Title : FF/yaoi/kyumin/PureHeart/Love
has Come/Part 3
Author : Lee Sangra
Cast : KyuMin
Genre : Romance
Length : 3 of ?
Disclaimer: I only own
the plot, the characters are all belong to themselves, do not take it out
without permission.
Summary : ingatlah prolog
Note : FF ni 100% fiksi,
100% khayalan author.
yang gak suka boy x boy
harap jangan dibaca.
Yang g suka, silahkan
tekan tombol kembali, pada layar anda, gampang kan ^.^
Q gak mau kalian
terjerumus karena keyadongan author
SILENT READER GO
***
Mian, yang ini telat
pubish. Lagi sibuk ma UTS dan terlalu fokus sama mini FF.
Siapa yang nerka Dennis
itu leeteuk oppa, cuung?? Karena kalian bener >.<
HAPPY READ ja ^.^
***
Perjalanan dari restoran
menuju istana memakan waktu sekitar 2 jam kurang. Sesampainya di sana, sungmin
disuguhi oleh pemandangan asri daerah pegunungan yang terletak jauh dari
pemukiman penduduk dari desa maupun kota.
Berbeda dengan istana
yang biasa kerajaan korea pakai, istana yang dilihat sungmin merupakan castle
bergaya eropa yang berdiri kokoh dengan benteng tinggi menjulang menutupi
castle tersebut di sekelilingnya.
Matahari perlahan
meninggalkan singgasananya saat mobil memasuki castle tersebut dan sungmin
keluar saat mobil tersebut berhenti di pintu masuk.
Dia, yang masih
menggunakan pakaian pelayan restonya berupa kemeja putih lengan panjang dengan
rompi hitam dan celana hitam panjang dengan apron hitam yang menutupi sepanjang
bagian depan kakinya, membuat para pegawai yang tadinya sedang sibuk mulai
mengalihkan perhatiannya ke arah sungmin dengan pandangan heran dan terkejut.
Sungmin yang langsung
dibawa ke mobil tak sempat membawa apapun, bahkan handphone dan dompetnya pun
tertinggal di dalam loker miliknya.
Saat sungmin masuk ke dalam
bersama beberapa pengawal di belakangnya, disambut oleh para maid yang berdiri
di kedua sisi pintu.
“lewat sini!” ucap dennis
yang sejak tadi berada di belakangnya.
“nde.” Ucap sungmin.
Dennis dan sungmin
berjalan menaiki tangga besar berbentuk Y yang menjadi pemandangan utama saat
mereka memasuki castle itu.
Para pengawal sudah tak
mengikuti tapi para maidlah yang sekarang mengikuti dan mereka membawa nampan
berisi makanan kecil, kue dan juga peralatan minum yang sangat antik dan
langka.
Suasana di castle
tersebut tidak menakutkan seperti yang biasa ada di film-film. Sinar rembulan
yang mulai muncul menembus masuk melewati jendela-jendela besar yang dilewati
sungmin selama dia berjalan menuju tempat yang ditunjukan dennis.
Sungmin dan dennis berhenti
di depan pintu besar dengan 2 penjaga berbadan besar yang berdiri di depannya.
2 pengawal tersebut
memberi hormat pada Dennis dan membukakan pintu itu untuknya.
“Prince kyuhyun, I’ve
brought lee sungmin here.” Ucap dennis pada kyuhyun yang duduk sambil
berbincang di telepon membelakangi mereka.
Kyuhyun memberi tanda
pada Dennis dengan tangannya tanpa berbalik, lalu kembali fokus pada telponnya.
“yeogi gwidariseyo.
Prince kyuhyun akan segera menyelesaikan tugasnya.” Ucap dennis sambil menunjuk
sofa besar dengan makanan yang diletakan de meja besar di depannya.
Sungmin langsung duduk di
sofa dengan posisi tegak, sedangkan dennis dan para maid meninggalkan tempat
itu.
***
Aku duduk tegak, bingung
dengan apa yang aku lakukan sekarang.
Aku sama sekali tidak
berontak dan tidak bertanya sedikit pun kenapa aku dibawa kemari dengan paksa.
Prince kyuhyun duduk
menghadap jendela besar di sebelah kanan meja kerjanya, yang menampilkan
pemandangan malam dengan bulan dan bintang yang bermunculan.
Dia terus bicara dengan
bahasa mandarin atau yang mirip dengan logat itu.
Tak sedikit pun dia
melirik kebelakang yaitu ke arahku. Tapi bisa kulihat sosoknya lewat pantulan
jendela di depannya, yang memperlihatkan dirinya yang tak memakai topeng namun
tak terlalu jelas untuk kulihat.
Ruangan ini ternyata
sangat luas. Lebih luas dari restoran tempatku bekerja, bahkan menurutku
ruangan ini terlalu luas untuk dijadikan sebuah kamar. Tapi tidak aneh saat
kita tahu pemilik kamar ini adalah seorang pangeran.
Sofa besar yang sedang
kududuki terletak tepat di tengah ruangan dengan TV LED super besar di
hadapanku.
Di sebelah kananku
terdapat lemari buku yang sangat tinggi menjulang dari sudut kiri hingga kanan
yang hanya menyisakan ruang untuk pintu menuju teras kurasa.
Sedangkan di sebelah
kiriku, ada meja kerja yang sedang di tempati pemiliknya, yang berada di dekat
pintu keluar.
Juga tempat tidur King
Size terletak di sudut satunya.
Hanya sedikit furnitur
yang ada di sini, tapi ruangan ini sudah terlihat megah dengan adanya
barang-barang ini.
Ku sandarkan tubuhku pada
kepala sofa, merasa lelah dengan kegiatan kemarin dan juga tadi, ditambah
dengan jam tidurku yang mulai berkurang belakangan ini.
Aku teringat ekspresi
siwon yang terkejut melihatku dibawa mobil. Kuharap dia tidak khawatir, karena
aku yakin tidak bisa pulang dengan mudah.
***
Akhirnya aku menutup
telepon yang sudah menguras waktuku selama satu setengah jam lebih mengobrol
hinggu telingaku terasa sangat panas terbakar.
Aku memutar kursiku ke
posisi yang seharusnya, lalu meletakkan telepon di tempatnya.
Aku langsung berdiri
berniat untuk meregangkan tubuhku yang sudah duduk berjam-jam, tapi ku batalkan
saat kulihat namja imut, yang ingin sekali kutemui, sedang tidur, bersandar di
sofa.
Aku berjalan ke arahnya
lalu berdiri di depannya, melihat wajahnya yang begitu tenang namun juga
terlihat kelelahan.
Tidurnya yang lelap
membuatku tak berani membangunkan, meski kurasa dia tidak akan terbangun jika
kubangunkan.
Aku lalu berjongkok dan
melepas sepatu beserta kaos kakinya, lalu berpindah dengan melepas rompi dan
apron yang dia kenakan.
Dia memang sama sekali
tak terusik dengan apa yang kulakukan. Aku lalu menggendongnya menuju tempa
tidur dan membaringkanya di sana dan menyelimuti tubuhnya.
Setelah itu, aku berjalan
kembali menuju mejaku untuk mengambil topengku.
Kulihat jam tanganku yang
menunjukkan pukul 8 malam.
“dennis?” ucapku, lalu
orang yang kupanggil langsung muncul tanpa harus membuatku menunggu.
“Nde. Helikopternya sudah
siap. Begitu pula dengan hotel bintang lima sesuai dengan yang anda inginkan
pun telah saya pesan.” Ucap dennis saat dia sudah berdiri di depanku.
“tidak perlu, setelah
meeting selesai, kita akan langsung kembali kemari.”
“ye, arraseumidayo.”
Jawab dennis lalu kami pun pergi untuk meeting yang diadakan di Turki.
***
Sungmin terbangun dengan
tubuh fresh karena tidurnya yang sangat lelap. Dengan mata yang masih tertutup,
dia mengangkat lengannya ke atas untuk meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
Tapi dia langsung membeku
dan membuka mata seketika saat menyadari bahwa tempat tidur miliknya tak
senyaman tempat tidur yang sedang dia pakai sekarang.
Sungmin langsung
mengambil posisi duduk dan melihat sekeliling lalu berhenti pada sosok namja
yang sedang tidur menyamping membelakanginya.
“eottheokae? Aku harus
segera pulang. Sekarang pukul berapa?” ucap sungmin panik lalu turun dari
tempat tidur.
Tapi tanpa ia sadari,
namja yang awalnya tidur di sebelahnya
ikut terbangun oleh suara sungmin yang sebenarnya tidak terlalu keras.
Di saat yang bersamaan,
Dennis, sang kepala pelayan, masuk ke dalam. Sungmin, yang berjalan menuju sofa
untuk mengambil barang-barangnya berupa sepatu, apron, dan rompi miliknya,
langsung berhenti dan berdiri mematung dengan wajah terkejut. Begitupula dennis
yang berdiri tepat di depan pintu yang baru saja dia tutup.
“What the--” ucap kyuhyun
memecahkan suasana canggung diantara dua orang yang sedang berdiri mematung.
“prince, ini sudah pukul
6 pagi dan anda harus segera bersiap-siap untuk keberangkatan anda ke brazil”
ucap dennis mengalihkan perhatiannya dari sungmin ke kyuhyun.
“mwo? Arraseo.
Keluarlah.” Perintah kyuhyun lalu berjalan menuju kamar mandi dan dennis pun
pergi meninggalkan kamar tersebut.
Hanya tersisa satu namja
imut yang masih berdiri di tempat, masih bingung dengan apa yang harus dia
lakukan saat itu.
“huft, padahal aku
berniat untuk meminjam telepon untuk menghubungi siwon.” Gumam sungmin seraya
berjalan ke arah jendela besar di sebelah tempat tidur yang letaknya
berseberangan dengan meja kerja kyuhyun.
“huwaaaa” ucap sungmin
berdecak kagum saat dia membuka tirai jendela.
“kabutnya tebal sekali,
kalau begini caranya bagaimana bisa aku pulang secepatnya?” ucap sungmin
kembali menutup tirai itu kembali seperti anak kecil yang sedang bermain petak
umpet.
***
Kyuhyun keluar dari kamar
mandi 15 menit kemudian dan menemukan sepasang kaki menghadap dinding dengan bagian
tubuh pemiliknya tertutup tirai.
Kyuhyun berjalan perlahan
menuju sepasang kaki yang tak henti bergerak itu.
Sungmin terkejut saat ada
yang membuka tirai jendela dengan gerakkan cepat, membuatnya berbalik,
mengeluarkannya dari keasyikannya melihat pemandangan pagi berkabut di luar
sana.
“What are you doing
here?” tanya kyuhyun menempelkan tangan kanannya di kaca jendela dan tangan
kirinya di pinggang lalu membungkuk, mensejajarkan wajahnya yang tak memakai
topeng dengan wajah sungmin.
“N-nothing, I-I’m just
looking at the view out there and-“ ucap sungmin yang terpotong karena wajah
kyuhyun yang bertambah dekat.
Kyuhyun yang memang untuk
menyentuh bibir sungmin sungmin dengan bibirnya, ternyata gagal oleh kedatangan
dennis kembali.
Kyuhyun yang kesal
langsung memberi death grale pada dennis yang langsung menundukkan kepala.
“jewsonghamnida, saya
hanya ingin memberitahukan bahwa keberangkatan anda ke brazil telah dibatalkan,
karena mereka telah menyetujui semua persyaratan dalam surat perjanjian tanpa
terkecuali.” Jelas Dennis.
Sungmin berjalan
mendekati dennis, meninggalkan kyuhyun yang gagal menyerangnya.
“ahjushi, bolehkah saya
pulang sekarang? Saya harus segera dan--”
“jwesonghamnida,
sungmin-sshi. Anda baru diperbolehkan pulang setelah pukul 3 sore nanti. Dan
lagi, jika ingin pergi sekarang, terlalu berbahaya untuk mengendarai mobil
karena kabut akan benar-benar menghilang sekitar 2 jam lagi.” Potong dennis
sebelum kyuhyun benar-benar marah.
Kyuhyun menarik tangan
sungmin dan membawanya ke kamar mandi, meninggalkan dennis yang terkejut dengan
tindakan kyuhyun.
“chakkaman juseyo.” Pinta
sungmin tapi kyuhyun tak mendengarkannya.
***
Aku tersudut di antara
pintu kamar mandi dan kedua tangannya, tak sedikitpun dia mengalihkan
pandangannya dariku.
Dia lagi-lagi mendekatkan
wajahnya ke wajahnya, lebih tepat jika disebut bibirnyalah yang mendekat ke
bibirku, seakan hendak menciumku.
Tapi aku lebih dulu
menghentikannya, dengan cara membungkam bibirnya dengan kedua telapak tanganku.
“jebalyojo, prince.”
Pintaku tapi tatapannya berubah karena tindakanku.
Death glare darinya yang
baru pertama kali kulihat, membuatku terkejut.
Dia lalu memegang erat
pergelangan tanganku dan meletakkannya di kedua sisi bahuku.
Sekarang smirk yang
terkesan mencerminkan kemenangan di wajahnya muncul dan kembali mendekatkan
wajahnya ke wajahku.
KNOCK KNOCK KNOCK
Suara ketukan pintu
berhasil memgagalkan niatnya.
“Sarapannya sudah siap.
Dan lee sungmin-sshi, anda baru dapat pulang pukul 1 siang nanti.” Ucap
seseorang dari luar, yang kurasa dia adalah orang yang dipanggil oleh orang,
yang gagal menciumku padahal jarak antara bibir kami tinggal 1 cm, dengan nama
dennis.
“aisshh...” gerutunya
kesal lalu melepaskan tangannya da mundur beberapa langkah.
“mandilah dan gunakan
pakaianku, setelah itu kita sarapan bersama.” Ucapnya lalu membuka pintu di
belakangku dan pergi, setelah menunjuk lemari besar di sudut kiriku.
“kenapa dia ingin sekali
menciumku?” gumamku heran padanya.
***
“YA! Dennis. Kau sengaja
melakukannya kan?” bentak kyuhyun saat dia keluar dari kamar mandi.
“jwesonghamnida. Tapi
anda sendiri tahu alasan saya melakukann hal tersebut” ucap dennis masih
berdiri di tempatnya berdiri tadi
sebelum dia meninggalkan ruangan itu.
“aku juga tahu. Karena
itu aku melakukannya” balasnya lalu berjalan menuju teras dimana para maid
meletakan hidangannya di meja yang ada di teras.
“lain kali jangan pernah
halangi aku.” Ucapnya.
***
Beberapa menit kemudian,
sungmin keluar dengan menggunakan kemeja lengan panjang berwarna biru langit
tanpa celana tapi hanya dengan kemeja itu seluruh bagian pahanya masih bisa
tertutup hingga lututnya.
Sungmin melihat ke
sekeliling kamar yang terlihat sepi. Dia melihat keluar dan menemukan kyuhyun
yang tengah sarapan di teras luar.
Dennis masuk ke dalam
setelah bicara pada kyuhyun di teras.
“lee sungmin-sshi,
silahkan. Prince kyuhyun mengajak anda untuk sarapan bersama” ucap dennis sambi
membukakan pintu kaca yang tersambung ke teras.
“ahjusshii, bisa
pinjamkan saya telepon? Saya harus menghubungi seseorang.” Ucap sungmin masih
berdiri di sana.
“tentu saja, silahkan
gunakan telepon yang ada di sana. Tapi itu baru anda lakukan setelah anda
sarapan. Prince kyuhyun tidak suka menunggu.” Ucap dennis sambil menunjuk meja
kerja kerja kyuhyun.
“nde, kamsahamnida.”
Balas sungmin lau dengan cepat berjalan menuju teras.
***
“pantas saja, kau sangat
ringan saat kugendong semalam.” Ucap kyuhyun dalam bahasa korea saat melihat
sungmin keluar dengan menggunakan pakaian miliknya yang cukup besar.
“nde? Anda yang
menggendong saya?” tanya sungmin yang juga menggunakan bahasa korea.
“duduk dan makanla.” Ucap
kyuhyun tak sedikitpun berniat menjawab pertanyaan sungmin dan melanjutkan
sarapannya seraya membaca koran.
Sungmin lalu duduk di
kursi yang ada di depan kyuhyun lalu mengambil sandwich dan memakannya sedikit.
“saya harus segera
menelpon seseorang. Permisi?” ucap sungmin cepat setelah menghabiskan sandwich
di tangannya lalu bangun dari tempat duduk dan kembali masu dengan segera.
***
“yeobseyo, siwonnie?”
ucapku setelah menekan nomor yang kuhapal di luar kepala dan terdengar suara
siwon di sebrang sana saat telponnya terhubung.
“le sungmin? Neo
gwenchana?” ucap siwon.
“eo. Na gwenchana. Apa
barang-barangku ada padamu? Atau masih di lokerku?” tanyaku langsung.
“masih di loker. Wae?”
“bisa kau bawakan? Aku
akan segera pulang dan langsung ke rumahmu.” Pintaku.
“arraseo. Tapi aku ingin
kau berhati-hati dengan prince kyuhyun selama di sana.” Ucapnya.
“wae?” tanyaku penasaran.
“”pokoknya jangan sampai
dia menciummu. Peraturan keluarga ke--”
TUUT TUUT TUUT
Sebuah tangan menekan
tombol off pada telepon yang sedang ku gunakan.
***
_TBC_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar