Kamis, 01 Januari 2015

PureHeart/Love has Come/Part 3



Title : FF/yaoi/kyumin/PureHeart/Love has Come/Part 3

Author : Lee Sangra

Cast : KyuMin

Genre : Romance

Rating : PG-15

Length : 3 of ?

Disclaimer: I only own the plot, the characters are all belong to themselves, do not take it out without permission.

Summary : ingatlah prolog

Note : FF ni 100% fiksi, 100% khayalan author.

yang gak suka boy x boy harap jangan dibaca.

Yang g suka, silahkan tekan tombol kembali, pada layar anda, gampang kan ^.^

Q gak mau kalian terjerumus karena keyadongan author

SILENT READER GO

***

Mian, yang ini telat pubish. Lagi sibuk ma UTS dan terlalu fokus sama mini FF.

Siapa yang nerka Dennis itu leeteuk oppa, cuung?? Karena kalian bener >.<

HAPPY READ ja ^.^

***

Perjalanan dari restoran menuju istana memakan waktu sekitar 2 jam kurang. Sesampainya di sana, sungmin disuguhi oleh pemandangan asri daerah pegunungan yang terletak jauh dari pemukiman penduduk dari desa maupun kota.

Berbeda dengan istana yang biasa kerajaan korea pakai, istana yang dilihat sungmin merupakan castle bergaya eropa yang berdiri kokoh dengan benteng tinggi menjulang menutupi castle tersebut di sekelilingnya.

Matahari perlahan meninggalkan singgasananya saat mobil memasuki castle tersebut dan sungmin keluar saat mobil tersebut berhenti di pintu masuk.

Dia, yang masih menggunakan pakaian pelayan restonya berupa kemeja putih lengan panjang dengan rompi hitam dan celana hitam panjang dengan apron hitam yang menutupi sepanjang bagian depan kakinya, membuat para pegawai yang tadinya sedang sibuk mulai mengalihkan perhatiannya ke arah sungmin dengan pandangan heran dan terkejut.

Sungmin yang langsung dibawa ke mobil tak sempat membawa apapun, bahkan handphone dan dompetnya pun tertinggal di dalam loker miliknya.

Saat sungmin masuk ke dalam bersama beberapa pengawal di belakangnya, disambut oleh para maid yang berdiri di kedua sisi pintu.

“lewat sini!” ucap dennis yang sejak tadi berada di belakangnya.

“nde.” Ucap sungmin.

Dennis dan sungmin berjalan menaiki tangga besar berbentuk Y yang menjadi pemandangan utama saat mereka memasuki castle itu.

Para pengawal sudah tak mengikuti tapi para maidlah yang sekarang mengikuti dan mereka membawa nampan berisi makanan kecil, kue dan juga peralatan minum yang sangat antik dan langka.

Suasana di castle tersebut tidak menakutkan seperti yang biasa ada di film-film. Sinar rembulan yang mulai muncul menembus masuk melewati jendela-jendela besar yang dilewati sungmin selama dia berjalan menuju tempat yang ditunjukan dennis.

Sungmin dan dennis berhenti di depan pintu besar dengan 2 penjaga berbadan besar yang berdiri di depannya.

2 pengawal tersebut memberi hormat pada Dennis dan membukakan pintu itu untuknya.

“Prince kyuhyun, I’ve brought lee sungmin here.” Ucap dennis pada kyuhyun yang duduk sambil berbincang di telepon membelakangi mereka.

Kyuhyun memberi tanda pada Dennis dengan tangannya tanpa berbalik, lalu kembali fokus pada telponnya.

“yeogi gwidariseyo. Prince kyuhyun akan segera menyelesaikan tugasnya.” Ucap dennis sambil menunjuk sofa besar dengan makanan yang diletakan de meja besar di depannya.

Sungmin langsung duduk di sofa dengan posisi tegak, sedangkan dennis dan para maid meninggalkan tempat itu.

***

Aku duduk tegak, bingung dengan apa yang aku lakukan sekarang.

Aku sama sekali tidak berontak dan tidak bertanya sedikit pun kenapa aku dibawa kemari dengan paksa.

Prince kyuhyun duduk menghadap jendela besar di sebelah kanan meja kerjanya, yang menampilkan pemandangan malam dengan bulan dan bintang yang bermunculan.

Dia terus bicara dengan bahasa mandarin atau yang mirip dengan logat itu.

Tak sedikit pun dia melirik kebelakang yaitu ke arahku. Tapi bisa kulihat sosoknya lewat pantulan jendela di depannya, yang memperlihatkan dirinya yang tak memakai topeng namun tak terlalu jelas untuk kulihat.

Ruangan ini ternyata sangat luas. Lebih luas dari restoran tempatku bekerja, bahkan menurutku ruangan ini terlalu luas untuk dijadikan sebuah kamar. Tapi tidak aneh saat kita tahu pemilik kamar ini adalah seorang pangeran.

Sofa besar yang sedang kududuki terletak tepat di tengah ruangan dengan TV LED super besar di hadapanku.

Di sebelah kananku terdapat lemari buku yang sangat tinggi menjulang dari sudut kiri hingga kanan yang hanya menyisakan ruang untuk pintu menuju teras kurasa.

Sedangkan di sebelah kiriku, ada meja kerja yang sedang di tempati pemiliknya, yang berada di dekat pintu keluar.

Juga tempat tidur King Size terletak di sudut satunya.

Hanya sedikit furnitur yang ada di sini, tapi ruangan ini sudah terlihat megah dengan adanya barang-barang ini.

Ku sandarkan tubuhku pada kepala sofa, merasa lelah dengan kegiatan kemarin dan juga tadi, ditambah dengan jam tidurku yang mulai berkurang belakangan ini.

Aku teringat ekspresi siwon yang terkejut melihatku dibawa mobil. Kuharap dia tidak khawatir, karena aku yakin tidak bisa pulang dengan mudah.

***

Akhirnya aku menutup telepon yang sudah menguras waktuku selama satu setengah jam lebih mengobrol hinggu telingaku terasa sangat panas terbakar.

Aku memutar kursiku ke posisi yang seharusnya, lalu meletakkan telepon di tempatnya.

Aku langsung berdiri berniat untuk meregangkan tubuhku yang sudah duduk berjam-jam, tapi ku batalkan saat kulihat namja imut, yang ingin sekali kutemui, sedang tidur, bersandar di sofa.
                
Aku berjalan ke arahnya lalu berdiri di depannya, melihat wajahnya yang begitu tenang namun juga terlihat kelelahan.

Tidurnya yang lelap membuatku tak berani membangunkan, meski kurasa dia tidak akan terbangun jika kubangunkan.

Aku lalu berjongkok dan melepas sepatu beserta kaos kakinya, lalu berpindah dengan melepas rompi dan apron yang dia kenakan.

Dia memang sama sekali tak terusik dengan apa yang kulakukan. Aku lalu menggendongnya menuju tempa tidur dan membaringkanya di sana dan menyelimuti tubuhnya.

Setelah itu, aku berjalan kembali menuju mejaku untuk mengambil topengku.

Kulihat jam tanganku yang menunjukkan pukul 8 malam.

“dennis?” ucapku, lalu orang yang kupanggil langsung muncul tanpa harus membuatku menunggu.

“Nde. Helikopternya sudah siap. Begitu pula dengan hotel bintang lima sesuai dengan yang anda inginkan pun telah saya pesan.” Ucap dennis saat dia sudah berdiri di depanku.

“tidak perlu, setelah meeting selesai, kita akan langsung kembali kemari.”

“ye, arraseumidayo.” Jawab dennis lalu kami pun pergi untuk meeting yang diadakan di Turki.

***

Sungmin terbangun dengan tubuh fresh karena tidurnya yang sangat lelap. Dengan mata yang masih tertutup, dia mengangkat lengannya ke atas untuk meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.

Tapi dia langsung membeku dan membuka mata seketika saat menyadari bahwa tempat tidur miliknya tak senyaman tempat tidur yang sedang dia pakai sekarang.

Sungmin langsung mengambil posisi duduk dan melihat sekeliling lalu berhenti pada sosok namja yang sedang tidur menyamping membelakanginya.

“eottheokae? Aku harus segera pulang. Sekarang pukul berapa?” ucap sungmin panik lalu turun dari tempat tidur.

Tapi tanpa ia sadari, namja yang awalnya tidur  di sebelahnya ikut terbangun oleh suara sungmin yang sebenarnya tidak terlalu keras.

Di saat yang bersamaan, Dennis, sang kepala pelayan, masuk ke dalam. Sungmin, yang berjalan menuju sofa untuk mengambil barang-barangnya berupa sepatu, apron, dan rompi miliknya, langsung berhenti dan berdiri mematung dengan wajah terkejut. Begitupula dennis yang berdiri tepat di depan pintu yang baru saja dia tutup.

“What the--” ucap kyuhyun memecahkan suasana canggung diantara dua orang yang sedang berdiri mematung.

“prince, ini sudah pukul 6 pagi dan anda harus segera bersiap-siap untuk keberangkatan anda ke brazil” ucap dennis mengalihkan perhatiannya dari sungmin ke kyuhyun.

“mwo? Arraseo. Keluarlah.” Perintah kyuhyun lalu berjalan menuju kamar mandi dan dennis pun pergi meninggalkan kamar tersebut.

Hanya tersisa satu namja imut yang masih berdiri di tempat, masih bingung dengan apa yang harus dia lakukan saat itu.

“huft, padahal aku berniat untuk meminjam telepon untuk menghubungi siwon.” Gumam sungmin seraya berjalan ke arah jendela besar di sebelah tempat tidur yang letaknya berseberangan dengan meja kerja kyuhyun.

“huwaaaa” ucap sungmin berdecak kagum saat dia membuka tirai jendela.

“kabutnya tebal sekali, kalau begini caranya bagaimana bisa aku pulang secepatnya?” ucap sungmin kembali menutup tirai itu kembali seperti anak kecil yang sedang bermain petak umpet.

***

Kyuhyun keluar dari kamar mandi 15 menit kemudian dan menemukan sepasang kaki menghadap dinding dengan bagian tubuh pemiliknya tertutup tirai.

Kyuhyun berjalan perlahan menuju sepasang kaki yang tak henti bergerak itu.

Sungmin terkejut saat ada yang membuka tirai jendela dengan gerakkan cepat, membuatnya berbalik, mengeluarkannya dari keasyikannya melihat pemandangan pagi berkabut di luar sana.

“What are you doing here?” tanya kyuhyun menempelkan tangan kanannya di kaca jendela dan tangan kirinya di pinggang lalu membungkuk, mensejajarkan wajahnya yang tak memakai topeng dengan wajah sungmin.

“N-nothing, I-I’m just looking at the view out there and-“ ucap sungmin yang terpotong karena wajah kyuhyun yang bertambah dekat.

Kyuhyun yang memang untuk menyentuh bibir sungmin sungmin dengan bibirnya, ternyata gagal oleh kedatangan dennis kembali.

Kyuhyun yang kesal langsung memberi death grale pada dennis yang langsung menundukkan kepala.

“jewsonghamnida, saya hanya ingin memberitahukan bahwa keberangkatan anda ke brazil telah dibatalkan, karena mereka telah menyetujui semua persyaratan dalam surat perjanjian tanpa terkecuali.” Jelas Dennis.

Sungmin berjalan mendekati dennis, meninggalkan kyuhyun yang gagal menyerangnya.

“ahjushi, bolehkah saya pulang sekarang? Saya harus segera dan--”

“jwesonghamnida, sungmin-sshi. Anda baru diperbolehkan pulang setelah pukul 3 sore nanti. Dan lagi, jika ingin pergi sekarang, terlalu berbahaya untuk mengendarai mobil karena kabut akan benar-benar menghilang sekitar 2 jam lagi.” Potong dennis sebelum kyuhyun benar-benar marah.

Kyuhyun menarik tangan sungmin dan membawanya ke kamar mandi, meninggalkan dennis yang terkejut dengan tindakan kyuhyun.

“chakkaman juseyo.” Pinta sungmin tapi kyuhyun tak mendengarkannya.

***

Aku tersudut di antara pintu kamar mandi dan kedua tangannya, tak sedikitpun dia mengalihkan pandangannya dariku.

Dia lagi-lagi mendekatkan wajahnya ke wajahnya, lebih tepat jika disebut bibirnyalah yang mendekat ke bibirku, seakan hendak menciumku.

Tapi aku lebih dulu menghentikannya, dengan cara membungkam bibirnya dengan kedua telapak tanganku.

“jebalyojo, prince.” Pintaku tapi tatapannya berubah karena tindakanku.

Death glare darinya yang baru pertama kali kulihat, membuatku terkejut.


Dia lalu memegang erat pergelangan tanganku dan meletakkannya di kedua sisi bahuku.

Sekarang smirk yang terkesan mencerminkan kemenangan di wajahnya muncul dan kembali mendekatkan wajahnya ke wajahku.

KNOCK KNOCK KNOCK

Suara ketukan pintu berhasil memgagalkan niatnya.

“Sarapannya sudah siap. Dan lee sungmin-sshi, anda baru dapat pulang pukul 1 siang nanti.” Ucap seseorang dari luar, yang kurasa dia adalah orang yang dipanggil oleh orang, yang gagal menciumku padahal jarak antara bibir kami tinggal 1 cm, dengan nama dennis.

“aisshh...” gerutunya kesal lalu melepaskan tangannya da mundur beberapa langkah.

“mandilah dan gunakan pakaianku, setelah itu kita sarapan bersama.” Ucapnya lalu membuka pintu di belakangku dan pergi, setelah menunjuk lemari besar di sudut kiriku.

“kenapa dia ingin sekali menciumku?” gumamku heran padanya.

***

“YA! Dennis. Kau sengaja melakukannya kan?” bentak kyuhyun saat dia keluar dari kamar mandi.

“jwesonghamnida. Tapi anda sendiri tahu alasan saya melakukann hal tersebut” ucap dennis masih berdiri di tempatnya berdiri tadi  sebelum dia meninggalkan ruangan itu.

“aku juga tahu. Karena itu aku melakukannya” balasnya lalu berjalan menuju teras dimana para maid meletakan hidangannya di meja yang ada di teras.

“lain kali jangan pernah halangi aku.” Ucapnya.

***

Beberapa menit kemudian, sungmin keluar dengan menggunakan kemeja lengan panjang berwarna biru langit tanpa celana tapi hanya dengan kemeja itu seluruh bagian pahanya masih bisa tertutup hingga lututnya.

Sungmin melihat ke sekeliling kamar yang terlihat sepi. Dia melihat keluar dan menemukan kyuhyun yang tengah sarapan di teras luar.

Dennis masuk ke dalam setelah bicara pada kyuhyun di teras.

“lee sungmin-sshi, silahkan. Prince kyuhyun mengajak anda untuk sarapan bersama” ucap dennis sambi membukakan pintu kaca yang tersambung ke teras.

“ahjusshii, bisa pinjamkan saya telepon? Saya harus menghubungi seseorang.” Ucap sungmin masih berdiri di sana.

“tentu saja, silahkan gunakan telepon yang ada di sana. Tapi itu baru anda lakukan setelah anda sarapan. Prince kyuhyun tidak suka menunggu.” Ucap dennis sambil menunjuk meja kerja kerja kyuhyun.

“nde, kamsahamnida.” Balas sungmin lau dengan cepat berjalan menuju teras.

***

“pantas saja, kau sangat ringan saat kugendong semalam.” Ucap kyuhyun dalam bahasa korea saat melihat sungmin keluar dengan menggunakan pakaian miliknya yang cukup besar.

“nde? Anda yang menggendong saya?” tanya sungmin yang juga menggunakan bahasa korea.

“duduk dan makanla.” Ucap kyuhyun tak sedikitpun berniat menjawab pertanyaan sungmin dan melanjutkan sarapannya seraya membaca koran.

Sungmin lalu duduk di kursi yang ada di depan kyuhyun lalu mengambil sandwich dan memakannya sedikit.

“saya harus segera menelpon seseorang. Permisi?” ucap sungmin cepat setelah menghabiskan sandwich di tangannya lalu bangun dari tempat duduk dan kembali masu dengan segera.

***

“yeobseyo, siwonnie?” ucapku setelah menekan nomor yang kuhapal di luar kepala dan terdengar suara siwon di sebrang sana saat telponnya terhubung.

“le sungmin? Neo gwenchana?” ucap siwon.

“eo. Na gwenchana. Apa barang-barangku ada padamu? Atau masih di lokerku?” tanyaku langsung.

“masih di loker. Wae?”

“bisa kau bawakan? Aku akan segera pulang dan langsung ke rumahmu.” Pintaku.

“arraseo. Tapi aku ingin kau berhati-hati dengan prince kyuhyun selama di sana.” Ucapnya.

“wae?” tanyaku penasaran.

“”pokoknya jangan sampai dia menciummu. Peraturan keluarga ke--”

TUUT TUUT TUUT

Sebuah tangan menekan tombol off pada telepon yang sedang ku gunakan.

***

_TBC_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar