Title :
FF/yaoi/kyumin/Cause You’re The Only Medicine For Me/Part 3
Author
: Lee Sangra
Cast
: KyuMin
Genre
: Romance, supernatural
Rating
: NC-18
Disclaimer:
I only own the plot, the characters are all belong to themselves, do not take
it out without permission.
Note :
FF ni 100% fiksi, 100% khayalan author.
yang gak
suka boy x boy harap jangan dibaca.
Yang g
suka, silahkan tekan tombol kembali, pada layar anda, gampang kan ^.^
Q gak
mau kalian terjerumus karena keyadongan author
SILENT READER GO
***
OmO,
adakah yang nunggu ni ff?
Author
baru bisa nylesein ni ff sekarang.
Mian
lama. Tapi seperti janji author, part ni ada NC’y. hehehe
Yang
lupa, baca lagi ja.
Happy
Read ^.^
***
“chakkama,
kyuhyun-ah.” Ucap sungmin saat aku hendak berjalan mendekati tempat tidur.
“Wae?”
tanyaku
“kau
pikir apa yang sedang kau lakukan, huh? Tiba-tiba menggendongku dan membawaku
ke kamar.” Protes sungmin.
“tentu
saja melakukan ‘itu’. Kau bilang boleh, kan?” jawabku.
“iya,
tapi ini masih sore.”
“aku
tahu itu, mataharinya sebentar lagi juga akan segera menghilang. Lebih cepat
kita lakukan, lebih baik.”
“hah?
Apa maksudmu lebih cepat lebih baik?”
“Nanti
kujelaskan.” Ucapku lalu dengan cepat membaringkannya di tempat tidur dan
memposisikan diriku di atasnya.
“setidaknya
biarkan aku membersihkan badanku dulu.”
“itu
perlu, kau akan kotor lagi jika kau mandi sekarang.” Ucapku menyelesaikan
pembicaraan kami.
Aku
lalu membuka kancing seragam sungmin dengan cepat, tapi saat aku hendak melepas
pakaiannya, aku tiba-tiba berhenti.
“aish,
na paboya. Mian, aku terlalu tersenang jadi tergesa-gesa seperti ini.”
Aku
tiba-tiba tersadar dengan apa yang aku lakukan sekarang, yang mengingatkanku
akan apa yang terjadi minggu lalu.
Ditambah
dengan sungmin yang hanya diam, tak bergerak sedikitpun.
“a-aniyo,
aku hanya sedikit canggung dan tidak tahu apa yang harus kulakukan.” Ucapnya.
Aku
bisa melihat semburat merah di kedua pipinya.
“aku
merasa seperti baru pertama kali melakukannya” lanjut sungmin kembali
mengingatkanku akan kejadian minggu lalu.
“ka-karena
itu , tolong lakukan pelan-pelan dan lembut.” Pintanya lalu mengalungkan
lengannya di leherku.
***
Aku
memulai aksiku dengan sebuah kecupan di keningnya, lalu berpindah ke kedua
kelopak matanya, kedua pipinya, kemudian hidungnya, dan berakhir pada bibirnya
yang selalu tersenyum.
Dari
sebuah kecupan berubah menjadi ciuman.
Dari
ciuman biasa berubah menjadi french kiss yang menambah gairah hubungan kami.
Aku
masukan lidahku ke dalam mulutnya, membuat kami beradu lidah dan sesekali
kugigit pelan bibir bawahnya.
Aku
tidak bisa jika hanya berciuman dengan tangan yang tak ikut beraktivitas.
Karena itu, aku mulai menjelajah ke seluruh tubuhnya dengan melepas penghalang
yang membatasi ruang untuk ku sentuh yang disebut celana seragam yang dia
kenakan.
Aku
lalu melepas panggutan bibir kami dan berpindah ke lehernya yang putih dan
mulus.
Ku
tinggalkan kissmark di sekitar lehernya, menandakan kalau dia adalah milikku
seorang.
Aku
sendiri merasa canggung menyentuh tubuh indahnya, mungkin karena aku
menyentuhnya dengan kasar waktu itu.
Tapi
seperti yang dulu kulakukan. Tanpa pikir panjang, langsung ku kulum juniornya
yang sudah tak terkurung.
“mmh..ngh...ah
kyuhyun-ah, neo-” desahnya tak tertahan saat aku mulai mempercepat gerakanku.
Selama
mengulum juniornya, 2 jariku perlahan mencoba untuk masuk ke dalam hole sempit
miliknya. Dan langsung menggerakkannya setelah berhasil masuk.
“arrrrgh,
...ahh... jangan lakukan itu bersamaan! Aku tidak bisa menahannya.” Protes
sungmin sambil mengigit jari telunjuk tangan kiririnya dan menjambak rambutku
dengan tangan kanannya.
“kau
tidak perlu menahannya, keluarkan saja, aku membutuhkannya.” Ucapku menambah
tempo gerakanku lebih cepat lagi.
Klimaks
pun langsung daang, tak lama setelahnya. Mengeluarkan cairan kental yang masuk
ke mulutku dan langsung ku telan.
Tak
sedikitpun aku berniat untuk menghentikan gerakan jariku di dalam holenya,
meski dia baru saja klimaks.
Sungmin
terlihat begitu seksi dan menggoda, dengan desahan pelannya saat jariku
mengenai titik sensitifnya.
“cukup
kyuhyun-ah, keluarkan jarimu.” Pintanya yang langsung ku turuti.
“berbalikla.”
Ucapku setelah mengeluarkan jariku, menuntunnya untuk mengubah posisi dari terlentang
menjadi telungkup dengan pantatnya yang diangkat.
Aku
pun membuka resleting celanaku dan mengeluarkan juniorku yang sudah menegang
sejak dia mengizinkanku untuk menyentuhnya.
Perlahan
ku masukan juniorku ke dalam holenya yang sudah tak terlalu sempit karena
pemanasa tadi, hingga masuk sepenuhnya.
“nngh...”
desahnya sambil meremas spray dengan kedua tangannya.
Ku
kecup punggung bagian atasnya yang tak tertutup kemeja sebelum aku mulai
beraksi.
Aku
lalu mulai bergerak dengan tempo sedang, melakukan in out pada holenya yang
membuatnya mendesah hebat.
“kyu~,
ah, aku tidak suka posisi ini.” Ucapnya dengan wajah seksinya uang membuatku
lebih bernafsu untuk menjamahnya.
Tanpa
mengeluarkan juniorku dari holenya, ku ubah posisi kami dari sungmin yang
memunggungiku menjadi kami yang saling berhadapan.
“ah...ahh....haaah....”
Sungmin
langsung melingkarkan tangannya ke leherku, membuat suara desahannya terdengar
jelas di telingaku selama aku bergerak.
“kyu~,
ahh...na...ahh...mmmh...”
Aku
terus mempercepat tempo gerakan, saat G-spot kutemukan.
“ah..ahh...aaaaahhh...”
Klimaks
datang bersamaan, menyisakantarikankan nafas tak teratur di antara kami berdua.
“kemarilah,
naik ke atasku.” Ucapku mengangkat tubuhnya ke atas pangkuanku, membuat
juniorku yang tak ku keluarkan masuk lebih dalam.
Aku
lalu mencium bibirnya yang langsung dia balas dan kami pun memulai ronde
berikutnya.
***
Sungmin
langsung tertidur setelah kami melakukannya selama entah berapa ronde.
Aku
masih bisa merasakan tubuh hangatnya yang kusentuh, bibir manisnya yang kucium,
tangannya yang melingkar di leherku, dan ... suaranya yang terdengar jelas di
telingaku.
Setelah
membersihkan tubuhku, aku putuskan untuk kembali mencari benda legendaries
lewat informasi dari para incubus yang lain.
Satu
jam kemudian, sungmin keluar kamar dengan memakai kemeja putih milikku saja dan
handuk kecil di atas kepalanya.
“ini
masih pukul 10 malam, kenapa kau bangun?” tanyaku saat dia berjalan mendekatiku
yang tengah duduk di sofa sambil memangku notebook milikku.
Dia
duduk di sampingku sambil memeluk lututnya yang membuat pahanya yang tidak
memakai celana terlihat sepenuhnya karena kemejanya tersingkap.
Aku
memperhatikannya yang tetap diam tak menoleh ke arahku.
“wae?”
tanyaku saat dia menyandarkan kepalanya ke bahuku.
“rasanya
aneh.” Ucapnya datar.
“”mwo?
Tentang apa?”
Dia
diam sejenak, menundukkan kepala, lalu menatapku, membuat handuk yang sedari
tadi menempel di atas kepalanya terjatuh.
“aku
rasa kau tahu maksudku.” Ucapnya.
“sama
sekali tidak.” Balasku.
“gotjimalyo.
Aku tahu kau mengerti maksud dari perkataanku.” Protesnya sambil mengubah
posisinya jadi menghadap ke arahku.
Dia
diam menatapku dan aku pun ikut memandangnya, membuat kami saling menatap
selama beberapa menit.
“sudahlah,
lupakan saja.” Ucapnya kembali ke posisi semula lalu bungkam.
Aku
lalu meletakkan notebookku di atas meja di depanku.
“aku
menggunakkan healing spell agar kau tidak sakit setelah kita melakukannya”
jelasku menjawab kebingungannya.
“kapan
kau melakukannya? Aku tidak dengar kau membaca mantra.” Tanyanya.
“saat
kita berciuman. Aku sudah terbiasa tidak membaca mantra jika menggunakan sihir
apapun.” Jawabku membuatnya mengangguk entah mengerti atau tidak.
“tapi
kenapa kau masih berwujud seperti itu? Kau bilang cara agar kau bisa berubah
menjadi manusia adalah dengan melakukan ‘itu’ lagi denganku.”
“kekuatanku
masih belum stabil, jadi aku butuh waktu untuk bisa benar-benar mengendalikan
kekuatanku.”
“tapi
bagaimana jika kau masih belum bisa berubah. Ada cara lain?” tanyanya merasa
semakin penasaran.
Tidak
biasanya dia banyak bertanya seputar kehidupan incubus padaku. Dia selalu
bertanya pada incubus lain, seperti heechul atau donghae, ketimbangan padaku
jika ada sesuatu yang ingin dia tanyakan.
“aku
akan diperintahkan untuk kembali ke underworld selama satu minggu waktu
underworld.”
“maksudmu
waktu dunia kita berbeda? Jangan-jangan satu minggu underworld adalah satu
bulan waktu bumi.” Ucapnya yang kujawab dengan gelengan.
“kau
salah yang benar adalah satu tahun.”
“MWO?
1 tahun? Itu terlalu lama. Apa tidak ada cara yang lebih singkat.”
“kau
tidak akan suka jika aku melakukannya.” Ucapku membuatnya diam.
“selain
sex, cara lainnya adalah aku harus membunuh 7 orang manusia dan menyerap sari
kehidupannya untuk mendapatkan kekuatanku kembali, seperti yang kau lihat waktu
itu.” Lanjutku.
“aku
kira kau harus tidur dengan banyak yeoja atau namja, sebagai ganti diriku?”
“aniya,
aku tidak mungkin melakukan itu. Aku lebih baik membunuh orang daripada harus
tidur dengan yeoja atau pun namja lain. Itu hanya akan membuatmu terluka dan
membenciku.”
“apa
sebelum bertemu denganku, kau sering melakukan itu sex?” tanyanya langsung.
“ya,
tapi setelah bertemu denganmu, aku langsung berhenti dan memilih membunuh orang
sebagai gantinya.” Jawabku jujur.
“ternyata
aku bukan yang pertama melakukan sex denganmu.” Ucapnya lalu menghela nafas.
“anu.
Kau yang pertama yang melakukan sex denganku, dengan cinta dan perasaan bukan
hanya nafsu. Kaulah yang pertama bagiku.” Ucapku membuatnya tersenyum.
“jadi,
siswa yang kau bunuh saat aku tak sengaja lihat adalah satu dari orang-orang
yang kau bunuh.” Argumennya yang kujawab dengan anggukan.
“apa
alasanmu membunuhnya?”
“aku
bukan incubus yang akan membunuh manusia sembarangan, sebelum membunuh aku
selalu mencari tahu riwayat mereka dan siswa itu ternyata seorang pecandu
narkoba dan suka menjual pacarnya sendir kepada orang-orang yang ingin
memuaskan nafsu mereka. Karena itulah aku membunuhnya.” Jelasku.
Entah
apa yang dia pikirkan selama dia diam setelah mendengar penjelasanku tadi.
Sungmin
lalu bangkit dari sofa dan duduk di atas pahaku dengan kakinya berada di antara
pahaku. Kemudian dia melingkarkan lengannya ke leherku, memelukku, menghapus
jarak antara tubuhnya dengan tubuhku.
Aku
pun ikut melingkarkan tanganku di pinggangnya.
Wangi
shampoo dan body soap yang dia pakai terasa berbeda meski shampoo dan body soap
itu adalah yang biasa ku pakai.
Wangi
yang khas setiap aku memeluknya.
“aku
tidak bisa melarangmu untuk berhenti membunuh orang, karena itu adalah tugasmu
dan itu memang lebih baik daripada kau menyentuh orang lain.” Ucapnya pelan
lalu menghela nafas.
“tapi...,
apa kau akan membunuhku juga?”
Pertanyaannya
membuatku ingat perkataan Mr. Cho bahwa sungmin adalah salah satu dari benda
legendaries yang para incubus, termasuk yang aku cari.
aku
tidak mungkin membunuhnya, orang yang sangat kucintai.
Tapi,
para incubus lain pasti mengincarnya, dan membuatnya dalam berbahaya.
Aku
mempercepat pelukan di pinggangnya, begitu pun dengannya.
“tinggallah
bersamaku, agar aku bisa melindungimu.” Ucapku yang langsung dia jawab dengan
anggukan tanpa berpikir terlebih dahulu.
Setelah
itu, tak ada satu pun dari kami berdua yang membuka mulut untuk berbicara
selama beberapa.
“kyuhyun-ah?”
panggilnya melepas pelukannya di leherku dan berganti dengan memegang kedua
rahangku lalu memandangku.
“wae?”
tanyaku.
Dia
tidak mengatakan apapun, tapi dia perlahan mendekatkan wajahnya ke wajahku dan
menempelkan bibirnya tepat ke bibirku.
Dia
melepas panggutan bibir kami dan menatap kedua mataku dan kembali menciumku.
Setelah
beberapa menit kami berciuman, dia pun kembali memelukku.
“saranghae”
ucapnya lembut di telingaku.
Beberapa
menit kemudian, aku menyadari bahwa dia sudah tertidur lepas.
***
Paginya,
aku terbangun lebih dulu dari sungmin, dan wujudku sekarang adalah manusia.
Aku
tidak mengerti kenapa aku bisa kesulitan mengendalikan kekuatanku setelah
melakukan sex dengannya waktu itu.
Mr.
Cho bilang obat perangsang yang dia berikan tidak meninggalkan dampak negatif
pada incubus lain yang mencobanya juga.
Aku
lalu keluar kamar dan berjalan menuju notebookku yang lupa kumatikan semalam.
Aku
tidak percaya dengan result yang dikirim Mr. Cho padaku tentang manusia yang
merupakan benda legendaries.
Para
manusia itu, tidak lain adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk
menghancurkan klan incubus.
Dan
paling membuatku terkejut, adalah perintah untuk membunuh mereka...
***
_TBC_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar