku. Tapi semuanya tidak seperti dulu lagi.
Dia lebih pendiam sekarang, lebih melamun.
Dan memaksakan diri untuk tersenyum padaku.
Pakaian hamil pun belum sempat kami beli, karena kejadian hal itu.
***
"eodigaseyo, kyuhyun-sshi?" tanya sungmin yg baru saja keluar kamar dan melihat kyuhyun yg berpakaian rapi dengan dandanan casual.
"aku hasus menemui seseorang." jawab kyuhyun singkat.
"nugundeyo? Siwon-sunbaenim?"
"ani. Hanya seseorang." ucapnya sambil memakai jaketnya.
"hmm." gumam sungmin sambil mengangguk dan berjalan mendekati kyuhyun.
"pabeul mokgoseoyo?" tanya sungmin sambil membantu membetulkan pakaian kyuhyun.
"aku tidak terlalu lapar. Nanti saja saat aku pulang baru makan. Naega kanda."
"nde. Kalau begitu berhati-hatilah di jalan." ucap sungmin saat kyuhyun mengecup keningnya dan pergi meninggalkan sungmin.
Setelah mendengar suara pintu terbuka lalu tertutup lagi, terdengar suara handphone milik sungmin yg terdengar dari kamar.
Sungmin lalu kembali masuk ke kamarnya untuk mengambil handphonenya yg masih terus berbunyi.
"yeobseyo?" ucap sungmin mengangkat telponnya.
"ini aku. Datanglah ke cafe CHOISÉ, ada yg ingin aku bicarakan denganmu." ucap seseorang di sebrang telpon.
Suara yeoja yg menelponnya tampak begitu familiar di telinga sungmin, yg terkejut mendengarnya.
"ini masalah Kyuhyun, jadi sebaiknya kau datang." lanjutnya, lalu telpon langsung terputus seketika itu.
Sungmin tertegun saat mendengar nama kyuhyun oleh yeoja yg baru saja menelponnya.
Sungmin bergegas ke kamar mandi setelah itu.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.156
***
Sungmin tak bisa mempercayai apa yg sedang dia liat saat ini dari kejauhan.
Tubuhnya seakan dibuat membeku oleh apa yg tengah dia liat.
Tubuhnya bergetar hebat karena rasa terkejut yg dia rasakan.
Orang yg dia sayangi tengah melakukan hal di luar perkiraannya.
'kenapa?...kenapa semua ini harus terjadi?' ucapnya dalam hati yg tak bisa dia ucapkan dengan bibirnya yg terkatup.
Tangan itu tengah melingkar di pinggang orang lain bukan dirinya, menyentuh sela-sela rambut orang lain bukan dirinya.
Bibir itu menyentuh bibir orang lain bukan bibirnya, tersenyun pada orang lain bukan padannya.
Semua terjadi begitu cepat di depan matanya.
Hal yg paling tidak dia inginkan, hal yg selalu menjadi mimpi buruk dalam hidupnya.
Kyuhyun, namja yg tengah mencium seorang yeoja yg dia kenal.
Seohyun, yeoja yg tengah dicium oleh kyuhyun.
***
Aku membalikkan badan setelah tubuhku yg terasa membeku, perlahan bisa kugerakkan.
Aku berjalan dengan langkah pelan, terus berjalan tanpa tahu ke arah mana kaki melangkah.
Yg kuinginkan hanya menjauh dari tempat ini, menjauh jadi situasi ini, menjauh dari dari kenyataan ini.
Tak ada sedikitpun air mata yg mengalir atau pun menggenang di mataku.
Semua ini membuat perasaanku campur aduk, menimbulkan banyak pertanyaan yg bermunculan di otak. Tak bisa mempercayai atas apa yg telah kulihat dengan mata kepalaku sendiri.
Kenapa semua ini harus terjadi di saat aku tak bisa berbuat apa-apa?
***
Sungmin tak bisa mempercayai apa yg sedang dia liat saat ini dari kejauhan.
Tubuhnya seakan dibuat membeku oleh apa yg tengah dia liat.
Tubuhnya bergetar hebat karena rasa terkejut yg dia rasakan.
Orang yg dia sayangi tengah melakukan hal di luar perkiraannya.
'kenapa?...kenapa semua ini harus terjadi?' ucapnya dalam hati yg tak bisa dia ucapkan dengan bibirnya yg terkatup.
Tangan itu tengah melingkar di pinggang orang lain bukan dirinya, menyentuh sela-sela rambut orang lain bukan dirinya.
Bibir itu menyentuh bibir orang lain bukan bibirnya, tersenyun pada orang lain bukan padannya.
Semua terjadi begitu cepat di depan matanya.
Hal yg paling tidak dia inginkan, hal yg selalu menjadi mimpi buruk dalam hidupnya.
Kyuhyun, namja yg tengah mencium seorang yeoja yg dia kenal.
Seohyun, yeoja yg tengah dicium oleh kyuhyun.
***
Aku membalikkan badan setelah tubuhku yg terasa membeku, perlahan bisa kugerakkan.
Aku berjalan dengan langkah pelan, terus berjalan tanpa tahu ke arah mana kaki melangkah.
Yg kuinginkan hanya menjauh dari tempat ini, menjauh jadi situasi ini, menjauh dari dari kenyataan ini.
Tak ada sedikitpun air mata yg mengalir atau pun menggenang di mataku.
Semua ini membuat perasaanku campur aduk, menimbulkan banyak pertanyaan yg bermunculan di otak. Tak bisa mempercayai atas apa yg telah kulihat dengan mata kepalaku sendiri.
Kenapa semua ini harus terjadi di saat aku tak bisa berbuat apa-apa?
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.157
***
"sungmin-ah, aku pulang." ucap kyuhyun sambil membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam rumah.
"sungmin-ah? Neo eodiseo?" ucap kyuhyun melihat sekeliling rumah.
"seolma??" ucap kyuhyun panik dan mulai berlari ke arah kamar, membuka lemari pakaian.
"isseo."
Kyuhyun menghela nafas, merasa lega saat melihat beberapa pakaian sungmin yg ada di lemarinya.
Kyuhyun mengeluarkan handphonenya, menekan no 1 yg langsung tersambung dengan nomor sungmin.
"telepon yg anda hubungi sedang tidak aktif atau di luar jangkauan, silahkan hubungi beberapa saat lagi."
Suara seorang yeoja yg biasa muncul di saat pemilik telpon yg di tuju sedang tak dapat di hubungi.
Kyuhyun mencobanya sebanyak 5 kali, dan hasilnya nihil.
Kyuhyun lalu menelpon henry untuk menanyakan keberadaan sungmin.
"mworago? Apa yg kau lakukan seharian ini sampai tidak tahu di mana sungmin berada?" bentak henry saat mendengar sungmin tidak ada.
"aku hanya keluar sebentar untuk menemui seorang." bela kyuhyun.
"nugu? Yeojaya? ... Jangan-jangan dia tahu kau bertemu dengan seorang yeoja, lalu pergi karena tak berani melihat wajahmu." celetuk henry, membuat kyuhyun sedikit tersentak mendengarnya.
"tenanglah, dia pasti sedang ingin jalan-jalan sendiri." ucap henry saat kyuhyun diam saja.
"tapi jika terjadi sesuatu padanya, kau harus terima akibatnya. Keuno." lanjut henry lalu dengan cepat menutup telponnya.
"seolma??" gumam kyuhyun mengingat ucapan henry barusan.
Kyuhyun lalu duduk di sofa yg ada di ruang tengah.
Menunggu kedatangan sungmin, dengan ditemani suara detak jarum jam yg terdengar begitu keras di tengah keheningan ruangan itu.
Dia lalu menyandarkan tubuhnya, menghela nafas saat menyadari sesuatu.
"inikah yg selalu kau rasakan setiap menungguku pulang? Rasa sepi dan takut yg muncul seiring dengan waktu yg terus berjalan..."
***
"sungmin-ah, aku pulang." ucap kyuhyun sambil membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam rumah.
"sungmin-ah? Neo eodiseo?" ucap kyuhyun melihat sekeliling rumah.
"seolma??" ucap kyuhyun panik dan mulai berlari ke arah kamar, membuka lemari pakaian.
"isseo."
Kyuhyun menghela nafas, merasa lega saat melihat beberapa pakaian sungmin yg ada di lemarinya.
Kyuhyun mengeluarkan handphonenya, menekan no 1 yg langsung tersambung dengan nomor sungmin.
"telepon yg anda hubungi sedang tidak aktif atau di luar jangkauan, silahkan hubungi beberapa saat lagi."
Suara seorang yeoja yg biasa muncul di saat pemilik telpon yg di tuju sedang tak dapat di hubungi.
Kyuhyun mencobanya sebanyak 5 kali, dan hasilnya nihil.
Kyuhyun lalu menelpon henry untuk menanyakan keberadaan sungmin.
"mworago? Apa yg kau lakukan seharian ini sampai tidak tahu di mana sungmin berada?" bentak henry saat mendengar sungmin tidak ada.
"aku hanya keluar sebentar untuk menemui seorang." bela kyuhyun.
"nugu? Yeojaya? ... Jangan-jangan dia tahu kau bertemu dengan seorang yeoja, lalu pergi karena tak berani melihat wajahmu." celetuk henry, membuat kyuhyun sedikit tersentak mendengarnya.
"tenanglah, dia pasti sedang ingin jalan-jalan sendiri." ucap henry saat kyuhyun diam saja.
"tapi jika terjadi sesuatu padanya, kau harus terima akibatnya. Keuno." lanjut henry lalu dengan cepat menutup telponnya.
"seolma??" gumam kyuhyun mengingat ucapan henry barusan.
Kyuhyun lalu duduk di sofa yg ada di ruang tengah.
Menunggu kedatangan sungmin, dengan ditemani suara detak jarum jam yg terdengar begitu keras di tengah keheningan ruangan itu.
Dia lalu menyandarkan tubuhnya, menghela nafas saat menyadari sesuatu.
"inikah yg selalu kau rasakan setiap menungguku pulang? Rasa sepi dan takut yg muncul seiring dengan waktu yg terus berjalan..."
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.158
***
Namja manis itu tengah duduk di kursi panjang tempat pemberhentian bus, yg menghadap ke arah pantai.
Sudah berjam-jam namja itu duduk, memandang lurus ke depan ke arah laut lepas yg ada di depan, tak sedikitpun menyadari puluhan bus yg sudah berhenti dan terlewat sejak dia sampai di sana.
Matahari yg tadinya terus menyinari hari itu, kini perlahan meninggalkan singgasananya.
Matahari terbenam, di sertai latar langit berwarna oranye, yg di pantulkan oleh lautan luas yg terlihat begitu selaras, terasa begitu menenangkan hingga hatinya yg sedari tadi gundah mulai tenang. Tapi...
Air mata itu mengalir, membasahi pipinya yg dingin tertepa angin sore itu.
Apa yg harus dia lakukan sekarang?
Tak sedikitpun tersirat di benaknya untuk melepas dan menyerahkan semua yg dia miliki.
Tak sedikitpun berpikir bahwa dia harus melakukan hal yg paling tak dia inginkan untuk yg kedua kalinya.
***
Sungmin berjalan pelan ke arah rumahnya, merasa enggan melangkah yg mengharuskannya bertemu dengan yg tak ingin dia temui saat ini.
Sungmin sudah berdiri di depan rumah itu, di depan pintu bercat putih, pintu rumah tempat tinggalnya saat ini.
Dia lalu menarik nafas dalam, mempersiapkan diri untuk apapun yg terjadi.
Sungmin lalu membuka pintu dengan perlahan, berusaha agar tidak membangunkan orang yg ada di dalam rumah.
"saya pulang." ucapnya dengan suara pelan, sambil menutup pintu.
Saat dia berbalik, dia dikejutkan oleh seorang namja yg tengah berdiri dengan tangan melipat di atas dada dan alis berkerut.
***
Namja manis itu tengah duduk di kursi panjang tempat pemberhentian bus, yg menghadap ke arah pantai.
Sudah berjam-jam namja itu duduk, memandang lurus ke depan ke arah laut lepas yg ada di depan, tak sedikitpun menyadari puluhan bus yg sudah berhenti dan terlewat sejak dia sampai di sana.
Matahari yg tadinya terus menyinari hari itu, kini perlahan meninggalkan singgasananya.
Matahari terbenam, di sertai latar langit berwarna oranye, yg di pantulkan oleh lautan luas yg terlihat begitu selaras, terasa begitu menenangkan hingga hatinya yg sedari tadi gundah mulai tenang. Tapi...
Air mata itu mengalir, membasahi pipinya yg dingin tertepa angin sore itu.
Apa yg harus dia lakukan sekarang?
Tak sedikitpun tersirat di benaknya untuk melepas dan menyerahkan semua yg dia miliki.
Tak sedikitpun berpikir bahwa dia harus melakukan hal yg paling tak dia inginkan untuk yg kedua kalinya.
***
Sungmin berjalan pelan ke arah rumahnya, merasa enggan melangkah yg mengharuskannya bertemu dengan yg tak ingin dia temui saat ini.
Sungmin sudah berdiri di depan rumah itu, di depan pintu bercat putih, pintu rumah tempat tinggalnya saat ini.
Dia lalu menarik nafas dalam, mempersiapkan diri untuk apapun yg terjadi.
Sungmin lalu membuka pintu dengan perlahan, berusaha agar tidak membangunkan orang yg ada di dalam rumah.
"saya pulang." ucapnya dengan suara pelan, sambil menutup pintu.
Saat dia berbalik, dia dikejutkan oleh seorang namja yg tengah berdiri dengan tangan melipat di atas dada dan alis berkerut.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.159
***
"lee sungmin?" ucap kyuhyun saat sungmin berbalik badan setelah menutup pintu.
"apa kau tahu jam berapa sekarang?" tanya kyuhyun mulai mengintrogasi sungmin.
"pukul 10 malam lebih." jawabnya sambil melihat jam tangan.
"lalu kemana saja kau seharian ini?"
"jweseonghamnida. Saya hanya pergi ke pantai untuk melihat sunset dan--"
"dan kau pergi sendirian?" ucap kyuhyun tak percaya.
"nde. Jwesonghamnida. Saya tidak bermaksud membuat anda khawatir."
"kenapa kau tidak memberitahuku terlebih dahulu? Jika kau ingin pergi jauh, seharusnya kau memintaku untuk menemanimu. Bukannya pergi sendiri tanpa bisa kuhubungi." bentak kyuhyun.
"j-jweseonghamnidayo, kyuhyun-sshi. Saya tidak akan melakukannya lagi. J-jeong-m-mal, jwe-" ucap sungmin panik karena kyuhyun membentaknya dengan nada yg cukup tinggi.
Sungmin mulai menangis dengan histeris.
"s-saya mohon j-jangan marah. Anda menakutkan jika anda marah... Saya berjanji...tidak a-akan melakukannya lagi. S-saya...saya..."
"sudahlah, sekarang mandilah. Tubuhmu sangat dingin." ucap kyuhyun menyentuh kedua pipi sungmin yg memang dingin.
Sungmin memegang tangan kyuhyun yg sedang memegang pipinya.
"nde."
"pabeul mokgoseo?" tanya kyuhyun dengan nada yg sudah mereda, yg dijawab dengan anggukan pelan.
"kalau begitu makanlah setelah kau selesai mandi, akan ku buatkan kau sesuatu." ucap kyuhyun melepas tangannya dari pipi sungmin dan hendak berjalan masuk.
Tapi sungmin menahan kyuhyun dengan menarik pakaian kyuhyun.
"wae?" ucap kyuhyun sambil berbalik.
Sungmin langsung memeluk tubuh kyuhyun dan membenamkan wajahnya ke dada kyuhyun.
Kyuhyun dapat merasakan pakaiannya yg mulai basah oleh air mata sungmin, sungmin pun tak hentinya mengucapkan kata maaf bahkan hingga suaranya parau.
***
"lee sungmin?" ucap kyuhyun saat sungmin berbalik badan setelah menutup pintu.
"apa kau tahu jam berapa sekarang?" tanya kyuhyun mulai mengintrogasi sungmin.
"pukul 10 malam lebih." jawabnya sambil melihat jam tangan.
"lalu kemana saja kau seharian ini?"
"jweseonghamnida. Saya hanya pergi ke pantai untuk melihat sunset dan--"
"dan kau pergi sendirian?" ucap kyuhyun tak percaya.
"nde. Jwesonghamnida. Saya tidak bermaksud membuat anda khawatir."
"kenapa kau tidak memberitahuku terlebih dahulu? Jika kau ingin pergi jauh, seharusnya kau memintaku untuk menemanimu. Bukannya pergi sendiri tanpa bisa kuhubungi." bentak kyuhyun.
"j-jweseonghamnidayo, kyuhyun-sshi. Saya tidak akan melakukannya lagi. J-jeong-m-mal, jwe-" ucap sungmin panik karena kyuhyun membentaknya dengan nada yg cukup tinggi.
Sungmin mulai menangis dengan histeris.
"s-saya mohon j-jangan marah. Anda menakutkan jika anda marah... Saya berjanji...tidak a-akan melakukannya lagi. S-saya...saya..."
"sudahlah, sekarang mandilah. Tubuhmu sangat dingin." ucap kyuhyun menyentuh kedua pipi sungmin yg memang dingin.
Sungmin memegang tangan kyuhyun yg sedang memegang pipinya.
"nde."
"pabeul mokgoseo?" tanya kyuhyun dengan nada yg sudah mereda, yg dijawab dengan anggukan pelan.
"kalau begitu makanlah setelah kau selesai mandi, akan ku buatkan kau sesuatu." ucap kyuhyun melepas tangannya dari pipi sungmin dan hendak berjalan masuk.
Tapi sungmin menahan kyuhyun dengan menarik pakaian kyuhyun.
"wae?" ucap kyuhyun sambil berbalik.
Sungmin langsung memeluk tubuh kyuhyun dan membenamkan wajahnya ke dada kyuhyun.
Kyuhyun dapat merasakan pakaiannya yg mulai basah oleh air mata sungmin, sungmin pun tak hentinya mengucapkan kata maaf bahkan hingga suaranya parau.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.160
***
Dia langsung tertidur dalam pelukanku setelah apa yg terjadi tadi.
Dia memang pergi mandi dan makan sesuai dengan yg ku suruh, tapi dengan air mata yg tetap mengalir membasahi pipinya dan bibir yg tak henti mengucapkan kata maaf.
"neo waegeuraeni? Jika kau tidak mengatakan apa pun, aku tidak akan pernah bisa menghapus air matamu." ucapku sambil mengelus rambutnya.
"j-jwe-songham-nida." gumam sungmin dalam tidurnya.
***
Sungmin masih tertidur saat aku terbangun pagi harinya.
Kulihat jam sudah menunjukan pukul 8 pagi.
Sungmin menggeliat membalikkan badannya membelakangiku.
Sedangkan aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Hingga aku hendak pergi pun, Sungmin masih tertidur. Aku lalu mengecup kening dan juga perutnya sebelum aku benar-benar pergi.
***
Handphoneku tiba-tiba berbunyg saat rapat pagi berakhir.
"wae, sungmin-ah?" ucapku langsung saat mengangkat telpon.
"kyuhyun-sshi, anda sudah ada di kantor, ya?" tanyanya.
"eo. Wae?"
"ah, jwesonghamnida. Apa anda kesiangan? Saya ketiduran, jadi tidak sempat membangunkan anda, dan membuatkan sarapan. Apa anda sudah sarapan? Jeong-"
"gwenchana. Kau tidak perlu panik dan merasa bersalah seperti itu. Aku sudah mengganjal perutku dengan roti."
"roti? Tapi... Seharusnya anda membangunkan saya untuk membuatkan anda sarapan dan-"
"gwenchana. Aku tidak tega membangunkanmu. Tapi, tidak biasanya kau menelponku hanya untuk hal seperti ini, waegeurae?"
"ammugotdo animida. Saya hanya ingin tahu apakah anda masih marah pada saya?"
"aku sudah bilang padamu, aku tidak marah."
"tapi..."
"masih ada yg harus kukerjakan, keuno." ucapku lalu mematikan handphone, dan memasukannya ke dalam saku jas.
Masalah yg ada bukannya berkurang tapi malah bertambah banyak.
Tak ku sangka akan sesulit ini untuk mendapatkan sungmin seutuhnya, meski aku sudah menyerahkan segalanya.
***
Dia langsung tertidur dalam pelukanku setelah apa yg terjadi tadi.
Dia memang pergi mandi dan makan sesuai dengan yg ku suruh, tapi dengan air mata yg tetap mengalir membasahi pipinya dan bibir yg tak henti mengucapkan kata maaf.
"neo waegeuraeni? Jika kau tidak mengatakan apa pun, aku tidak akan pernah bisa menghapus air matamu." ucapku sambil mengelus rambutnya.
"j-jwe-songham-nida." gumam sungmin dalam tidurnya.
***
Sungmin masih tertidur saat aku terbangun pagi harinya.
Kulihat jam sudah menunjukan pukul 8 pagi.
Sungmin menggeliat membalikkan badannya membelakangiku.
Sedangkan aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Hingga aku hendak pergi pun, Sungmin masih tertidur. Aku lalu mengecup kening dan juga perutnya sebelum aku benar-benar pergi.
***
Handphoneku tiba-tiba berbunyg saat rapat pagi berakhir.
"wae, sungmin-ah?" ucapku langsung saat mengangkat telpon.
"kyuhyun-sshi, anda sudah ada di kantor, ya?" tanyanya.
"eo. Wae?"
"ah, jwesonghamnida. Apa anda kesiangan? Saya ketiduran, jadi tidak sempat membangunkan anda, dan membuatkan sarapan. Apa anda sudah sarapan? Jeong-"
"gwenchana. Kau tidak perlu panik dan merasa bersalah seperti itu. Aku sudah mengganjal perutku dengan roti."
"roti? Tapi... Seharusnya anda membangunkan saya untuk membuatkan anda sarapan dan-"
"gwenchana. Aku tidak tega membangunkanmu. Tapi, tidak biasanya kau menelponku hanya untuk hal seperti ini, waegeurae?"
"ammugotdo animida. Saya hanya ingin tahu apakah anda masih marah pada saya?"
"aku sudah bilang padamu, aku tidak marah."
"tapi..."
"masih ada yg harus kukerjakan, keuno." ucapku lalu mematikan handphone, dan memasukannya ke dalam saku jas.
Masalah yg ada bukannya berkurang tapi malah bertambah banyak.
Tak ku sangka akan sesulit ini untuk mendapatkan sungmin seutuhnya, meski aku sudah menyerahkan segalanya.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.161
***
Hari-hari berikutnya, sungmin lagi-lagi masih tertidur setiap aku bangun pagi untuk pergi kerja atau kuliah.
Entah ada apa dengannya.
Padahal dia selalu sudah tertidur saat aku pulang ke rumah pukul 9 malam.
Karena hal itu, waktu untuk bersama dengannya semakin berkurang. Bahkan hampir tidak ada.
Hingga sekarang pun masih tak ada waktu yg tepat.
***
Sungmin sedang duduk di atas sofa ruang tengah, saat aku baru saja pulang malam itu.
"kyuhyun-sshi." ucapnya dengan senyum mengembang, beranjak dari tempat duduk.
"sungmin-ah? Kau belum tidur?" tanyaku, sambil melihat jam tangan yg menunjukkan pukul 11 malam.
"saya menunggu anda pulang. Anda sudah makan?" ucap sungmin.
"sudah. Kukira kau sudah tidur, jadi aku makan di luar."
"keuraeyo? Kalau begitu, gantilah pakaian anda terlebih dahulu, ada yg ingin saya bicarakan dengan anda." ucap mengikutiku dari belakang.
"arraseo, neo gwidaryo." ucapku.
Dia lalu kembali duduk di tempatnya semula duduk, sedangkan aku masuk ke kamar.
***
Saat aku keluar dari kamar, kulihat sungmin yg tertidur di atas sofa.
"kurasa lebih baik besok saja kita bicara. Kau pasti sudah sangat mengantuk." ucapku sambil berjalan mendekatinya.
"saya tidak mengantuk, hanya menutup mata sebentar." ucapnya langsung membuka mata saat mendengar mengatakan itu.
"kalau begitu, kita bicara di kamar saja. Agar kau langsung tidur." ucapku sambil menyelipkan kedua lenganku di bawah tubuhnya lalu mengangkatnya, menggendongnya ke kamar.
"arraseumnidayo." ucapnya sambil melingkarkan lengannya ke leher tanpa protes dan menyandarkan kepalanya ke bahuku.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.162
***
"jja, apa yg ingin kau katakan padaku?" ucapku memulai pembicaraan setelah aku ikut berbaring menghadap ke arahnya dan menyelipkan tanganku ke bawah kepalanya untuk di jadikannya bantal.
"hmm, jwesonghamnida, kyuhyun-sshi." ucap sungmin.
"untuk apa?" tanyaku heran.
"keu..., belakangan ini saya kesulitan bangun seperti biasa, jadi saya tidak bisa membantu bersiap-siap untuk berangkat kerja seperti membuatkan anda sarapan. Jwesonghamnida." jelasnya merasa bersalah.
"aku yakin kau punya alasan untuk hal itu." ucapku.
"nde. Jwesonghamnida." ucapnya sambil menundukkan kepalanya.
"hal itu memang sedikit menyebalkan, karena aku tidak suka membuat sarapan. Gwenchana, aku memakluminya, kau sedang hamil jadi kau mungkin butuh istirahat lebih banyak."
"kamsahamnida, kyuhyun-sshi." ucap sungmin sambil kembali melihatku dan tersenyum padaku.
"apa hanya itu yg ingin kau katakan?" ucapku sedikit mendramatisir membuat raut wajahnya berubah.
"lebih aku tidur." ucapku sambil menutup mata.
"animidayo, kyuhyun-sshi" ucapnya dengan cepat memegang kedua pipiku.
"arraseo, arraseo." ucapku sambil membuka mata dan melihatnya sedang mengembungkan pipinya.
Aku ingin tertawa melihatnya tapi kutahan agar tidak membuatnya kesal.
"kyuhyun-sshi, apa anda punya waktu luang?" tanyanya setelah diam beberapa menit.
"eonjae?" tanyaku balik.
"kapanpun boleh. Saat tadi pagi saya dan henry pergi ke rumah sakit untuk check-up. Dr. Hankyung bilang saya harus mengajak anda untuk membicarakan kandungan saya." jelasnya yg membuatku sedikit merasa aneh.
"hmm, kalau begitu besok kita ke sana." ucapku setelah berpikir sejenak.
"gwenchanayo? Apa tidak mengganggu pekerjaan anda?"
"gwenchana, kau adalah prioritas utamaku." ucapku sambil tersenyum dan dia membalas dengan senyuman dan kecupan manis di bibir.
"kau memang hebat, lee sungmin." ucapku lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya.
***
"jja, apa yg ingin kau katakan padaku?" ucapku memulai pembicaraan setelah aku ikut berbaring menghadap ke arahnya dan menyelipkan tanganku ke bawah kepalanya untuk di jadikannya bantal.
"hmm, jwesonghamnida, kyuhyun-sshi." ucap sungmin.
"untuk apa?" tanyaku heran.
"keu..., belakangan ini saya kesulitan bangun seperti biasa, jadi saya tidak bisa membantu bersiap-siap untuk berangkat kerja seperti membuatkan anda sarapan. Jwesonghamnida." jelasnya merasa bersalah.
"aku yakin kau punya alasan untuk hal itu." ucapku.
"nde. Jwesonghamnida." ucapnya sambil menundukkan kepalanya.
"hal itu memang sedikit menyebalkan, karena aku tidak suka membuat sarapan. Gwenchana, aku memakluminya, kau sedang hamil jadi kau mungkin butuh istirahat lebih banyak."
"kamsahamnida, kyuhyun-sshi." ucap sungmin sambil kembali melihatku dan tersenyum padaku.
"apa hanya itu yg ingin kau katakan?" ucapku sedikit mendramatisir membuat raut wajahnya berubah.
"lebih aku tidur." ucapku sambil menutup mata.
"animidayo, kyuhyun-sshi" ucapnya dengan cepat memegang kedua pipiku.
"arraseo, arraseo." ucapku sambil membuka mata dan melihatnya sedang mengembungkan pipinya.
Aku ingin tertawa melihatnya tapi kutahan agar tidak membuatnya kesal.
"kyuhyun-sshi, apa anda punya waktu luang?" tanyanya setelah diam beberapa menit.
"eonjae?" tanyaku balik.
"kapanpun boleh. Saat tadi pagi saya dan henry pergi ke rumah sakit untuk check-up. Dr. Hankyung bilang saya harus mengajak anda untuk membicarakan kandungan saya." jelasnya yg membuatku sedikit merasa aneh.
"hmm, kalau begitu besok kita ke sana." ucapku setelah berpikir sejenak.
"gwenchanayo? Apa tidak mengganggu pekerjaan anda?"
"gwenchana, kau adalah prioritas utamaku." ucapku sambil tersenyum dan dia membalas dengan senyuman dan kecupan manis di bibir.
"kau memang hebat, lee sungmin." ucapku lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.163
***
"tidurlah, bsok kta harus ke rumah sakit paginya." ucapku setelah aku mencium bibirnya, sambil menutupi tubuhnya dengan selimut dan memeluknya lebih erat.
***
Sementara aku menemui Dr. Hankyung, sungmin menunggu di ruang tunggu sendiri.
"kyuhyun-sshi?" tanya Dr. Hankyung saat aku membuka pintu dan masuk ke dalam.
"nde." jawabku lalu duduk setelah kami berjabat tangan.
"saya rasa lebih baik kita langsung ke topik pembicaraan."
"nde, apa bayi kami baik-baik saja?" tanyaku.
Tangan Dr. Hankyung menyatu seakan berfikir bagaimana cara menjawab pertanyaanku.
"gwenchana. Aegideul gwenchanayo. Kendae, yg sedang tidak baik adalah yg mengandung. Yaitu lee sungmin." jawabnya sambil melihat ke arahku saat mengucapkan nama sungmin.
Ada yg tidak beres dengan kata-katanya.
"mworagoyo?" ucapku merasa salah dengar.
"saat pertama kali saya memeriksa kandungannya, semuanya baik-baik saja. Tapi semakin kandungannya bertambah besar, semakin rapuh juga sungmin." ucapnya mulai menjelaskan.
"saya tidak mengerti pembicaraan ini." ucapku.
"dengar, saya membandingkan perkembangan kandungan sungmin dengan leeteuk, ibunya. Dan perbandingannya cukup signifikan."
"tentu saja, leeteuk-sshi hanya mengandung sungmin seorang, sedangkan sungmin, dia mengandung anak kembar." ucapku mengungkapkan pendapatku.
"tepat. Rahim seorang namja hanya bisa menampung seorang bayi, karena itu sungmin yg mengandung bayi kembar sangat beresiko." jelasnya.
Perlahan aku mulai mengerti apa maksud dari perkataannya.
***
"tidurlah, bsok kta harus ke rumah sakit paginya." ucapku setelah aku mencium bibirnya, sambil menutupi tubuhnya dengan selimut dan memeluknya lebih erat.
***
Sementara aku menemui Dr. Hankyung, sungmin menunggu di ruang tunggu sendiri.
"kyuhyun-sshi?" tanya Dr. Hankyung saat aku membuka pintu dan masuk ke dalam.
"nde." jawabku lalu duduk setelah kami berjabat tangan.
"saya rasa lebih baik kita langsung ke topik pembicaraan."
"nde, apa bayi kami baik-baik saja?" tanyaku.
Tangan Dr. Hankyung menyatu seakan berfikir bagaimana cara menjawab pertanyaanku.
"gwenchana. Aegideul gwenchanayo. Kendae, yg sedang tidak baik adalah yg mengandung. Yaitu lee sungmin." jawabnya sambil melihat ke arahku saat mengucapkan nama sungmin.
Ada yg tidak beres dengan kata-katanya.
"mworagoyo?" ucapku merasa salah dengar.
"saat pertama kali saya memeriksa kandungannya, semuanya baik-baik saja. Tapi semakin kandungannya bertambah besar, semakin rapuh juga sungmin." ucapnya mulai menjelaskan.
"saya tidak mengerti pembicaraan ini." ucapku.
"dengar, saya membandingkan perkembangan kandungan sungmin dengan leeteuk, ibunya. Dan perbandingannya cukup signifikan."
"tentu saja, leeteuk-sshi hanya mengandung sungmin seorang, sedangkan sungmin, dia mengandung anak kembar." ucapku mengungkapkan pendapatku.
"tepat. Rahim seorang namja hanya bisa menampung seorang bayi, karena itu sungmin yg mengandung bayi kembar sangat beresiko." jelasnya.
Perlahan aku mulai mengerti apa maksud dari perkataannya.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.164
***
"apa yg anda maksud dengan beresiko?"
"sungmin yg tengah mengandung sekarang, kemungkinan besar akan kehilangan nyawanya saat dia melahirkan nanti. Hanya 10%, presentase yg ada untuknya hidup setelah melahirkan. Saya sendiri tidak tahu jika akan seper-" ucapannya terpotong aku memukul meja dengan keras.
"omong kosong macam apa ini, dok?" ucapku tak dapat mengendalikan emosiku.
"10%, anda bilang? Maldo andwae. Sungmin dan kandungannya sangat sehat. Tak sedikitpun ada tanda-tanda darinya yg aneh." ucapku sambil berdiri.
"dari luar memang terlihat seperti itu, kyuhyun-sshi. Tapi tidak dari dalam..." ucapnya ikut berdiri.
Aku lalu kembali duduk, berusaha menahan emosiku, dan menunggu lanjutan dari ucapannya.
"beban yg dia pikul..." lanjutnya, kembali duduk.
"stres yg dia alami, berpengaruh besar pada perkembangan bayi dan juga kesehatannya. Meskipun dia selalu melakukan rutinitas yg bisa menyehatkan tapi jika dia selalu stress, semua itu akan sia-sia."
"ditambah dengan usianya yg masih 15 tahun, rahim seorang namja baru bisa digunakan saat usianya 21 tahun."
"saya masih mencara untuk meningkatkan presentase keselamatannya, tapi kita harus bisa menerima situasi terburuk yg ada."
***
Sungmin berjalan ke arahku saat aku baru saja keluar dari ruangan Dr. Hankyung.
Apa yg harus kulakukan sekarang?
Aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi.
"kyuhyun-sshi, ba-"
Aku langsung memeluknya erat.
"waegeuraeyo, kyuhyun-sshi? Apa yg dikatakan Dr. Hankyung pada anda?" tanyanya sambil balas memelukku.
"dia bilang bayinya sangat sehat. Bayinya baik-baik saja." kuucap kalimat itu berulang-ulang, tak tahu apa yg bisa kukatakan selain kalimat itu.
***
"apa yg anda maksud dengan beresiko?"
"sungmin yg tengah mengandung sekarang, kemungkinan besar akan kehilangan nyawanya saat dia melahirkan nanti. Hanya 10%, presentase yg ada untuknya hidup setelah melahirkan. Saya sendiri tidak tahu jika akan seper-" ucapannya terpotong aku memukul meja dengan keras.
"omong kosong macam apa ini, dok?" ucapku tak dapat mengendalikan emosiku.
"10%, anda bilang? Maldo andwae. Sungmin dan kandungannya sangat sehat. Tak sedikitpun ada tanda-tanda darinya yg aneh." ucapku sambil berdiri.
"dari luar memang terlihat seperti itu, kyuhyun-sshi. Tapi tidak dari dalam..." ucapnya ikut berdiri.
Aku lalu kembali duduk, berusaha menahan emosiku, dan menunggu lanjutan dari ucapannya.
"beban yg dia pikul..." lanjutnya, kembali duduk.
"stres yg dia alami, berpengaruh besar pada perkembangan bayi dan juga kesehatannya. Meskipun dia selalu melakukan rutinitas yg bisa menyehatkan tapi jika dia selalu stress, semua itu akan sia-sia."
"ditambah dengan usianya yg masih 15 tahun, rahim seorang namja baru bisa digunakan saat usianya 21 tahun."
"saya masih mencara untuk meningkatkan presentase keselamatannya, tapi kita harus bisa menerima situasi terburuk yg ada."
***
Sungmin berjalan ke arahku saat aku baru saja keluar dari ruangan Dr. Hankyung.
Apa yg harus kulakukan sekarang?
Aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi.
"kyuhyun-sshi, ba-"
Aku langsung memeluknya erat.
"waegeuraeyo, kyuhyun-sshi? Apa yg dikatakan Dr. Hankyung pada anda?" tanyanya sambil balas memelukku.
"dia bilang bayinya sangat sehat. Bayinya baik-baik saja." kuucap kalimat itu berulang-ulang, tak tahu apa yg bisa kukatakan selain kalimat itu.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.165
***
"turunkan saja saya di halte bus, kyuhyun-sshi." ucapnya saat aku mulai menjalankan mobil.
"mwo? Wae?" ucapku tetap fokus mengemudi.
"anda harus kembali bekerja dan hari ini anda ada kuliah, bukan? Sekarang pukul 10 pagi. Anda sudah sangat terlambat." ucapnya.
"andwae. Aku akan mengantarmu pulang, setelah itu ke kantor."
Sungmin langsung diam setelah aku mengucapkan kata-kata itu.
"sungmin-ah, apa kau tidak ingin pergi ke suatu tempat akhir pekan ini?" tanyaku berusaha untuk tidak merasa canggung oleh situasi ini.
"jigeumeun opseumida. Waeyo?"
"ani, keunyang. Aku hanya tidak mau jika kau tiba-tiba pergi entah kemana tanpa memberitahuku apa-apa."
"jwesonghamnida." ucapnya membuatku merasa salah berucap.
***
Kyuhyun tiba-tiba terbangun oleh suara tempat tidur yg berderik.
"sungmin-ah? Neo eodiga?" tanya kyuhyun yg melihat sungmin sudah memakai jaket.
"kyuhyun-sshi, saya hendak berjalan kaki di taman." jawab sungmin sedikit terkejut.
Sungmin diam saat kyuhyun ikut beranjak dari tempat tidur.
"chakkama, aku juga ikut." ucap kyuhyun langsung berjalan ke kamar mandi, tanpa sungmin sempat berkomentar.
***
"turunkan saja saya di halte bus, kyuhyun-sshi." ucapnya saat aku mulai menjalankan mobil.
"mwo? Wae?" ucapku tetap fokus mengemudi.
"anda harus kembali bekerja dan hari ini anda ada kuliah, bukan? Sekarang pukul 10 pagi. Anda sudah sangat terlambat." ucapnya.
"andwae. Aku akan mengantarmu pulang, setelah itu ke kantor."
Sungmin langsung diam setelah aku mengucapkan kata-kata itu.
"sungmin-ah, apa kau tidak ingin pergi ke suatu tempat akhir pekan ini?" tanyaku berusaha untuk tidak merasa canggung oleh situasi ini.
"jigeumeun opseumida. Waeyo?"
"ani, keunyang. Aku hanya tidak mau jika kau tiba-tiba pergi entah kemana tanpa memberitahuku apa-apa."
"jwesonghamnida." ucapnya membuatku merasa salah berucap.
***
Kyuhyun tiba-tiba terbangun oleh suara tempat tidur yg berderik.
"sungmin-ah? Neo eodiga?" tanya kyuhyun yg melihat sungmin sudah memakai jaket.
"kyuhyun-sshi, saya hendak berjalan kaki di taman." jawab sungmin sedikit terkejut.
Sungmin diam saat kyuhyun ikut beranjak dari tempat tidur.
"chakkama, aku juga ikut." ucap kyuhyun langsung berjalan ke kamar mandi, tanpa sungmin sempat berkomentar.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.166
***
Kedua namja itu berjalan mengelilingi taman kota yg terbilang cukup luas.
"hmm, jadi ini sebabnya kau masih tidur setiap kali aku bangun." ucap kyuhyun sambil berjalan di samping sungmin yg tengah menggandeng tangannya.
"nde, jam segini adalah waktu yg tepat untuk saya jalan-jalan." ucapnya.
"kenapa kau tidak membangunkanku untuk menemanimu?" tanya kyuhyun.
"saya--"
"arraseo, arraseo. Kau tidak ingin merepotkanku karena aku harus pergi kerja dan kuliah setelahnya." potong kyuhyun yg dijawab sungmin dengan anggukan.
"anda tahu saya tidak mau jika anda kelelahan karena harus menemani saya."
"hmm." gumam kyuhyun tak berkomentar.
"jadi, apa kau sudah berfikir kemana tempat kau ingin pergi?" tanya kyuhyun mengganti topik pembicaraan.
"nde, sekarang bulan april, yaitu musim semi, jadi saya ingin kita pergi ke taman bunga. Apa boleh?" ucap sungmin.
"kapan kau ingin pergi?" tanya kyuhyun.
"entahlah. Saya hanya memberitahu anda saja. Saya takut anda sibuk bulan ini."
"kapan? Aku bisa mengubah jadwalku jika tanggalnya sudah pasti."
"besok."
"mwo?" ucap kyuhyun membuat sungmin sedikit terkejut dan mereka berhenti.
"besok, kyuhyun-sshi." ucap sungmin mengulang perkataannya.
"eotheokkae? Besok aku harus pergi ke Busan selama 3 hari." ucap kyuhyun.
"jangan dipaksakan, kyuhyun-sshi. Saya tahu akan seperti ini, jadi tolong jangan paksakan kehendak saya pada anda." balas sungmin sambil kembali berjalan bersama.
"apa tidak ada hari lain?" tanya kyuhyun.
"eopseoyo, kyuhyun-sshi. Bunga sakura mekar paling indah adalah kemarin, hari ini, dan besok." ucapnya dengan tenang.
Kyuhyun diam memikirkan sesuatu.
"lain kali saja, kyuhyun-sshi. Tahun depan kita ke sana. Akan saya pikirkan tempat lain, agar kita bisa pergi setelah anda pulang dari busan." ucap sungmin.
Kyuhyun tak bisa berkata-apa lagi saat sungmin mengatakan itu sambil tersenyum.
***
Kedua namja itu berjalan mengelilingi taman kota yg terbilang cukup luas.
"hmm, jadi ini sebabnya kau masih tidur setiap kali aku bangun." ucap kyuhyun sambil berjalan di samping sungmin yg tengah menggandeng tangannya.
"nde, jam segini adalah waktu yg tepat untuk saya jalan-jalan." ucapnya.
"kenapa kau tidak membangunkanku untuk menemanimu?" tanya kyuhyun.
"saya--"
"arraseo, arraseo. Kau tidak ingin merepotkanku karena aku harus pergi kerja dan kuliah setelahnya." potong kyuhyun yg dijawab sungmin dengan anggukan.
"anda tahu saya tidak mau jika anda kelelahan karena harus menemani saya."
"hmm." gumam kyuhyun tak berkomentar.
"jadi, apa kau sudah berfikir kemana tempat kau ingin pergi?" tanya kyuhyun mengganti topik pembicaraan.
"nde, sekarang bulan april, yaitu musim semi, jadi saya ingin kita pergi ke taman bunga. Apa boleh?" ucap sungmin.
"kapan kau ingin pergi?" tanya kyuhyun.
"entahlah. Saya hanya memberitahu anda saja. Saya takut anda sibuk bulan ini."
"kapan? Aku bisa mengubah jadwalku jika tanggalnya sudah pasti."
"besok."
"mwo?" ucap kyuhyun membuat sungmin sedikit terkejut dan mereka berhenti.
"besok, kyuhyun-sshi." ucap sungmin mengulang perkataannya.
"eotheokkae? Besok aku harus pergi ke Busan selama 3 hari." ucap kyuhyun.
"jangan dipaksakan, kyuhyun-sshi. Saya tahu akan seperti ini, jadi tolong jangan paksakan kehendak saya pada anda." balas sungmin sambil kembali berjalan bersama.
"apa tidak ada hari lain?" tanya kyuhyun.
"eopseoyo, kyuhyun-sshi. Bunga sakura mekar paling indah adalah kemarin, hari ini, dan besok." ucapnya dengan tenang.
Kyuhyun diam memikirkan sesuatu.
"lain kali saja, kyuhyun-sshi. Tahun depan kita ke sana. Akan saya pikirkan tempat lain, agar kita bisa pergi setelah anda pulang dari busan." ucap sungmin.
Kyuhyun tak bisa berkata-apa lagi saat sungmin mengatakan itu sambil tersenyum.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.167
***
Kyuhyun pergi esok paginya setelah menemani sungmin jalan-jalan seperti biasa.
Kyuhyun sudah meminta henry untuk menemani sungmin selama dia pergi.
Kyuhyun juga memberitahu henry tentang masalah sungmin dan kandungannya. Dan alhasil satu buah pukulan telak di perut sebagai balasannya.
***
"sungmin-ah?" panggil henry saat mereka sedang duduk di teras rumah menghadap halaman belakang.
"wae?"
"tinggallah di rumahku setelah bayinya lahir. Kau akan kewalahan setelah melahirkan bayi kembar nanti."
"ani, henry. Aku malah tidak ingin merepotkanmu dan orang tuamu." tolak sungmin.
"sungmin-ah? Kau sama sekali tidak merepotkan. Aku khawatir dengan keadaanmu."
"tapi aku tidak suka melihatmu seperti ini. Sekarang ada aku yg menemanimu, jika aku tidak bisa menemanimu bagaimana? Saat sekarang saja kau sudah--" gerutu henry terhenti oleh sungmin yg menutup mulutnya dengan telapak tangan.
"anirago. Jangan paksa aku henry." ucap sungmin sambil menurunkan tangannya.
Henry lalu menghela nafas panjang, tak pernah bisa menang melawan kekeras kepalaan sungmin.
"kalau begitu, aku akan datang kemari setiap hari sepulang sekolah. Jangan protes, karena aku juga tidak protes." ucap henry sebelum sungmin sempat membuka mulut.
"pembicaraan selesai. Apa yg biasa kau lakukan di jam 5 sore seperti ini?" ucap henry mengalihkan pembicaraan.
"eopseo, hanya duduk seperti ini sampai matahari menghilang." ucap sungmin.
"mwo? Jeongmal? Lebih baik kita ke rumahku saja sekarang. Ada yg ingin eommaku berikan padamu. Kajja?"
Kyuhyun pergi esok paginya setelah menemani sungmin jalan-jalan seperti biasa.
Kyuhyun sudah meminta henry untuk menemani sungmin selama dia pergi.
Kyuhyun juga memberitahu henry tentang masalah sungmin dan kandungannya. Dan alhasil satu buah pukulan telak di perut sebagai balasannya.
***
"sungmin-ah?" panggil henry saat mereka sedang duduk di teras rumah menghadap halaman belakang.
"wae?"
"tinggallah di rumahku setelah bayinya lahir. Kau akan kewalahan setelah melahirkan bayi kembar nanti."
"ani, henry. Aku malah tidak ingin merepotkanmu dan orang tuamu." tolak sungmin.
"sungmin-ah? Kau sama sekali tidak merepotkan. Aku khawatir dengan keadaanmu."
"tapi aku tidak suka melihatmu seperti ini. Sekarang ada aku yg menemanimu, jika aku tidak bisa menemanimu bagaimana? Saat sekarang saja kau sudah--" gerutu henry terhenti oleh sungmin yg menutup mulutnya dengan telapak tangan.
"anirago. Jangan paksa aku henry." ucap sungmin sambil menurunkan tangannya.
Henry lalu menghela nafas panjang, tak pernah bisa menang melawan kekeras kepalaan sungmin.
"kalau begitu, aku akan datang kemari setiap hari sepulang sekolah. Jangan protes, karena aku juga tidak protes." ucap henry sebelum sungmin sempat membuka mulut.
"pembicaraan selesai. Apa yg biasa kau lakukan di jam 5 sore seperti ini?" ucap henry mengalihkan pembicaraan.
"eopseo, hanya duduk seperti ini sampai matahari menghilang." ucap sungmin.
"mwo? Jeongmal? Lebih baik kita ke rumahku saja sekarang. Ada yg ingin eommaku berikan padamu. Kajja?"
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.168
***
Sungmin sudah berdiri di gerbang rumah henry, saat kyuhyun datang mendekat dengan mobilnya.
Dia tersenyum saat mobil itu berhenti dan, namja yg dia tunggu sejak tadi, keluar dari mobil tersebut.
"seharusnya kau menungguku di dalam." ucap kyuhyun berjalan mendekati sungmin yg tak henti tersenyum melihat gerak-geriknya.
Sungmin langsung memeluk kyuhyun, saat dia sudah berdiri di depannya. Sungmin harus berjinjit saat dia melingkarkan lengannya di leher kyuhyun.
"aigoo, nae jeongmal bogoshippeo." ucap kyuhyun sambil ikut melingkarkan lengannya di punggung sungmin.
"cheodoyo, kyuhyun-sshi." balasnya.
"ya? Jangan lupa kalau aku juga ada di dunia ini." ucap henry saat mereka tak henti saling berpelukan.
Sungmin akhirnya melepas pelukannya tapi tidak langsung mundur dari kyuhyun, dan tersenyum malu pada henry.
***
Sungmin diam selama di dalam mobil tidak seperti saat tadi mereka berada di rumah henry.
"waegeurae? Sejak masuk ke dalam mobil, kau diam saja." tanya kyuhyun sambil tetap menyetir.
"amugotdo animida." jawab sungmin tanpa melihat ke arah kyuhyun.
Kyuhyun ikut diam tak protes sedikit pun pada jawaban sungmin.
***
Esok harinya, sungmin seperti biasa bangun dini hari.
Sungmin yg hendak beranjak dari tempat duduknya, tertahan oleh tangan kyuhyun yg memegang pergelangan tangannya.
"eodiga?" ucap kyuhyun dengan suara berat dan mata yg tetap menutup.
"ah... Keugeoyo... Saya hanya pergi jalan-jalan seperti biasa." jawab sungmin kembali berbaring.
"jangan hari ini. Aku masih lelah."
"gwenchanayo. Saya bisa pergi sendiri."
"andwae. Untuk hari ini saja. Tìdurlah bersamaku hingga matahari benar-benar muncul." ucap kyuhyun sambil memeluk sungmin.
"tapi...." rengek sungmin.
"hari ini saja." ucap kyuhyun kembali tertidur lelap.
***
Sungmin sudah berdiri di gerbang rumah henry, saat kyuhyun datang mendekat dengan mobilnya.
Dia tersenyum saat mobil itu berhenti dan, namja yg dia tunggu sejak tadi, keluar dari mobil tersebut.
"seharusnya kau menungguku di dalam." ucap kyuhyun berjalan mendekati sungmin yg tak henti tersenyum melihat gerak-geriknya.
Sungmin langsung memeluk kyuhyun, saat dia sudah berdiri di depannya. Sungmin harus berjinjit saat dia melingkarkan lengannya di leher kyuhyun.
"aigoo, nae jeongmal bogoshippeo." ucap kyuhyun sambil ikut melingkarkan lengannya di punggung sungmin.
"cheodoyo, kyuhyun-sshi." balasnya.
"ya? Jangan lupa kalau aku juga ada di dunia ini." ucap henry saat mereka tak henti saling berpelukan.
Sungmin akhirnya melepas pelukannya tapi tidak langsung mundur dari kyuhyun, dan tersenyum malu pada henry.
***
Sungmin diam selama di dalam mobil tidak seperti saat tadi mereka berada di rumah henry.
"waegeurae? Sejak masuk ke dalam mobil, kau diam saja." tanya kyuhyun sambil tetap menyetir.
"amugotdo animida." jawab sungmin tanpa melihat ke arah kyuhyun.
Kyuhyun ikut diam tak protes sedikit pun pada jawaban sungmin.
***
Esok harinya, sungmin seperti biasa bangun dini hari.
Sungmin yg hendak beranjak dari tempat duduknya, tertahan oleh tangan kyuhyun yg memegang pergelangan tangannya.
"eodiga?" ucap kyuhyun dengan suara berat dan mata yg tetap menutup.
"ah... Keugeoyo... Saya hanya pergi jalan-jalan seperti biasa." jawab sungmin kembali berbaring.
"jangan hari ini. Aku masih lelah."
"gwenchanayo. Saya bisa pergi sendiri."
"andwae. Untuk hari ini saja. Tìdurlah bersamaku hingga matahari benar-benar muncul." ucap kyuhyun sambil memeluk sungmin.
"tapi...." rengek sungmin.
"hari ini saja." ucap kyuhyun kembali tertidur lelap.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.169
***
Saat kyuhyun bangun, Sungmin masih tertidur dalam pelukannya.
Sungmin menggeliat, menggenggam erat piyama kyuhyun yg sedang dia pakai.
Sinar matahari sudah masuk dari sela-sela tirai jendela, sejak 1 jam yg lalu.
Kyuhyun memandang wajah sungmin, tak henti memikirkan jalan keluar untuk menyelamatkan nyawa sungmin dan bayi yg tengah dikandungnya.
Kyuhyun tetap berakhir memikirkan masalah itu, meski dia sudah menyibukkan diri dengan perusahaan dan perkuliahan.
'akan ku buang semua yg kumiliki jika itu bisa menyelamatkanmu. Tapi apa? Apa yg bisa kulakukan sekarang?...' pikir kyuhyun sambil tetap memandang wajah sungmin.
Sungmin membuka matanya perlahan, melihat kyuhyun yg sudah terbangun.
"waegeuraeyo, kyuhyun-sshi? Ada yg salah dengan wajah saya?" tanya sungmin sambil memegang kedua pipinya.
"ani, aku hanya berpikir, kenapa kau bisa semanis ini?" ucap kyuhyun dengan wajah datar tapi membtat wajah sungmin merah merona.
"kyuhyun-sshi." rengek sungmin sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"ah, apa anda tidak pergi ke kantor dan kampus hari ini?" tanya sungmin mengalihkan pembicaraan.
"aku sengaja meminta libur hari ini saja. Apa kau mau sarapan di luar?" ucap kyuhyun yg dijawab dengan anggukan cepat dari sungmin.
"kau ingin makan apa?"
"shabu-shabu-eyo." jawab sungmin dengan senyum mengembang.
***
Saat kyuhyun bangun, Sungmin masih tertidur dalam pelukannya.
Sungmin menggeliat, menggenggam erat piyama kyuhyun yg sedang dia pakai.
Sinar matahari sudah masuk dari sela-sela tirai jendela, sejak 1 jam yg lalu.
Kyuhyun memandang wajah sungmin, tak henti memikirkan jalan keluar untuk menyelamatkan nyawa sungmin dan bayi yg tengah dikandungnya.
Kyuhyun tetap berakhir memikirkan masalah itu, meski dia sudah menyibukkan diri dengan perusahaan dan perkuliahan.
'akan ku buang semua yg kumiliki jika itu bisa menyelamatkanmu. Tapi apa? Apa yg bisa kulakukan sekarang?...' pikir kyuhyun sambil tetap memandang wajah sungmin.
Sungmin membuka matanya perlahan, melihat kyuhyun yg sudah terbangun.
"waegeuraeyo, kyuhyun-sshi? Ada yg salah dengan wajah saya?" tanya sungmin sambil memegang kedua pipinya.
"ani, aku hanya berpikir, kenapa kau bisa semanis ini?" ucap kyuhyun dengan wajah datar tapi membtat wajah sungmin merah merona.
"kyuhyun-sshi." rengek sungmin sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"ah, apa anda tidak pergi ke kantor dan kampus hari ini?" tanya sungmin mengalihkan pembicaraan.
"aku sengaja meminta libur hari ini saja. Apa kau mau sarapan di luar?" ucap kyuhyun yg dijawab dengan anggukan cepat dari sungmin.
"kau ingin makan apa?"
"shabu-shabu-eyo." jawab sungmin dengan senyum mengembang.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.170
***
Sungmin lagi-lagi diam seperti saat kami pulang dari rumah henry kemarin malam.
Aku dan sungmin sedang duduk di teras rumah yg ada menghadap ke halaman belakang.
Sungmin sedang bersenandung sambil mengelus-elus perutnya dan bersandar di bahuku.
Sedangkan aku memeriksa berkas-berkas yg dikirim sekertarisku kemarin sore kemari.
"sungmin-ah, neo waegeurae?" ucapku menghentikan nyanyiannya.
"kenapa sejak tadi anda bertanya seperti itu?" ucapnya langsung berdiri tegak dan memandang ke arahku.
"kau jadi sangat pendiam semenjak aku pulang kemarin. Apa sekertarisku mengatakan sesuatu padaku saat dia kemari membawa berkas-berkas ini untukku?" ucapku masih tetap memeriksa berkas yg sedang kupegang.
"amugotdo animidayo, kyuhyun-sshi. Tanya saja pada henry. Sekertaris anda hanya memberikan berkas-berkas itu, setelah itu pergi." bela sungmin terdengar seperti ada sesuatu yg dia sembunyikan.
"gotjimal. Meskipun kau melihat mataku saat berbicara, aku tetap bisa tahu apa kau berkata jujur atau tidak." ucapku membuatnya memalingkan pandangan.
Ding Dong
Bunyi bel seakan menyelamatkan sungmin dariku, yg memintanya berkata jujur.
"andwae." ucapku menahannya yg hendak berdiri.
"jawab dengar jujur pertanyaanku barusan." ucapku tegas.
Sungmin menarik bagian leher bajuku, dan mengecup bibirku.
"shireoyo." ucapnya berhasil lolos dariku, dan masuk ke dalam untuk membukakan pintu.
"aissh, lee sungmin?" teriakku ikut masuk ke dalam sambil membawa berkas-berkas tadi.
"nuguya?" ucapku sambil berjalan menuju Pintu masuk.
Kulihat sungmin hanya berdiri di tempat sambil melihat orang yg sedang berdiri di ambang pintu.
"hyun-ah-ya, kenapa kau datang jam segini? Aku hampir selesai. Masuklah dan tunggu sebentar." ucapku menyuruhnya masuk dan menarik tangan sungmin untuk masuk ke dalam.
***
Sungmin lagi-lagi diam seperti saat kami pulang dari rumah henry kemarin malam.
Aku dan sungmin sedang duduk di teras rumah yg ada menghadap ke halaman belakang.
Sungmin sedang bersenandung sambil mengelus-elus perutnya dan bersandar di bahuku.
Sedangkan aku memeriksa berkas-berkas yg dikirim sekertarisku kemarin sore kemari.
"sungmin-ah, neo waegeurae?" ucapku menghentikan nyanyiannya.
"kenapa sejak tadi anda bertanya seperti itu?" ucapnya langsung berdiri tegak dan memandang ke arahku.
"kau jadi sangat pendiam semenjak aku pulang kemarin. Apa sekertarisku mengatakan sesuatu padaku saat dia kemari membawa berkas-berkas ini untukku?" ucapku masih tetap memeriksa berkas yg sedang kupegang.
"amugotdo animidayo, kyuhyun-sshi. Tanya saja pada henry. Sekertaris anda hanya memberikan berkas-berkas itu, setelah itu pergi." bela sungmin terdengar seperti ada sesuatu yg dia sembunyikan.
"gotjimal. Meskipun kau melihat mataku saat berbicara, aku tetap bisa tahu apa kau berkata jujur atau tidak." ucapku membuatnya memalingkan pandangan.
Ding Dong
Bunyi bel seakan menyelamatkan sungmin dariku, yg memintanya berkata jujur.
"andwae." ucapku menahannya yg hendak berdiri.
"jawab dengar jujur pertanyaanku barusan." ucapku tegas.
Sungmin menarik bagian leher bajuku, dan mengecup bibirku.
"shireoyo." ucapnya berhasil lolos dariku, dan masuk ke dalam untuk membukakan pintu.
"aissh, lee sungmin?" teriakku ikut masuk ke dalam sambil membawa berkas-berkas tadi.
"nuguya?" ucapku sambil berjalan menuju Pintu masuk.
Kulihat sungmin hanya berdiri di tempat sambil melihat orang yg sedang berdiri di ambang pintu.
"hyun-ah-ya, kenapa kau datang jam segini? Aku hampir selesai. Masuklah dan tunggu sebentar." ucapku menyuruhnya masuk dan menarik tangan sungmin untuk masuk ke dalam.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.171
***
"neo jeongmal waegeurea?" ucapku padanya saat hyun-ah, sekertarisku sudah pulang sambil membawa semua berkasku.
Kami kembali duduk di teras halaman belakang. Tak terasa waktu sudah berlalu begitu cepat. Jam dinding di tengah rumah menunjukan pukul 12 siang.
"hyun-ah-sshi neun yeppeoyo."
"mm? Wae? Hyun-ah memang sengaja dipilih oleh appaku saat aku mulai bekerja, dia cukup profesional dalam mengerjakan semua pekerjaannya dalam membantuku. Dan... Hmm?"
Aku diam mengubah posisiku menjadi menghadap ke arahnya. Aku lalu menuntunnya agar ikut mengubah posisinya duduk ke arahku.
"kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal itu?" tanyaku heran padanya.
Sungmin mengalihkan pandangannya dariku, melihat ke segala arah tapi tak ke arahku.
Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya.
"dan dia sangat cantik juga tau cara berpakaian yg benar sebagai seorang sekertarisku. Cara bicaranya lucu dan-" ucapanku terhenti saat dia tiba-tiba meremas bajuku dengan kepala menunduk.
"ani, ani, meskipun dia cantik, dia sama sekali bukan tipeku." ucapku sebelum dia menangis.
Aku lalu memegang tangannya yg meremas bajuku, membuatnya menengadah melihatku.
"secantik apapun semua yeoja yg ada di sekelilingku. Hanya kau yg sejak awal sudah mencuri perhatianku."
Ku dekatkan wajahku ke wajahnya yg sudah sangat merah merona itu.
Ciuman hangat kuberikan padanya, menandakan bahwa memang dialah yg ada di hatiku.
Hanya dirinya.
***
"neo jeongmal waegeurea?" ucapku padanya saat hyun-ah, sekertarisku sudah pulang sambil membawa semua berkasku.
Kami kembali duduk di teras halaman belakang. Tak terasa waktu sudah berlalu begitu cepat. Jam dinding di tengah rumah menunjukan pukul 12 siang.
"hyun-ah-sshi neun yeppeoyo."
"mm? Wae? Hyun-ah memang sengaja dipilih oleh appaku saat aku mulai bekerja, dia cukup profesional dalam mengerjakan semua pekerjaannya dalam membantuku. Dan... Hmm?"
Aku diam mengubah posisiku menjadi menghadap ke arahnya. Aku lalu menuntunnya agar ikut mengubah posisinya duduk ke arahku.
"kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal itu?" tanyaku heran padanya.
Sungmin mengalihkan pandangannya dariku, melihat ke segala arah tapi tak ke arahku.
Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya.
"dan dia sangat cantik juga tau cara berpakaian yg benar sebagai seorang sekertarisku. Cara bicaranya lucu dan-" ucapanku terhenti saat dia tiba-tiba meremas bajuku dengan kepala menunduk.
"ani, ani, meskipun dia cantik, dia sama sekali bukan tipeku." ucapku sebelum dia menangis.
Aku lalu memegang tangannya yg meremas bajuku, membuatnya menengadah melihatku.
"secantik apapun semua yeoja yg ada di sekelilingku. Hanya kau yg sejak awal sudah mencuri perhatianku."
Ku dekatkan wajahku ke wajahnya yg sudah sangat merah merona itu.
Ciuman hangat kuberikan padanya, menandakan bahwa memang dialah yg ada di hatiku.
Hanya dirinya.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.172
***
Karena hari masih siang, kuputuskan untuk mengajak sungmin jalan-jalan ke sebuah toko.
"keu... Kyuhyun-sshi. Apa anda yakin dengan semua ini?" ucap sungmin padaku yg berdiri di sampingnya.
"keurom. Shirreo? Usia kandunganmu sudah 7 bulan, sudah saatnya membeli banyak perlengkapan bayi." ucapku.
Kami berjalan mengelilingi Mall, siang itu saat aku ingat bahwa aku belum membeli perlengkapan bayi satu pun.
Karena kebetulan aku sedang libur, meski dia terus menolaknya dan menyuruhku untuk istirahat di rumah saja, tapi pada akhirnya kami pun pergi.
"tapi barang sebanyak ini, apa tidak berlebihan?"
"tentu saja tidak. Bayi kita kan kembar, jadi masing-masing perlengkapan bayi kita beli 2." ucapku.
"tenang saja, barang-barang ini akan kuletakan di lantai 2 hingga bayinya lahir. Setuju?" ucapku tapi yg diajak bicara malah melamun sambil melihat barang-barang yg kupilih.
"sungmin-ah?" panggilku satu kali.
"sungmin?" panggilku dua kali.
Tapi dia tetap diam.
"Lee Sungmin-sshi?"
"nde?" balasnya setelah aku memanggilnya untuk yg ketiga kalinya.
"apa kau tidak suka dengan pilihanku? Katakan saja jika memang ada yg kau tidak kau suka atau tidak sesuai seleramu."
"animida. Eopseumida. Saya setuju dengan pilihan anda. Kyuhyun-sshi, saya ingin ke toilet sebentar." ucapnya
"arraseo. Aku akan bayar ini dan meminta mereka mengantar semua ini ke rumah. Sementara kau ke toilet." ucapku.
"jeongmal waegeurae?" gumamku pada diriku sendiri sambil melihatnya berjalan menjauh.
***
Sebelum pulang, kuputuskan untuk diam sejenak di taman yg biasa kami datangi.
Sore itu, taman tersebut cukup ramai oleh anak-anak kecil yg asyik bermain bersama teman-teman mereka masing-masing.
Aku dan sungmin duduk di bangku panjang yg membelakangi jalan raya.
Kulihat sungmin yg terus memperhatikan anak-anak itu, sambil tersenyum.
***
Karena hari masih siang, kuputuskan untuk mengajak sungmin jalan-jalan ke sebuah toko.
"keu... Kyuhyun-sshi. Apa anda yakin dengan semua ini?" ucap sungmin padaku yg berdiri di sampingnya.
"keurom. Shirreo? Usia kandunganmu sudah 7 bulan, sudah saatnya membeli banyak perlengkapan bayi." ucapku.
Kami berjalan mengelilingi Mall, siang itu saat aku ingat bahwa aku belum membeli perlengkapan bayi satu pun.
Karena kebetulan aku sedang libur, meski dia terus menolaknya dan menyuruhku untuk istirahat di rumah saja, tapi pada akhirnya kami pun pergi.
"tapi barang sebanyak ini, apa tidak berlebihan?"
"tentu saja tidak. Bayi kita kan kembar, jadi masing-masing perlengkapan bayi kita beli 2." ucapku.
"tenang saja, barang-barang ini akan kuletakan di lantai 2 hingga bayinya lahir. Setuju?" ucapku tapi yg diajak bicara malah melamun sambil melihat barang-barang yg kupilih.
"sungmin-ah?" panggilku satu kali.
"sungmin?" panggilku dua kali.
Tapi dia tetap diam.
"Lee Sungmin-sshi?"
"nde?" balasnya setelah aku memanggilnya untuk yg ketiga kalinya.
"apa kau tidak suka dengan pilihanku? Katakan saja jika memang ada yg kau tidak kau suka atau tidak sesuai seleramu."
"animida. Eopseumida. Saya setuju dengan pilihan anda. Kyuhyun-sshi, saya ingin ke toilet sebentar." ucapnya
"arraseo. Aku akan bayar ini dan meminta mereka mengantar semua ini ke rumah. Sementara kau ke toilet." ucapku.
"jeongmal waegeurae?" gumamku pada diriku sendiri sambil melihatnya berjalan menjauh.
***
Sebelum pulang, kuputuskan untuk diam sejenak di taman yg biasa kami datangi.
Sore itu, taman tersebut cukup ramai oleh anak-anak kecil yg asyik bermain bersama teman-teman mereka masing-masing.
Aku dan sungmin duduk di bangku panjang yg membelakangi jalan raya.
Kulihat sungmin yg terus memperhatikan anak-anak itu, sambil tersenyum.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.173
***
"kyuhyun-sshi?" ucapnya sambil melihat ke arahku, yg sedari tadi memperhatikannya.
"hmm?"
"saya rasa..." ucapnya dengan nada yg tidak kusuka.
Dia lalu meraih tangan kananku, dan meremasnya pelan.
"...lebih baik... kita batalkan saja pernikahan kita..." ucapnya sambil menatap lurus ke arahku.
Sebilah belati tajam seakan menusuk tepat di jantungku, saat mendengarnya mengatakan kalimat itu.
Aku refleks melepas tangannya dariku. Lalu beranjak dari tempat dudukku.
"wae?" kurasakan suaraku sedikit gemetar saat berucap.
"anjajuseyo, kyuhyun-sshi." ucapnya kembali menarik tanganku.
"shirreo!" ucapku lagi-lagi kutepis pengangan tangannya.
"dengarkan penjelasan saya terlebih dahulu, kyuhyun-sshi. Saya mohon." ucapnya tetap berusaha menarik tanganku agar duduk kembali.
Aku lalu kembali duduk dan berusaha menenangkan diri agar bisa mendengarkannya tanpa terbawa emosi.
***
Kedua namja itu diam seribu bahasa, saling menunggu satu sama lain untuk membuka pembicaraan kembali.
Namja imut itu kembali menggapai tangan namja di sampingnya itu.
"apa yg membuatmu berkata seperti itu?" ucap namja bernama kyuhyun, sambil membalas genggaman tangan namja imut bernama sungmin itu.
Namja imut itu menarik nafas dalam, dan menghembuskannya pelan, bingung harus mulai dari mana.
Dia lalu menundukkan kepala, melihat tangan kokoh yg sedang dia pegang.
Apa dia masih bisa memegang tangan itu, setelah semuanya terucap? pikirnya tak sedikit pun berkedip memperhatikkan tangan itu.
***
"kyuhyun-sshi?" ucapnya sambil melihat ke arahku, yg sedari tadi memperhatikannya.
"hmm?"
"saya rasa..." ucapnya dengan nada yg tidak kusuka.
Dia lalu meraih tangan kananku, dan meremasnya pelan.
"...lebih baik... kita batalkan saja pernikahan kita..." ucapnya sambil menatap lurus ke arahku.
Sebilah belati tajam seakan menusuk tepat di jantungku, saat mendengarnya mengatakan kalimat itu.
Aku refleks melepas tangannya dariku. Lalu beranjak dari tempat dudukku.
"wae?" kurasakan suaraku sedikit gemetar saat berucap.
"anjajuseyo, kyuhyun-sshi." ucapnya kembali menarik tanganku.
"shirreo!" ucapku lagi-lagi kutepis pengangan tangannya.
"dengarkan penjelasan saya terlebih dahulu, kyuhyun-sshi. Saya mohon." ucapnya tetap berusaha menarik tanganku agar duduk kembali.
Aku lalu kembali duduk dan berusaha menenangkan diri agar bisa mendengarkannya tanpa terbawa emosi.
***
Kedua namja itu diam seribu bahasa, saling menunggu satu sama lain untuk membuka pembicaraan kembali.
Namja imut itu kembali menggapai tangan namja di sampingnya itu.
"apa yg membuatmu berkata seperti itu?" ucap namja bernama kyuhyun, sambil membalas genggaman tangan namja imut bernama sungmin itu.
Namja imut itu menarik nafas dalam, dan menghembuskannya pelan, bingung harus mulai dari mana.
Dia lalu menundukkan kepala, melihat tangan kokoh yg sedang dia pegang.
Apa dia masih bisa memegang tangan itu, setelah semuanya terucap? pikirnya tak sedikit pun berkedip memperhatikkan tangan itu.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.174
***
"saya tidak tahu harus mulai dari mana." ucap sungmin.
"tapi semua berawal saat anda pergi ke busan. Mereka datang satu per satu saat henry masih sekolah dan saya sedang sendirian. Dan... mereka semua tahu masalah orang tua saya. Seohyun-sshi berkata bahwa sebaiknya saya menyerah karena Mrs. Cho akan ikut dalam pemindahan orang tua saya untuk pengasingan. Sedangkan victoria-sshi memberitahu saya bahwa dia akan melakukan tes DNA setelah bayinya lahir, dan saya harus menyerah jika bayinya memang bayi anda. Dan... Mrs. Cho meminta saya untuk menyerahkan bayi ini setelah lahir, sebagai gantinya saya akan diberi beasiswa untuk kembali sekolah, juga membatalkan rencana pernikahan kita." jelasnya.
Sungmin lalu menghela nafas sambil memandang ke depan dengan linangan air mata yg menghalangi pandangannya.
Dia lalu menyandarkan kepalanya di bahu namja yg ada di sebelahnya.
"keurigu... Saya dengar dari hyun-ah-sshi kalau anda hendak pergi keluar negeri untuk melanjutkan kuliah anda di sana setelah saya melahirkan dan menikah. Apa semua itu benar?" tanya sungmin sambil menegakan posisi duduknya dan melihat ke arah kyuhyun.
Kyuhyun lalu menggerakan tangannya, yg tak dipegang sungmin, berniat untuk menyentuh pipi sungmin.
"m-mia-" ucap kyuhyun tapi terpotong oleh sungmin yg menepis tangan kyuhyun yg menyentuh pipinya.
Sungmin memukul pelan dada kyuhyun dengan kedua tangan yg sudah tak memegangi tangan kyuhyun.
"wae-geurae-yo? Kenapa anda melakukan semua ini pada saya?" ucap sungmin dengan air mata yg berlinang membasahi pipinya dan tak henti memukul dada kyuhyun, yg tak sedikit pun melawan.
Kyuhyun langsung memeluk sungmin saat pukulannya mulai melambat.
"semua ini kulakukan untukmu, sungmin-ah." ucap kyuhyun, tapi sungmin langsung melepas pelukannya.
"apa berciuman dengan seohyun-sshi juga anda lakukan demi saya?" ucap sungmin dengan suara bergetar dan nada menuduh.
***
"saya tidak tahu harus mulai dari mana." ucap sungmin.
"tapi semua berawal saat anda pergi ke busan. Mereka datang satu per satu saat henry masih sekolah dan saya sedang sendirian. Dan... mereka semua tahu masalah orang tua saya. Seohyun-sshi berkata bahwa sebaiknya saya menyerah karena Mrs. Cho akan ikut dalam pemindahan orang tua saya untuk pengasingan. Sedangkan victoria-sshi memberitahu saya bahwa dia akan melakukan tes DNA setelah bayinya lahir, dan saya harus menyerah jika bayinya memang bayi anda. Dan... Mrs. Cho meminta saya untuk menyerahkan bayi ini setelah lahir, sebagai gantinya saya akan diberi beasiswa untuk kembali sekolah, juga membatalkan rencana pernikahan kita." jelasnya.
Sungmin lalu menghela nafas sambil memandang ke depan dengan linangan air mata yg menghalangi pandangannya.
Dia lalu menyandarkan kepalanya di bahu namja yg ada di sebelahnya.
"keurigu... Saya dengar dari hyun-ah-sshi kalau anda hendak pergi keluar negeri untuk melanjutkan kuliah anda di sana setelah saya melahirkan dan menikah. Apa semua itu benar?" tanya sungmin sambil menegakan posisi duduknya dan melihat ke arah kyuhyun.
Kyuhyun lalu menggerakan tangannya, yg tak dipegang sungmin, berniat untuk menyentuh pipi sungmin.
"m-mia-" ucap kyuhyun tapi terpotong oleh sungmin yg menepis tangan kyuhyun yg menyentuh pipinya.
Sungmin memukul pelan dada kyuhyun dengan kedua tangan yg sudah tak memegangi tangan kyuhyun.
"wae-geurae-yo? Kenapa anda melakukan semua ini pada saya?" ucap sungmin dengan air mata yg berlinang membasahi pipinya dan tak henti memukul dada kyuhyun, yg tak sedikit pun melawan.
Kyuhyun langsung memeluk sungmin saat pukulannya mulai melambat.
"semua ini kulakukan untukmu, sungmin-ah." ucap kyuhyun, tapi sungmin langsung melepas pelukannya.
"apa berciuman dengan seohyun-sshi juga anda lakukan demi saya?" ucap sungmin dengan suara bergetar dan nada menuduh.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.175
***
Mata kyuhyun terbelalak saat mendengar kalimat terakhir dari sungmin.
"neo-...wae-" ucap kyuhyun terbata.
"saya melihatnya, kyuhyun-sshi. Saya melihat anda berciuman dengan seohyun-sshi..." ucap sungmin sudah mulai tenang.
"s-sung-...min-ah, aku-"
Di saat keduanya diam, dari kejauhan terlihat seorang namja yg sedang berlari mendekati tempat mereka duduk.
"kajja, sungmin-ah." ucap namja itu setelah berdiri di hadapan mereka sambil menarik tangan sungmin.
"henry-ah? Wae-?" ucap kyuhyun terbata saat melihat henry yg memberikan wajah marah.
Sungmin lalu beranjak dari tempat duduk dan berdiri di samping henry dengan kepala menunduk.
"sungmin menelponku, memintaku datang kemari. Firasatku sudah tidak enak saat dia menelpon, dan ternyata benar dugaan." ucap henry dengan nada ketus pada kyuhyun.
"ani. Chakkaman, sungmin-ah. Aku bisa jelaskan semuanya. Jebal, dengarkan aku." ucap kyuhyun berusaha meraih tangan sungmin namun terhalang oleh henry lebih dulu.
"jwesonghamnida, kyuhyun-sshi. Beri saya waktu untuk menenangkan pikiran, agar keputusan anda dapat berubah." ucap sungmin.
"kajja, henry-ah." lanjutnya sambil menggandeng lengan henry dan berjalan meninggal kyuhyun.
***
Kyuhyun berdiri diambang pintu merasa tak percaya dengan semua yg terjadi barusan.
Dia baru masuk mobil setelah sungmin sudah menghilang dari pandangannya, dan langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh agar cepat sampai di rumah.
Dia lalu berjalan ke tengah ruangan dan tiba-tiba terpaku saat melihat Berbagai perlengkapan bayi yg baru saja ia beli.
Awalnya dia pikir akan pulang bersama sungmin, dan bercengkramah tentang bagaimana bayi mereka lahir, seperti apa wajah mereka kelak, dan membayangkan sebuah keluarga kecil yg bahagia...
Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya, menyadari kesalahan yg telah dia perbuat untuk yg kedua kalinya.
***
Mata kyuhyun terbelalak saat mendengar kalimat terakhir dari sungmin.
"neo-...wae-" ucap kyuhyun terbata.
"saya melihatnya, kyuhyun-sshi. Saya melihat anda berciuman dengan seohyun-sshi..." ucap sungmin sudah mulai tenang.
"s-sung-...min-ah, aku-"
Di saat keduanya diam, dari kejauhan terlihat seorang namja yg sedang berlari mendekati tempat mereka duduk.
"kajja, sungmin-ah." ucap namja itu setelah berdiri di hadapan mereka sambil menarik tangan sungmin.
"henry-ah? Wae-?" ucap kyuhyun terbata saat melihat henry yg memberikan wajah marah.
Sungmin lalu beranjak dari tempat duduk dan berdiri di samping henry dengan kepala menunduk.
"sungmin menelponku, memintaku datang kemari. Firasatku sudah tidak enak saat dia menelpon, dan ternyata benar dugaan." ucap henry dengan nada ketus pada kyuhyun.
"ani. Chakkaman, sungmin-ah. Aku bisa jelaskan semuanya. Jebal, dengarkan aku." ucap kyuhyun berusaha meraih tangan sungmin namun terhalang oleh henry lebih dulu.
"jwesonghamnida, kyuhyun-sshi. Beri saya waktu untuk menenangkan pikiran, agar keputusan anda dapat berubah." ucap sungmin.
"kajja, henry-ah." lanjutnya sambil menggandeng lengan henry dan berjalan meninggal kyuhyun.
***
Kyuhyun berdiri diambang pintu merasa tak percaya dengan semua yg terjadi barusan.
Dia baru masuk mobil setelah sungmin sudah menghilang dari pandangannya, dan langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh agar cepat sampai di rumah.
Dia lalu berjalan ke tengah ruangan dan tiba-tiba terpaku saat melihat Berbagai perlengkapan bayi yg baru saja ia beli.
Awalnya dia pikir akan pulang bersama sungmin, dan bercengkramah tentang bagaimana bayi mereka lahir, seperti apa wajah mereka kelak, dan membayangkan sebuah keluarga kecil yg bahagia...
Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya, menyadari kesalahan yg telah dia perbuat untuk yg kedua kalinya.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.176
***
Setelah kejadian itu, kyuhyun dan sungmin mulai jarang mengobrol.
Sungmìn sudah menceritakan semuanya pada henry, dan menginap di rumahnya selama 2 hari.
"hakyo anggayo?" tanya sungmin saat dia baru pulang dari rumah henry sore itu.
"aku mengambil jam pagi tadi." jawab kyuhyun yg sedang duduk di sofa tengah rumah.
"bagaimana dengan kantor?" tanyanya lagi.
"semua berkas untukku sudah dibawakan kemari jadi aku tidak perlu ke kantor." jawabnya.
"pabeul mokgosoyo?" tanya sungmin sambil duduk dì samping kyuhyun.
Kyuhyun diam sejenak seakan pertanyaan itu sangat sulit untuk dijawab.
"molla. Aku tidak ingat kapan terakhir aku makan." jawab kyuhyun.
"mau saya buatkan sesuatu?" tawar sungmin.
"tidak perlu, tetaplah duduk di sini." ucap kyuhyun sambil menyandarkan kepalanya di bahu sungmin.
Kyuhyun lalu menutup matanya untuk menenangkan hatinya.
Tak lama setelah itu, terdengar suara isakan tangis yg membuat kyuhyun membuka matanya, duduk dengan tegak.
"kajimajuseyo." ucap sungmin disertai isakan tangis.
"ani, ani." balas kyuhyun panik sambil berlutut di depan sungmin dan menyentuh pipinya.
"jangan tinggalkan saya, kyuhyun-sshi. Saya tidak mau sendirian, saya tidak mau jika harus berpisah dari anda. Saya mohon jangan biarkan mereka memisahkan kita, jangan biarkan mereka mengambil bayi kita, jangan biarkan mereka mengasingkan orangtua saya." ucap sungmin dengan suara serak dan sendu.
"saya tidak mau... jika bukan anda yg ada di sini saya..."
Kalimat itu terasa begitu menyakitkan di telinga Kyuhyun.
Semua beban yg dia tanggung terasa begitu berat, membuatnya goyah untuk menyerah.
Tapi saat namja di depannya sedang menangis, membuatnya sadar bahwa yg sebenarnya menanggung semua beban itu, semua rasa sakit itu, dan semua kepedihan itu adalah dia...
Kyuhyun merangkuh tubuh itu perlahan, dan berbisik di telinganya bahwa semua akan baik-baik saja.
***
Setelah kejadian itu, kyuhyun dan sungmin mulai jarang mengobrol.
Sungmìn sudah menceritakan semuanya pada henry, dan menginap di rumahnya selama 2 hari.
"hakyo anggayo?" tanya sungmin saat dia baru pulang dari rumah henry sore itu.
"aku mengambil jam pagi tadi." jawab kyuhyun yg sedang duduk di sofa tengah rumah.
"bagaimana dengan kantor?" tanyanya lagi.
"semua berkas untukku sudah dibawakan kemari jadi aku tidak perlu ke kantor." jawabnya.
"pabeul mokgosoyo?" tanya sungmin sambil duduk dì samping kyuhyun.
Kyuhyun diam sejenak seakan pertanyaan itu sangat sulit untuk dijawab.
"molla. Aku tidak ingat kapan terakhir aku makan." jawab kyuhyun.
"mau saya buatkan sesuatu?" tawar sungmin.
"tidak perlu, tetaplah duduk di sini." ucap kyuhyun sambil menyandarkan kepalanya di bahu sungmin.
Kyuhyun lalu menutup matanya untuk menenangkan hatinya.
Tak lama setelah itu, terdengar suara isakan tangis yg membuat kyuhyun membuka matanya, duduk dengan tegak.
"kajimajuseyo." ucap sungmin disertai isakan tangis.
"ani, ani." balas kyuhyun panik sambil berlutut di depan sungmin dan menyentuh pipinya.
"jangan tinggalkan saya, kyuhyun-sshi. Saya tidak mau sendirian, saya tidak mau jika harus berpisah dari anda. Saya mohon jangan biarkan mereka memisahkan kita, jangan biarkan mereka mengambil bayi kita, jangan biarkan mereka mengasingkan orangtua saya." ucap sungmin dengan suara serak dan sendu.
"saya tidak mau... jika bukan anda yg ada di sini saya..."
Kalimat itu terasa begitu menyakitkan di telinga Kyuhyun.
Semua beban yg dia tanggung terasa begitu berat, membuatnya goyah untuk menyerah.
Tapi saat namja di depannya sedang menangis, membuatnya sadar bahwa yg sebenarnya menanggung semua beban itu, semua rasa sakit itu, dan semua kepedihan itu adalah dia...
Kyuhyun merangkuh tubuh itu perlahan, dan berbisik di telinganya bahwa semua akan baik-baik saja.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get Home/P.177
***
Kyuhyun memutuskan untuk ikut menemani sungmin ke rumah sakit bersama henry.
Selama perjalanan menuju rumah sakit, ketiga namja itu tak sedikit pun membuka pembicaraan, suasana di dalam mobil terasa begitu hening, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, namun dengan pemikiran yg sama.
Sungmin keluar bersama henry, langsung menemui dr. Hankyung sementara kyuhyun memarkirkan mobil.
Kyuhyun lalu duduk di samping henry di ruang tunggu, sedangkan sungmin sudah masuk menemui dr. Hankyung.
"apa yg sebenarnya ingin kau rencanakan pada sungmin?" ucap henry membuka pembicaraan.
"entahlah. Aku sendiri tidak tahu keputusan apa yg harus kuambil. Tapi... aku butuh bantuanmu untuk salah satu keputusan yg kuambil." jawab kyuhyun sambil tetap memandang terus ke depan, ke arah tembok putih di hadapannya.
"hmm, mwoya?" ucap henry.
Sungmin datang lebih dulu saat kyuhyun hendak berbicara.
"wae? Aegideul gwenchana?" tanya henry saat melihat sungmin yg keluar dari ruangan dr. Hankyung.
"nde, beliau meminta kyuhyun-sshi untuk menemuinya." ucap sungmin.
Kyuhyun langsung berdiri lalu berjalan menuju ruangan dr. Hankyung, dan sungmin duduk di kursi yg tadi diduduki kyuhyun.
"neoneun? Gwenchana?" tanya henry.
"kesehatanku sedikit drop karena terlalu stress, dan terbawa emosi belakangan ini. Gwenchanayo, aku hanya butuh istirahat." ucap sungmin sambil menyandarkan kepalanya di bahu henry.
"wae? Apa kau lelah?"
"tadi dr. Hankyung menyuruhku meminum obat di sana. Aku mengantuk karena efek obat itu kurasa." ucap sungmin lalu menutup matanya perlahan.
Beberapa menit kemudian kyuhyun keluar dengan ekspresi wajah yg sulit ditebak. Dia berjalan mendekati sungmin dan henry, dan melihat sungmin yg tertidur.
"gendong dia." pinta henry yg langsung dilakukan kyuhyun.
Selama perjalanan pulang tak ada yg bicara, sama seperti saat mereka datang.
***
Kyuhyun memutuskan untuk ikut menemani sungmin ke rumah sakit bersama henry.
Selama perjalanan menuju rumah sakit, ketiga namja itu tak sedikit pun membuka pembicaraan, suasana di dalam mobil terasa begitu hening, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, namun dengan pemikiran yg sama.
Sungmin keluar bersama henry, langsung menemui dr. Hankyung sementara kyuhyun memarkirkan mobil.
Kyuhyun lalu duduk di samping henry di ruang tunggu, sedangkan sungmin sudah masuk menemui dr. Hankyung.
"apa yg sebenarnya ingin kau rencanakan pada sungmin?" ucap henry membuka pembicaraan.
"entahlah. Aku sendiri tidak tahu keputusan apa yg harus kuambil. Tapi... aku butuh bantuanmu untuk salah satu keputusan yg kuambil." jawab kyuhyun sambil tetap memandang terus ke depan, ke arah tembok putih di hadapannya.
"hmm, mwoya?" ucap henry.
Sungmin datang lebih dulu saat kyuhyun hendak berbicara.
"wae? Aegideul gwenchana?" tanya henry saat melihat sungmin yg keluar dari ruangan dr. Hankyung.
"nde, beliau meminta kyuhyun-sshi untuk menemuinya." ucap sungmin.
Kyuhyun langsung berdiri lalu berjalan menuju ruangan dr. Hankyung, dan sungmin duduk di kursi yg tadi diduduki kyuhyun.
"neoneun? Gwenchana?" tanya henry.
"kesehatanku sedikit drop karena terlalu stress, dan terbawa emosi belakangan ini. Gwenchanayo, aku hanya butuh istirahat." ucap sungmin sambil menyandarkan kepalanya di bahu henry.
"wae? Apa kau lelah?"
"tadi dr. Hankyung menyuruhku meminum obat di sana. Aku mengantuk karena efek obat itu kurasa." ucap sungmin lalu menutup matanya perlahan.
Beberapa menit kemudian kyuhyun keluar dengan ekspresi wajah yg sulit ditebak. Dia berjalan mendekati sungmin dan henry, dan melihat sungmin yg tertidur.
"gendong dia." pinta henry yg langsung dilakukan kyuhyun.
Selama perjalanan pulang tak ada yg bicara, sama seperti saat mereka datang.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.178
***
Sungmin merasa perutnya sakit saat dia bangun dari tidurnya. Sungmin yg terbangun karena teriakan seseorang dari ruang tengah.
Sungmin keluar sambil nenahan rasa sakit di perutnya.
Sungmin melihat situasi yg sama sekali tak pernah dia duga.
"neo jeongmal nappeun saramda. Aku menyesal karena sudah memberikan sungmin padamu." bentak henry pada kyuhyun sambil meremas kerah baju kyuhyun.
"waegeuraeyo?" ucapnya sambil menahan rasa sakit di perutnya yg semakin menjadi.
Keduanya melihat ke arah sungmin yg berdiri di ambang pintu.
"SUNGMIN-AH??!" teriak kedua namja itu yg terkejut melihat keadaan sungmin yg tak dapat dipercaya.
Selama menahan rasa sakit di perutnya, tanpa dia sadari darah segar mengalir membasahi pahanya yg hanya terhalang rok yg dia pakai saat itu.
Sungmin baru menyadari hal itu, ketika henry dan kyuhyun jongkok di depan.
Henry refleks melepas jaket berwarna abu muda yg dia kenakan, dan menggunakannya untuk membersihkan paha sungmin yg berlumur darah yg tak henti mengalir itu.
"ya, eotthaekae?" tanya henry pada kyuhyun.
"perut saya sakit. Jeongmal appoyo." ucap sungmin sambil memegang perutnya dan merapatkan kedua kakinya.
Seakan baru sadar dari lamunannya, kyuhyun dengan cepat menggendong sungmin dan membawanya ke dalam mobil, mendudukkannya di kursi belakang bersama henry, langsung menancap gas agar secepatnya sampai di rumah sakit.
Sungmin terlihat mulai berkeringat dingin dan tubuh yg lemas hampir tak sadarkan diri.
***
Sesampainya di rumah sakit, dr. Hankyung yg sudah menunggu sejak kyuhyun menelpon langsung membawa sungmin ke ruang operasi untuk melakukan operasi sesar.
***
Sungmin merasa perutnya sakit saat dia bangun dari tidurnya. Sungmin yg terbangun karena teriakan seseorang dari ruang tengah.
Sungmin keluar sambil nenahan rasa sakit di perutnya.
Sungmin melihat situasi yg sama sekali tak pernah dia duga.
"neo jeongmal nappeun saramda. Aku menyesal karena sudah memberikan sungmin padamu." bentak henry pada kyuhyun sambil meremas kerah baju kyuhyun.
"waegeuraeyo?" ucapnya sambil menahan rasa sakit di perutnya yg semakin menjadi.
Keduanya melihat ke arah sungmin yg berdiri di ambang pintu.
"SUNGMIN-AH??!" teriak kedua namja itu yg terkejut melihat keadaan sungmin yg tak dapat dipercaya.
Selama menahan rasa sakit di perutnya, tanpa dia sadari darah segar mengalir membasahi pahanya yg hanya terhalang rok yg dia pakai saat itu.
Sungmin baru menyadari hal itu, ketika henry dan kyuhyun jongkok di depan.
Henry refleks melepas jaket berwarna abu muda yg dia kenakan, dan menggunakannya untuk membersihkan paha sungmin yg berlumur darah yg tak henti mengalir itu.
"ya, eotthaekae?" tanya henry pada kyuhyun.
"perut saya sakit. Jeongmal appoyo." ucap sungmin sambil memegang perutnya dan merapatkan kedua kakinya.
Seakan baru sadar dari lamunannya, kyuhyun dengan cepat menggendong sungmin dan membawanya ke dalam mobil, mendudukkannya di kursi belakang bersama henry, langsung menancap gas agar secepatnya sampai di rumah sakit.
Sungmin terlihat mulai berkeringat dingin dan tubuh yg lemas hampir tak sadarkan diri.
***
Sesampainya di rumah sakit, dr. Hankyung yg sudah menunggu sejak kyuhyun menelpon langsung membawa sungmin ke ruang operasi untuk melakukan operasi sesar.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.179
***
Sungmin terbangun setelah koma selama 2 hari, saat membuka mata, henry lah yg ada di sampingnya.
Henry langsung menghubungi dr. Hankyung segera setelah itu.
"sungmin-ah, kibunni eotthae?" ucap henry sambil membantu sungmin untuk duduk.
Sungmin melihat sekeliling ruangan, yg terlihat asing baginya.
Dia lalu merasa ada sesuatu yg berbeda dari dirinya. Perlahan dia gerakan tangan kanannya dan menyentuh perutnya.
"aegideul gwenchana? Jigeum eodiseo, aegideul?" ucap sungmin panik sambil memegang erat lengan henry.
"tenanglah, dr. Hankyung akan menjelaskan semuanya padamu." jawab henry berusaha untuk tidak terlihat sedih.
Sungmin langsung diam saat dr. Hankyung dan kyuhyun datang bersamaan.
dr. Hankyung langsung memeriksanya saat dia tiba.
"keadaanmu sudah stabil. Beberapa minggu lagi anda baru boleh pulang." ucapnya.
"uhri aegideul eotthaekaeyo?" tanya sungmin membuat 3 namja itu saling menatap.
dr. Hankyung menghela nafas dalam sebelum mulai bercerita.
"jwesonghamnida, sungmin-sshi..." ucapnya mulai bercerita.
"saat datang kemari keadaan anda sudah sangat kritis, begitu pula dengan bayi anda. Semua itu di karenakan stres yg anda alami, yg sangat berpengaruh buruk pada bayi anda. Saat saya melakukan operasi, bayi anda sudah tak tertolong..."
"mworagoeyo? A-a-pa maksud anda? Ch-ch-chakkaman-ju-juseyo. M-maksud anda, mereka meninggal? Benar begitu?" ucap sungmin sambil melihat mereka satu per satu.
"sungmin-ah?" ucap kyuhyun akhirnya berbicara.
"semua cara sudah dicoba, tapi tidak ada yg berha-" ucap kyuhyun yg terpotong karena sungmin tiba-tiba melepas infus di tangannya dan turun dari tempat tidur.
Henry langsung mengejarnya, dan memeluknya yg terus berontak ingin keluar dari kamar tersebut.
"henry-ah, lepaskan aku? Biarkan aku melihat bayinya. aku ingin melihat bayinya." pinta sungmin sambil meronta dan menangis histeris, membuat apa yg dia katakan terus mulai tidak jelas, juga nafasnya mulai tak teratur.
***
Sungmin terbangun setelah koma selama 2 hari, saat membuka mata, henry lah yg ada di sampingnya.
Henry langsung menghubungi dr. Hankyung segera setelah itu.
"sungmin-ah, kibunni eotthae?" ucap henry sambil membantu sungmin untuk duduk.
Sungmin melihat sekeliling ruangan, yg terlihat asing baginya.
Dia lalu merasa ada sesuatu yg berbeda dari dirinya. Perlahan dia gerakan tangan kanannya dan menyentuh perutnya.
"aegideul gwenchana? Jigeum eodiseo, aegideul?" ucap sungmin panik sambil memegang erat lengan henry.
"tenanglah, dr. Hankyung akan menjelaskan semuanya padamu." jawab henry berusaha untuk tidak terlihat sedih.
Sungmin langsung diam saat dr. Hankyung dan kyuhyun datang bersamaan.
dr. Hankyung langsung memeriksanya saat dia tiba.
"keadaanmu sudah stabil. Beberapa minggu lagi anda baru boleh pulang." ucapnya.
"uhri aegideul eotthaekaeyo?" tanya sungmin membuat 3 namja itu saling menatap.
dr. Hankyung menghela nafas dalam sebelum mulai bercerita.
"jwesonghamnida, sungmin-sshi..." ucapnya mulai bercerita.
"saat datang kemari keadaan anda sudah sangat kritis, begitu pula dengan bayi anda. Semua itu di karenakan stres yg anda alami, yg sangat berpengaruh buruk pada bayi anda. Saat saya melakukan operasi, bayi anda sudah tak tertolong..."
"mworagoeyo? A-a-pa maksud anda? Ch-ch-chakkaman-ju-juseyo. M-maksud anda, mereka meninggal? Benar begitu?" ucap sungmin sambil melihat mereka satu per satu.
"sungmin-ah?" ucap kyuhyun akhirnya berbicara.
"semua cara sudah dicoba, tapi tidak ada yg berha-" ucap kyuhyun yg terpotong karena sungmin tiba-tiba melepas infus di tangannya dan turun dari tempat tidur.
Henry langsung mengejarnya, dan memeluknya yg terus berontak ingin keluar dari kamar tersebut.
"henry-ah, lepaskan aku? Biarkan aku melihat bayinya. aku ingin melihat bayinya." pinta sungmin sambil meronta dan menangis histeris, membuat apa yg dia katakan terus mulai tidak jelas, juga nafasnya mulai tak teratur.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.180
***
Sungmin berjalan pelan sepanjang lorong kamar, berniat untuk kembali ke kamarnya, dan melihat henry dan kyuhyun sedang mengobrol.
Mereka duduk di kursi yg biasa dipakai untuk menunggu pasien di luar, yg ada di persimpangan, saat sungmin hendak berbelok.
Sungmin dengan cepat berbelok saat melihat mereka, dan bersembunyi di sana.
***
Henry menghela nafas dalam sebelum kembali berbicara.
"aku masih tidak percaya dengan apa yg kamu lakukan pada sungmin." ucap henry sambil mengepal tangannya.
"kenapa kau menyembunyikan semua ini dari sungmin? Memutuskan semuanya seenakmu sendiri, tanpa mempedulikan perasaannya sungmin. WAE???" teriak henry sambil berdiri dan menarik kerak kyuhyun agar berdiri, lalu mendorongnya ke tembok, menahannya di sana.
"kulakukan semua itu demi dia. Ap-" balas kyuhyun.
"mworago?" ucap henry merasa salah dengar, dan membuat amarahnya tak terbendung lagi.
"...APA MEMBUNUH BAYIMU SENDIRI, KAU LAKUKAN DEMI DIA? APA MENYURUH DR. HANKYUNG MEMBERINYA OBAT, AGAR DIA SEORANG YG SELAMAT, JUGA KAU LAKUKAN DEMI DIA? APA MENINGGALKANNYA SENDIRI DAN PERGI KE CANADA, JUGA KAU LAKUKAN DEMI DIA? HAAH?" bentak henry dengan nada tinggi.
"mianhae..." ucap kyuhyun pelan.
"mianharago? Kau pikir ucapan itu mampu mengobati semua rasa sakit yg dia rasakan?"
Kyuhyun tak mampu membalas ucapan henry, membuat ke duanya diam sejenak.
"kapan kau akan pergi ke Canada?" tanya henry setelah merasa lebih tenang.
"malam ini." jawab kyuhyun singkat.
Terdengar suara isakan tangis yg cukup keras karena Lorong rumah sakit yg sepi sore itu.
"s-sungmin-ah?" ucap keduanya berbarengan saat mereka melihat sungmin tengah berjongkok sambil memeluk lututnya dan menundukkan kepalanya.
***
Sungmin berjalan pelan sepanjang lorong kamar, berniat untuk kembali ke kamarnya, dan melihat henry dan kyuhyun sedang mengobrol.
Mereka duduk di kursi yg biasa dipakai untuk menunggu pasien di luar, yg ada di persimpangan, saat sungmin hendak berbelok.
Sungmin dengan cepat berbelok saat melihat mereka, dan bersembunyi di sana.
***
Henry menghela nafas dalam sebelum kembali berbicara.
"aku masih tidak percaya dengan apa yg kamu lakukan pada sungmin." ucap henry sambil mengepal tangannya.
"kenapa kau menyembunyikan semua ini dari sungmin? Memutuskan semuanya seenakmu sendiri, tanpa mempedulikan perasaannya sungmin. WAE???" teriak henry sambil berdiri dan menarik kerak kyuhyun agar berdiri, lalu mendorongnya ke tembok, menahannya di sana.
"kulakukan semua itu demi dia. Ap-" balas kyuhyun.
"mworago?" ucap henry merasa salah dengar, dan membuat amarahnya tak terbendung lagi.
"...APA MEMBUNUH BAYIMU SENDIRI, KAU LAKUKAN DEMI DIA? APA MENYURUH DR. HANKYUNG MEMBERINYA OBAT, AGAR DIA SEORANG YG SELAMAT, JUGA KAU LAKUKAN DEMI DIA? APA MENINGGALKANNYA SENDIRI DAN PERGI KE CANADA, JUGA KAU LAKUKAN DEMI DIA? HAAH?" bentak henry dengan nada tinggi.
"mianhae..." ucap kyuhyun pelan.
"mianharago? Kau pikir ucapan itu mampu mengobati semua rasa sakit yg dia rasakan?"
Kyuhyun tak mampu membalas ucapan henry, membuat ke duanya diam sejenak.
"kapan kau akan pergi ke Canada?" tanya henry setelah merasa lebih tenang.
"malam ini." jawab kyuhyun singkat.
Terdengar suara isakan tangis yg cukup keras karena Lorong rumah sakit yg sepi sore itu.
"s-sungmin-ah?" ucap keduanya berbarengan saat mereka melihat sungmin tengah berjongkok sambil memeluk lututnya dan menundukkan kepalanya.
***
Mini FFkyumin/yaoi/Wanna Get You Home/P.181
*** Kyuhyun langsung berjongkok di depan sungmin, sedangkan henry berdiri terpaku dì sana.
"sungmin-ah?" ucap kyuhyun sambil mengulurkan tangan untuk menyentuh kepala sungmin.
Sungmin langsung mengangkat kepalanya dan menepis tangan kyuhyun dengan keras.
"ka! Jangan mendekat!" ucap sungmin dengan suara serak, membuat kyuhyun terbelalak karena sungmin menggunakan bahasa informal untuk pertama kalinya padanya.
Sungmin lalu menatap kyuhyun dengan mata yg tak henti mengeluarkan airmata.
"sung-"
"AKU BILANG JANGAN MENDEKAT!!!" bentak sungmin dengan kencang dan mendorong kyuhyun hinggu tersungkur saat kyuhyun hendak memegang pundaknya.
"dengarkan penjelasanku terlebih dahulu? Sungmin-ah."
"mwo? Apa lagi yg harus kudengarkan? Apa semua yg kalian bicarakan tak cukup? Apa yg selama ini kau katakan itu semuanya bohong? Apa semua janji yg kau ucapkan juga bohong? Kenapa kau lakukan semua ini padaku?" ucap sungmin membuat kyuhyun diam tak berkutik.
Kyuhyun tak sedikitpun berkedip saat sungmin berdiri dan melepas benda yg tersemat manis di jari tengahnya.
Sungmin lalu melempar benda yg merupakan cincin pemberian kyuhyun, saat kyuhyun melamarnya waktu itu, ke kyuhyun yg langsung kyuhyun tangkap.
"pergilah ke kanada seperti yg kau mau. Dan jangan pernah temui aku lagi, jika yg kau lakukan hanya membuat hatiku sakit." ucap sungmin sambil berbalik pergi meninggalkan kyuhyun.
Henry pun diam saat sungmin berjalan lurus melewatinya, dan masuk ke kamarnya.
Sungmin menangis sejadinya di dalam kamar itu sendirian.
Henry kembali duduk di tempat semula dan diam menundukan kepala memikirkan apa yg selanjutnya akan terjadi diantara mereka.
Sedangkan kyuhyun...
Dia menundukan kepala sambil memperhatikan cincin yg dilempar sungmin padanya. Yg mulai basah oleh tetesan air mata miliknya yg mulai berjatuhan.
***
_TBC_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar