Kamis, 01 Januari 2015

Another Evil’s Strategy called Pervert Plan/Part 2



***
Title : FFkyumin/yaoi/Another Evil’s Strategy called Pervert Plan/Part 2 - Sekuel FFkyumin/yaoi/Evil’s Strategy

Author : LeeSangra

Cast : KyuMin

Genre : Romance

Rating : PG-15

Length : Two Shoot

Disclaimer: I onlyown the plot, the characters are all belong to themselves, do not take it outwithout permission.

Note: FF ni 100% fiksi, 100% khayalan author.

yanggak suka boy x boy harap jangan dibaca.

Yangg suka, silahkan tekan tombol kembali, pada layar anda, gampang kan ^.^

Qgak mau kalian terjerumus karena keyadongan author

SILENT READER GO

***

ANNYEONG

Ni FF dah lama bgt g author lanjutin. Karena lupa and g da waktu bwt bikin’y.

kalian pasti dah lupa ma FF ni, tapi karena tag'y diambil dari part sbelum'y, berarti kalian dah pernah baca.

Mian, ni FF bner” terlupakan dan baru smpet dibikin sekarang. *bow

So, Check it out

Semoga kalian suka\(^.^)/

Selamat membaca


***

Masalah memang selalu datang di saat kita sedang menikmati sebuahkebahagiaan.

***

Aku yang bangun lebih awal dari kyuhyun karena ada jadwal kuliah pagi,langsung pergi tanpa membangunnya terlebih dahulu untuk berpamitan.

Aku berjalan sepanjang jalan menuju kampus setelah turun dari bus.

Aku lalu berbelok melewati gerbang dan masuk ke dalam melewati beberapakelas menuju ke kelasku.

Waktu terasa melambat saat seorang pria setengah baya berjalan ke arahyang berlawanan denganku.

Orang itu melihatku sekilas membuat kami sesaat beradu pandang.

Seketika itu aku merasa tubuhku membeku tak tahu harus berbuat apa.

Aku lalu berjalan cepat setelah beberapa detik mematung.

Kenapa seperti ini?

Ini tidak mungkin terjadi, di saat akku sudah berhasil melupakannya.

Kenapa semua ini terjadi?

***

Aku bangun setelah menyadari bahwa orang yang tidur denganku sudahberangkat untuk kuliah, sedangkan hari ini aku tidak ada kuliah.

Handphoneku berbunyi saat aku hendak ke kamar mandi.

“yeobseo?” ucapku pada orang yang menelponku.

“kyuhun-ah, aku sudah sampai di kampusmu, dimana kau sekarang?”

“oh, shin ahjusshi, aku masih di rumah, hari ini aku lupa, kita akanbertemu, tunggulah di sana, aku akan datang 30 menit lagi.” Jawabku lalumenutup telepon dan bergegas ke kamar mandi.

***

Apa maksud dari semua ini? Aku tidak mengerti kenapa orang itu datang?

Aku tiddak bisa fokus sama sekali selama pelajaran berlangsung, tak adasatu pun materi yang diberikan dosen yang masuk ke otakku.

Setelah kelas berakhir aku putuskan untuk pulang saja.

“ah, sungmin-ah.” Ujar seseorang dengan suara yang sangat familiarmemanggil namaku setelah aku keluar kelas.

Aku lalu berbalik dan menemukan kkyuhyun sedang berjalan ke arahku.

“kyuhyunnie? Neo wae yeogi isseo? Bukannya hari ini kau tidak adakuliah?”

“aku kemari untuk menemui seseorang, sekaligus untuk menjemputmu juga.Masih ada satu mata kuliah lagi kan?” ucapnya yang kubalas dengan anggukan.

Ada perarasaan sedikit lega melihat kedatangan kyuhyun, yang takdiduga.

Kuurungkan niatku untuk pulang lebih awal, karna kedatangannya.

“Kajja, tarrawa. Kau punya waktu kosong sebelum jam berikutnya kan? Akuingin mengenalkanmu dengan seseorang. Dia tidak hadir di upacara pernikahankita karena ada urusan bisnis. Jadi dia ingin bertemu dengan kita berdua.” Ucapkyuhyun sambil menarik tanganku, berjalan menuju cafetaria.

***

Sesampainya di cafetaria, kyuhyun menunjukan sungmin, pria yang hendaditemuinya dari kejauhan.

Seketika itu, raut wajah sungmin berubah menjadi pucat.

Belum sempat mereka ke meja tempat pria itu duduk, sungmin tiba-tibaberhenti melangkah.

“lebih baik aku ke kelas sekarang, aku baru ingat kalau tadi donghaeingin melihat tugas milikku.” Ucap sungmin hendak melangkah pergi.

“chakkaman, hanya sebentar.” Ucap kyuhyun menahan tangan sungmin.

“kyuhyunnie, na shirreo. Aku harus ke kelas sekarang.”

“wae? Donghae bisa menunggu. Shin ahjusshi seorang polisi, dan diabilang dia akan membantu kita, mencari orang yang sudah membuatmu trauma.”

“Mwo? Tidak usah itu sudah jadi masa lalu.”

“keugo arrayo, keundae-”

“jebaljeom” potong sungmin dengan sudut matanya yang sudah berlinangair mata.

Kyuhyun yang melihatnya, lalu menyerah dan berhenti memaksanya.

“arrayo, uljimma. Aku tidak akan memaksamu. Mianhae.”

Sungmin langsung tersenyum dan berjinjit untuk mengecup pipi kyuhyun.

“gomawo.” Ucap sungmin lalu pergi.

‘ada apa dengannya?’ pikir kyuhyun yang merasa aneh dengan sikapsungmin.

***

“kyuhyun-ah, waegeurae?” ucap shin ahjusshi saat kyuhyun mendekat danduduk di depannya.

“sungmin tidak bisa bertemu denganmu, dia ada jadwal.”

“keurae? Gwenchana, lain kali saja.”

Mereka berdua mengobrol panjang lebar tentang banyak hal terutamatentang trauma sungmin selama beberapa jam sambil menunggu sungmin selesai kuliah.

***

Pada akhirnya aku tetap masuk ke kelas meski tak sedikit pun pelajaranyang bisa kutangkap.

Sengaja kupilih duduk di barisan tengah ke tiga dari belakang danberpura-pura memperhatikan namun sebenarnya pikiranku sedang melayang entahkemana.

Berbagai pertanyaan muncul di benakku, membuatku tambah tak fokus padapelajaran.

Kenapa dia muncul di kampus?

Kenapa dia bisa ada di kampus?

Kenapa kyuhyun ingin sekali mencari ahjusshi yang hampir memperkosakudulu?

Kenapa di saat seperti ini semuanya harus terjadi?

Tanpa terasa 2 jam pelajaran berakhir begitu saja.

Aku tersadar dari lamunanku oleh decitan kursi yang digeser oleh paramahasiswa dan ocehan-ocehan tak jelas yang mulai terdengar dari sana-sinisetelah sang dosen meninggalkan kelas.

“sungmin-ah, kajja, kita makan siang?” tawar donghae dan eunhyuk yangberdiri di belakangnya.

Aku menggelengkan kepala menolak tawaran mereka.

“aku tidak enak badan, jadi lebih baik aku pulang sekarang cepat.”

“jinjja? Pantas saja sejak tadi kau terlihat lesu.” Ucap eunhyukkhawatir.

“mau kami temani kau pulang? ... aku khawatir terjadi sesuatu padamu.” Tawardonghae.

“aniya, gwenchana, aku bisa sendiri. Lagipula aku tidak inginmengganggu waktu kalian berdua.” Ucapku membuat mereka salah tingkah.

“sampai besok ya, bye.” Ucapku lalu pergi lebih dulu meninggalkanmereka berdua.

***

Aku duduk di bangku panjang yang ada di bawah pohon besar yang masihkosong.

Kulihat jam tanganku, yang memunjukkan pukul 1 siang.

Apa kyuhyun masih di kampus? Jika iya, dia pasti masih bersama orangitu, dan aku tidak mau jika harus bertemu dengannya.

Tapi jika aku pulang lebih dulu, kyuhyun pasti akan marah.

Handphoneku tiba-tiba bergetar, menyadarkanku.

Incomming call
                Kyuhyun

Tulisan yang tertera di layar handphoneku.

Tanpa pikir panjang, langsung kuangkat telponnya.

“kau sudah keluar kelas?” ucapnya langsung tanpa menungguku mengucapkan‘halo’.

“o, aku sedang ada di halaman belakang, aku baru saja berniatmenelponmu.”

“kemarilah, shin ahjusshi masih ada di sini, dia ingin bertemudenganmu.” Ucapnya.

“na jibae kagoshippoyo.”

“wae? Temuilah shin ahjusshi sebentar.”

“shirreo.”

“tapi-”

“shirreo.”

“sungmin-ah.”

“shirreo, shirreo, shirreo.”

Tak ada suara apa pun saat aku selesai berucap.

“na jibae ka.” Ucapku karena kyuhyun tak sedikitpun bicara.

“arraseo, na gwidaryo. Aku akan segera ke sana sebentar lagi.” Ucap kyuhyunlalu menutup telponnya.

***

“shin ahjusshi, aku harus pergi sekarang. Kita lanjutkan pembicaraanini di rumahku besok.” Ucapku langsung bangkit dari kursi.

“oke, biar aku yang bayar.”

“kamsahamnida.” Ucapku lalu pergi meninggalkannya.

Aku berjalan dengan langkah cepat menuju tempat yang dikatakan sungmindi telpon tadi.

Dari cafetaria menuju halaman belakang, aku melewati toilet dan 2kelas, lalu berjalan sepanjang lorong kampus.

Dari kejauhan aku bisa menemukan sungmin yang tengah duduk bersandar dibangku panjang yang ada di bawah pohon besar sendirian.

Dari kejauhan pula, aku melihat banyak namja yang melihat ke arahnya.

Sungmin memang popular di kalangan para namja karena wajahnya yanglebih cantik dari yeoja. Tapi dia tidak menyadari hal itu.

Tapi di samping itu, aku tidak suka dengan beberapa namja yangmenatapnya dengan penuh nafsu. Ingin rasanya aku menghajar namja sepertimereka.

Aku langsung berdiri tepat di depannya, membuatnya terkejut.

Dia menengadah ke arahku, membuatku bisa melihat kissmark yang kubuatdi sekitar leher dan tulang selangkanya tadi malam.

Dia menatapku, menungguku mengatakan sesuatu.

‘kajja.” Ucapku mengambil tas dan buku miliknya untuk kubawakkan lalumenggandeng tangannya.

“apa kau mau makan siang terlebih dulu sebelum kita pulang?” tanyakupadanya.

“apa kau lapar? Memangnya saat di cafetaria tadi kau tidak makan?” tanyanyabalik.

“aku sudah makan tapi hanya sedikit untuk menganjal perut saja. Karena akuingin makan bersamamu.” Ucapku sambil tersenyum ke arahnya membuatnya ikuttersenyum.

***

Selama perjalanan menuju motor kyuhyun yang diparkir di tempat parkiryang ada di dekat gerbang kampus, kulihat banyak yeoja yang sangat antusiasmelihat kyuhyun, namun langsung berubah saat melihatnya sedang bersamaku.

Kyuhyun sangat popular di kalangan para yeoja, bahkan setengah dariyeoja d kampus ini sudah pernah mengatakan cintanya pada kyuhyun.

Tapi dia menolaknya, dan mengatakan dengan jujur dan lantang bahwa diamenyukaiku. Hal itu terjadi setelah dan sebelum kami pacaran dulu.

Dan itulah yang membuatku sering dijahili.

“jangan pedulikan mereka. Mereka hanya cemburu karena kaulah yang sudahberhasil mencuri hatiku.” Ucapnya seakan tahu apa yang sedang kupikirkan.

***

“mianhae, karena aku sudah menolak bertemu dengan shin ahjusshi tadi.” Ucapsungmin memulai percakapan.

Setelah selesai makan, kami pun memutuskan diam sejenak untukmengobrol.

“hm, gwenchana. Lain kali saja.”

“apa yang kalian bicarakan selama aku kuliah?”

“kita bicara tentang dirimu.” Ucapku jujur.

“mwo?” ucapnya terkejut.

“aku sudah biang kan? Kalau aku ingin menemukan pria yang membuatmutrauma dan memberina pelajaran.”

“tapi itu sudah lama dan aku sudah melupakannya, kyuhyunnie.”

“aku tahu itu tapi tetap saja, jika hanya kau yang menanggung semuanya.Itu tidak adil. Dan aku ingin orang itu mendapat hukuman yang setimpal atas apayang dia lakukan padamu.”

Sungmin diam, menatapku dengan tatapan menerawang. Menatapku seakan adahal yang ingin dikatakan namun enggan untuk diucapkan.

“jebal, aku tidak mau luka lamaku terbuka kembali.” Ucapnya sungminmemegang kedua tanganku.

“aku sudah melupakannya. Aku sudah tidak takut lagi. Traumaku sudahsembuh. Dan itu semua berkat kau.” Lanjutnya.

Aku diam sejenak berusaha mencerna kata-katanya. Memang benar, jiakaaku menngukit masa lalunya, dia mungkin akan kembali takut.

Aku menatap matanya yang mulai berair, aku tidak pernah bisa menangjika dia sudah mengeluarkan ekspresi seperti itu.

“arraseo.” Ucapku, akhirnya menyerah.

“jeongmal?”

“nde, aku akan bilang pada shin ahjusshi untuk menghentikanpenyelidikan.” Ucapku.

Aku terkejut saat dia melepas tanganku, lalu bangun dan mencondongkantubuhnya ke depan.

Dia lalu menarik kerah bajuku dan

Chu~

Dia menemelkan bibirnya tepat di bibirku beberapa detik membuatkuterbealak.

“gomawo.” Ucapnya lalu kembali duduk.

Beberapa pasang mata yang sedari tadi memperhatikan kami, ikut terkejutdengan mulut menganga. Bahkan beberapa yeoja berteriak dan mulai heboh.

Aku sendiri merasa bahwa wajahku mulai memerah, aksinya memangbenar-banar tak terduga.

“kajja, kita keluar sekarang.” Ucapnya sambil membawa tas dan bukumiliknya.

“sebelum pulang, kau mau nonton dulu? Ada film baru yang tayang perdanahari ini.” Tawarku.

Sungmin mengangguk setuju, dan kami pun pergi dari sana.

***

Film selesai sekitar pukul 06.15, sungmin keluar dengan wajah ditekuk,berjalan meninggalkanku di belakang.

Aku hanya bisa tersenyum melihat sikap kekanakannya itu.

Film yang kami tonton bergenre horror, sedangkan sungmin tidak sukamenonton film horror.

Aku sengaja tidak memberitahunya, aku suka melihat sikapnya yang taksedikitpun melepas lenganku dan jika ada scene yang menakutkan, dengan cepatdia akan menyembunyikan wajahnya ke bahuku. Dan alhasil, sekarang dia marah.

“sungmin-ah, jangan marah. Mianhae, aku tidak memberitahumu.” Ucapku saatsungmin berjalan semakin cepat meninggalkanku.

Saat aku hendak mengejarnya, dia tiba-tiba berhenti berhenti berjalan.

Sungmin membalikkan badannya ke arahku dan menarik tanganku, dankembali berjalan.

“wae?” tanyaku heran saat dia mulai mempercepat langkahnya.

“Ice Cream.” Ucapnya dengan senyum mengembang seperti anak kecil.

***

_TBC_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar