Author : Lee Sangra
Cast :Castaku di siniadalah lee
sangra, terserah kalian maumikirsiapajuga.
all Super Junior, and Kpop artist
Genre : Romance, friendship, thriller,
mature, and many more
Rating : PG-18
Length :1 of ?
Disclaimer: I only own the plot, the
characters are all belong to themselves, do not take it out without permission.
Summary :ingatlah prolog
Note : FF ni 100% fiksi, 100% khayalan
author.
Yang g suka, silahkantekantombolkembali,
padalayaranda, gampangkan ^.^
Tapikalo dah
terlanjurdibacatolongtinggalkanjejak.
*Yg italic arti’y bukan bahasa indonesia.
SILENT READER GO
***
Eoremmanida,
gimana kabar kalian?
Rasanya
aneh ketemu di FF straight, tpi bukan berarti author berpindah haluan. Tenang
aja, tetep setia kok.
It’s
pretty different right now, author lanjutin cerita dulu yang baru selesai
prolognya doank, dan TA~DA~ here is it.
Part
pertama dari FF zombie yg pengen bgt author bikin, sejak prolognya rilis, lama
sich tapi akhirnya tetep selesai juga.
Yokattandayo,
haengbokkanda.
Well,
HAPPY READ
***
Aku
tidak tahu dari mana semua ini berawal...
Tapi
...
Yang
aku tahu hanya awal, dimana kehidupanku berubah sepenuhnya, mengubah seluruh
dunia sepenuhnya.
Berubah
dari titik ini, tempat aku memijakkan kakiku, tempat yang selalu menjadi saksi
bisu dari kehidupan yang selalu kulalui ...
Semua
berawal dari sini, di saat tak seorang memperkirakan kejadian tragis ini ...
***
Bandung,
02 Juli 20XX 05:57 WIB
“Sangra-ya! Palli irreonaba! Ini sudah pukul
7, bukankah kau ada kuliah pagi hari ini?” teriak eommaku yang selalu
berhasil membuatku membuka mata dalam sekejap, mengalah 3 jam weker yang ku set
setiap saat berharap bisa membangunkan tetapi tidak.
“ye, arraseoyo.” Teriakku agar dia
berhenti mengtuk pintu.
Aku
lalu bangkit dari tempat tidurku dengar mata yang kembali terpejam, dengan
enggan melepas selimut biru yang membungkus tubuhku yang kedinginan karena
hujan semalam.
Rasa
malas mulai menjalar ke tubuhku, membuatku hanya bisa berdiri di ambang pintu
dengan handuk bertengger di bahuku.
“Sangra-ya, palli irreonabayo!” teriak eomma membuatku membuka mata mata dan
dengan cepat masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri dengan cepat pula.
***
Aku
yang berkuliah di di universitas swasta di Bandung, yang terkenal karena
spanduknya yang berada dimana-mana. Saat ini aku berada di semester 5 tingkat 3
yang memasuki sesi 2 pembelajaran minggu ini.
Aku
merasa sangat malasa untuk pergi ke kampus karena hari ini semua kelompok harus
melakukan presentasi di hadapan kelas, dengan tema mengenai sistem.
Aku
langsung turun setelah selesai mandi, berpakaian rapi, dan memasukkan buku-buku
untuk mata kuliah hari ini, dan melihat eomma sedang duduk di depan meja makan.
“yang
lain sudah pegi?” tanyaku dalam bahasa indonesia yang dijawab dengan anggukan
dari eomma.
Eommaku
yang merupakan keturunan Indo-Korea dengan wajah dominan sunda baru berhenti
bekerja dan kini menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, sedangkan appa adalah
keturunan Indo-Jepang yang lama di Korea untuk pekerjaannya sebagai peneliti,
dan mempertemukan mereka di sana.
Aku
mempunyai seorang eonni bernama BoA yang sudah menikah dan tinggal tidak jauh
dari rumah ini.
Dan
juga seorang namdongsaeng yang bersekolah di bangku SMK Negeri yang ada di
depan balai kota di bandung bernama Heechul.
“kakakmu
baru saja pergi ke pasar untuk membeli persediaan di toko kecilnya, adikmu
sudah pergi ke sekolah lebih awal karena dia piket... dan ...” terdengar nada
yang mulai menurun dari suaranya “...appamu belum pulang sejak dua hari yang
lalu.” Ucapnya dengan nada sedih dan wajah yang ditekuk.
“Wae? Memangnya dua hari yang lalu appa
pergi kemana? Appa tidak bilang apa-apa sebelum pergi?” tanyaku sambil melahap
nasi dan sup yang sudah disediakan eomma pagi ini untuk sarapan.
“dia
pergi ke Banjaran untuk mencari tanah yang dijual.”
“sudah
eomma telepon?”
“sudah
berkali-kali eomma telepon tapi terus direject oleh appamu.” Keluh eomma.
“eomma
juga sudah memberi tahu Boa dan Heechul tentang hal ini, dan juga menelpon
saudara dan teman-teman appamu, tapi mereka juga tidak tahu.”
“eomma,
tenanglah. Akan akan kucari appa setelah pulang dari kampus nanti.” Ucapku
menghiburnya.
Kulihat
jam dinding berwarna putih dan cukup antik, yang dipasang tepat di dinding yang
ada di ruang tengah di atas tv, yang menunjukkan pukul 7 tepat.
“eomma
pergi ke banjaran juga?” tanyaku sambil beranjak dari kursi setelah selesai
makan.
“kurasa
begitu, rencananya nanti sore eomma baru berangkat.” Ucapnya
Aku
merasa sedikit khawatir karena eomma berniat pergi sendiri.
Semoga
semuanya baik-baik saja.
***
Cuaca
hari ini cukup cerah, untuk dinikmati tapi saat ini tidak, aku berjalan cepat
menuju jalan besar untuk naik angkutan kota yang menjadi alat transportasiku
menuju kampus, mengingat 20 menit lagi maata kuliah pertama dimulai.
Aku
langsung naik angkutan kota yang hanya sisa satu bangku kosong saja untuk satu
penumpang yaitu aku.
Selama
perjalanan ke kampus, terlihat banyak mobil polisi, pemadam kebakaran dan
ambulance yang melaju cepat ke arah yang berlawanan denganku.
Kurogoh
hhandphoneku, dan kubuka satu-satunya sosial media yang kupunya yaitu facebook.
Kulihat
status orang-orang yang terdengar aneh, seperti ‘ini kiamat’, ‘aku tidak mau
mati’, dan berbagai status yang tak enak untuk dibaca.
Kuketik
statusku dan langsung kushare yang berisikan, ‘ada banyak mobil rescue terus
lewat hari ini. Kenapa ya?’, setelah itu kututup dan kusimpan lagi ke dalam
tas.
Aku
langsung turun dari angkutan kota itu, saat sampai di gerbang kampus.
Masih
ada 5 menit lagi, sebelum mata kuliah pertama dimulai.
Selama
aku berjalam menuju kelas, aku bbertemu teman-temanku yang sekarang sudah berbeda
kelas, dan menyapa mereka, dan berbasa-basi.
Kelasku
pagi ini berada di lantai 3, dan ternyata mata kuliahku sudah mulai 5 menit ang
lalu.
Aku
langsung masuk saat dosen mengizinkannya, dan duduk di kursi kosong di samping
temanku.
“annyeong?” sapa perempuan bernama
Hyorin, yang sangat menyukai dunia K-Pop dan lumayan pasif berbahasa korea,
padaku.
Dia
cukup fasih dalam berbahasa korea, pertemanan kami bermula karena hal itu,
sejak semester 3 lah, kami bertemu dan berteman, dia adalah salah satu dari 5
teman baiku yang ada di kampus ini. Tubuhnya lebih kecil dariku dan lebih
pendek dariku.
Selama
pelajaran berlangsung, aku tidak sedikit pun bisa menyerap materi yang sedang
dijelaskan dosen, dan kelompok yang saat itu presentasi ke depan.
“sangra?”
panggil seseorang dari belakang, aku lalu melihat ke belakang dan menemukan
Hyuna sedang melihat ke arahku.
“antar
aku ke toilet, aku sudah tidak tahan.” Ucapnya, dia adalah salah satu dari 5
teman baikku.
Temanku
yang satu ini cukup cantik dibanding yaang lain, dengan tinggi badan yang sama
denganku, tapi dia senang menggunakan highheels agar membuatnya terlihat
tinggi.
“kajja, aku juga ingin ke toilet.” Ucapku
lalu meminta izin pada sang dosen yang langsung mengizinkan..
Aku
sedikit heran pada Hyuna, karena setiap ingin pergi ke toilet ataupun ke
cafetaria, dia selalu mengajakkanku, padahal di saat seperti itu, dia sedang
bersama teman baiknya saat SMA.
Saat
ku tutup pintu kelas, dari jauh ku lihat banyak terjadi kebakaran di sana sini.
Asap hitam yang muncul begitu besar dan sangat pekat disetai api yang semakin
menyebar kebangunan yang sebelahnya. Aku yang ada dilantai tiga bisa melihat
situasi yang ada. Kulihat orang-oran berlarian kesana-kemari dan sesekali
melihat kebelakang seakan mereka sedang dikejar oleh sesuatu.
‘Ada
yang tidak beres’ pikirku.
“hyuna
lebih baik kita kekelas sekarang” ucapku padanya yang sudah jauh.
“apa??cepatlah
aku sudah tidak tahan lagi” teriaknya.
Aku kembali
berjalan mengejarnya, berusaha mengenyahkan kecurigaanku terhadap semua
keanehan yang terjadi.
***
Seorang
pria sedang berjalan dengan langkah kaku dan picang, keluar dari gang sempit
yang hanya bisa dimasuki sebuah motor. Pria itu berjalan menuju keramaian
dimana terdapat banyak orang yang bersenda gurau disana.
Tak
seorangpun menyadari keganjilan dari pria itu, meski kulitnya yang pucat seakan
tak bernyawa, meski nafasnya yang terkesan berat dan dalam, meski darah segar
mengalir keras dari pinggangnya yang membasai celana juga menetes mengotori
aspal yang terlihat baru itu.
Hingga
beberapa menit kemudian, salah satu pria yang asik tertawa melihat darah yang
membasahi tubuh pria itu.
Ia
langsung lari medekati pria yang berlumuran darah itu, membuat yang lain ikut
melihat dan mendekati pria itu.
“kamu
gak apa-apa??” ucapnya saat melihat darah yang mulai tercium baunya itu.
Namun
dalam waktu yang sangat cepat, pria berlumuran darah itu menarik kerah baju
pria dihadapannya dan langsung menggigit bagian lehernya hingga dagingnya ikut
terangkat dan darah menyembur dalam jumlah yang sangat banyak, membuat pria
yang lain yang lebih dekat dengannya terkena cipratan darah tersebut.
“Argggghhh!!!nyeri tulunnngggg!! aaaaarght” tekiak
dia yang tergigit itu sambil berlutut dan menahan lukanya yang tak henti
mengeluarkan darah.
Orang-orang
disekitarnya hanya bisa melihat dan heran bercampur rasa takut yang membuat
mereka tak bisa bergerak, bahkan menolong pria yang sudah tergeletak diaspal
itu.
Selama
mereka memperhatikan pria yang tergeletak dan pria yang menggigit itu, tanpa
mereka sadari, dari gang kecil yang merupakan asal dari pria itu datang, muncul
segerombolan orang-orang yang sama dengan pria yang sebelumnya.
Mereka
berkulit pucat seakan tak bernyawa, nafas yang berat serta dalam serta darah
segar yang mengalir deras dari berbagai bagian tubuh yang berbeda, yang
membasahi tubuh mereka.
Seorang
pria yang terkena cipratan darah berbalik saat mendengar banyak suara langkah
kaki di belakangnya.
Pria
itu terjatuh sambil berteriak karena terkejut oleh kedatangan mereka.
Sedangkan
yang lain sudah pergi melarikan diri.
Mereka
ikut berlari mengikuti orang-orang yang berlari, tak sedikitpun memperhatikan
pria yang terjatuh.
Saat
memperhatikan mereka semua yang berlari menjauh, tanpa dia sadari, pria yang
tadi tergeletak titiba-tiba membuka mata dan mencengkram kaki pria yang
terjatuh. Begitupula dengan pria yang menggigit, yang ikut mencengkram kakinya.
Pria
yang tergeletak sudah melihat ke arahnya, saat dia kembali melihat pria itu.
Mata
pria itu terbelalak saat dua orang itu bangun dan memangsanya, mengoyak
dagingnya dengan sangat kejam, mengunyahnya dan menelannya seakan itu adalah
makanan yang baru saja selesai dimasak. Tak sedikitpun mempedulikan rasa sakit
dan jeritannya ...
***
“kudengar
pacar Sulli selingkuh? Apa kau tahu tentang itu?” ucap Hyuna padaku, sambil
masuk ke toilet.
“aku
tidak tahu. Apa kau melihatnya secara langsung?” tanyaku, lalu msuk ke toilet
di sebelahnya, tepatnya di bagian tengah dari tiga toilet yang ada di dalam
toilet wanita itu.
“ya.
Tapi aku tidak yakin orang itu dia. Tapi tidakkah kau berpikir belakangan ini
Sulli sedikit murung.” Balasnya.
“oh
ya? Aku tidak terlalu memperhatikannya. Aku-” ucapanku tiba-tiba terhenti saat
terdengar suara pintu yang menutup dengan keras dari luar yang kurasa itu
adalah pintu masuk ke dalam toilet.
“OMO, Waegeurae?” ucapku sambil bergegas
keluar dari toilet yang kupakai.
Aku
lalu keluar dan melihat Hyuna yang terkejut melihat seorang pria, yang berdiri
dengan nafas tersenggal dan wajah pucat seperti baru saja melihat hantu.
“hei?
Kau tahu ini toilet wanita kan? Apa kau tidak melihat tanda yang ada di luar?”
ucapku membentak pria itu.
“tentu
saja aku tahu. Apa kau pikir aku bodoh?” balas pria itu membentak.
“kalau
begitu kau memang bodoh. Karena kau tetap masuk padahal kau tahu hal itu.”
Balasku.
Terdengar
suara teriakan wanita maupun pria dari luar ditambah dengan langkah kaki orang
yang terdengar seperti sedang berlari. Pintu toilet yang dipakai untuk keluar
yang menutup, tiba-tiba diketuk dengan cara kasar, menghentikan debatku dengan
pria itu.
“buka
pintunya! Biarkan aku masuk?” teriak seorang pria dari luar, disertai ketukan
pintu yang tak henti, membuat kami menutup mulut dan memfokuskan diri pada
suara pria di luar.
“jangan
mendekat, argh, aku bilang jangan mendekat, ja-“ ucap suara itu terhenti,
disertai darah yang mengalir melalui sela pintu bagian bawah.
“apa-apaan
semua ini? Apa yang sebenarnya terjadi?” ucap Hyuna dengan suara yang
melengking.
“SSSSSt,
mereka akan mendengar kita.” Ucap pria itu.
“mereka?
Siapa yang maksud dengan mereka?” tanyaku padanya.
Pria
itu lalu berjalan mondar-mandir, terlihat panik, merasa tidak yakin akan apa
yang hendak dia katakan pada kami berdua.
“ini
memang terdengar tidak masuuk akal, tapi mereka yang kumaksud adalah Zombie...”
uca pria itu pada akhirnya, yang memang terdengar tidak masuk akal bagiku.
“mwo? Zombie-rago?” ucapku refleks.
“ya.
Mereka zombie seperti yang ada di dalam film di TV.”
“itu
pasti hanya akal bulus pria bernama Leeteuk ini, yang terkenal sebagai Si
Pembuat onar.” Ucap seorang wanita yang tak kukenal, yang keluar dari toilet di
bagian kanan, sebelah toilet yang kupakai.
Wanita
yang terlihat sinis dan sombong itu, lalu berjalan menuju pintu keluar,
melangkahkan kakinya di atas lantai yang tertutup darah merah itu dengan
santai.
Pria
yang disebut bernama Leeteuk itu, terlambat menahan si wanita yang sudah
terlanjur membuka pintu itu.
Setelah
itu, kejadian tak terduga terjadi begitu cepat, hanya dalam hitungan detik.
Seorang
pria dengan leher yang berlubang, dan tulang dada yang terlihat jelas, juga
pakaian yang berlumur darah, langsung masuk, saat wanita itu membuka pintu
sepenuhnya.
Pria
itu lalu menyerang wanita itu dengan cepat, memperlihatkanku, daging yang
terlepas begitu saja dari tubuh wanita itu oleh gigi begitu saja, dan darah
yang menodai dinding di dekatnya, dan bercampur dengan darah yang sebelumnya
ada di lantai.
Leeteuk
dengan cepat menarik tanganku dan Hyuna, membeku tak sedikitpun bisa bergerak,
tak bisa bereaksi apapun, masuk ke dalam toilet yang tadi kumasuki dan
menguncinya.
Isakan
tangis Hyuna menyadarkanku dari rasa terkejut melebihi apapun.
“ssst,
kita tidak boleh bersuara. Mereka akan datang jika kita bersuara.” Ucap
leeteuk.
Aku
lalu memeluk Hyuna yang terduduk lemas, tak mempedulikan lantainya yag basah.
“apa-apaan
ini? Bagaiman bisa semua ini terjadi?” bisikku pada leeteuk.
Tapi
dia diam, memfokuskan pendengarannya pada suara di luar seperti tadi.
‘apa
yang sebenarnya terjadi?’
Pertanyaan
itu berulang kali kuucapkan dalam benakku...
***
_TBC_
Oetthae?
Suka g?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar