FF/yaoi/kyumin/Risk or not?/part 7
Author : Lee Sangra
Cast : Kyumin
Genre : Romance
Rating : PG-15
Disclaimer : I only own the plot, the characters are belong to themselves. Do not take it out without permission.
Note : yang gak suka boy x boy, diharapkan untuk tidak membacanya.
Q gak mau kalian terjerumus keyadongan author.
SILENT READER GO AWAY
Annyeong, author balik lagi dengan lanjutan FF
Janjinya sich awal bulan tapi karena harus menjalani wamil a.k.a ospek jadi diundur dech.
Ditambah author yang lagi sakit, apa karena author buat Minnie sakit jadi kebawa sakit dech.
Jangan marahi Victoria, dia tidak bersalah.
Yang kena tag cuma yang comment ja.
Happy read
*bow
***
‘Bagaimana bisa kau tetap mencintai orang yang sudah menyakitimu sampai seperti ini?’ pikirku
Setiap kali melihat sikap Sungmin yang tetap tegar padahal sudah ku buat dia murung bahkan sampai sakit.
Aku memang kejam.
Tapi … ini semua ada alasannya.
***
Seorang namja berwajah cantik dan imut tengah terduduk di atas batu besar yang ada di pinggir pantai sambil menutup matanya merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya berusaha menenangkan diri.
Di sisi lain, terdapat sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti di pinggir jalan tidak jauh dari pantai. Setelah deru mesin berhenti bersuara, keluarlah seorang namja dengan tubuh yang tinggi dan wajah tampan, bersetelan jas.
“Ternyata kau memang ada di sini.” Ucap namja tampan bernama Cho Kyuhyun, sambil melihat ke arah namja imut yang sedang duduk di pantai.
“YA! LEE SUNGMIN! Apa yang kau lakukan di sini, huh?” teriak kyuhyun memanggil namja imut itu.
Refleks, namja cantik dan imut yang dipanggil dengan nama Lee Sungmin oleh Kyuhyun menoleh ke arah sumber suara.
Ekspresi tenang di wajahnya kini telah berubah menjadi keterkejutan yang teramat sangat.
“sunbaenim?” ucap Sungmin, beranjak dari batu tempat dia duduk.
“Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan di sini? Apa lagi kau hanya memakai T-shirt lengan pendek seperti itu. Kau sedang sakit, kan? Ditambah perjalanan dari rumah ke sini butuh waktu yang cukup lama. Kau tahu aku sedang sibuk mengerjakan ini dan itu.” Gerutu Kyuhyun sambil berjalan cepat ke arah Sungmin, tapi saat tinggal beberapa langkah lagi, Sungmin malah mundur selangkah demi selangkah.
Kyuhyun pun berhenti, karena merasa aneh dengan sikap Sungmin.
Saat kyuhyun hendak mencoba mendekati Sungmin, Sungmin malah berlari menjauh dari kyuhyun.
Refleks Kyuhyun pun mengejarnya, mudah untuk Kyuhyun untuk mengejar Sungmin, karena tubuh kyuhyun lebih tinggi dari Sungmin.
Kyuhyun langsung memanggul Sungmin di pundaknya, tapi Sungmin terus saja berontak.
“Diamlah, kau itu berat. Merepotkan saja” bentak Kyuhyun membuat Sungmin berhenti berontak dan Kyuhyun mulai berjalan kembali ke arah mobil.
“Turunkan aku!” pinta Sungmin pelan namun dapat didengar oleh kyuhyun.
“Shireo”
“Aku berat, kan? Jadi turunkan aku!”
“Shireo. Kau pasti akan melarikan diri lagi.”
“Turunkan aku”
Kyuhyun pun menurunkan Sungmin karena menyadari bahwa suara Sungmin sedikit bergetar seperti menahan tangis.
Setelah menurunkan Sungmin, Kyuhyun langsung melepas jasnya, dan memakaikannya pada Sungmin yang sedang menundukan kepalanya.
“kajja, kita tidak punya banyak waktu.” Ucap Kyuhyun sambil menggandeng tangan Sungmin yang tertutup jas milik Kyuhyun yang kebesaran di badannya.
“ini sudah hampir larut malam, kita harus cari hotel untuk menginap. Besoknya kita baru pergi bersama Zhoumi, henry dan yang lainnya.” Lanjut kyuhyun, tapi Sungmin malah berhenti dan melepas tangan Kyuhyun darinya.
“aku ingin pulang”
“andwae.”
“aku sudah janji pada umma kalau aku akan menginap di rumahnya malam ini.”
“dan aku sudah menelpon umma-mu, untuk mengatakan bahwa kita akan pergi selamanya beberapa hari.”
“aku ingin pulang.” Ucap Sungmin sambil berjalan meninggalkan Kyuhyun.
“andwae.” Ucap Kyuhyun sambil menarik lengan Sungmin dan langsung menggendongnya dengan Bridal Style, lalu kembali berjalan menuju mobil yang diparkirnya.
“aku ingin …”
“andwae, kau harus terus bersamaku. Cepat lingkarkan lenganmu ke leherku agar aku bisa lebih mudah berjalan.” Bentak kyuhyun lagi.
“Haaaaah, kenapa aku mau menikah dengan anak kecil denganmu?” keluh kyuhyun.
“kenapa kau tidak ceraikan aku saja dan cari yang lebih dewasa?” ucap sungmin sambil melingkarkan tangannya pada leher Kyuhyun.
“Akan ku lakukan itu setelah kita pulang ke rumah.” Jawab Kyuhyun cepat.
Mendengar jawaban itu, Sungmin langsung mempererat pelukannya pada leher kyuhyun dan mulai menangis dalam diam.
***
Setelah makan malam, kami langsung pergi ke hotel yang paling dekat. Mulai dari keluar dari mobil sampai masuk ke kamar hotel, aku terus menggandeng tangannya. Sedikitpun aku tak berani melepas tangannya dari genggamanku.
Dia hanya diam semejak aku mengeluarkan kalimat terakhir yang kuucapkan di pantai tadi.
“aku mandi dulu, setelah itu kau baru mandi.” Ucapku tapi tak ada jawaban bahkan anggukan.
Setelah selesai mandi, aku mengeluarkan pakaian yang ada dalam tas.
“igo, aku tidak sempat membawa pakaianmu jadi pakailah pakaianku, tapi aku sudah meminta umma-mu untuk mengemas pakaianmu. Besok pagi, Zhoumi akan ke sini untuk membawa pakaianmu bersama Henry.” Jelasku sambil menberinya sweater lengan panjang.
Tak lama kemudian, dia langsung keluar dari kamar mandi dengan mengenakan pakaian yang ku berikan. Ternyata tubuhnya memang kecil, sweater milikku yang dia kenakan lebih besar dari yang sebelum-sebelumnya.
Dia lalu berjalan ke samping tempat tidur, aku yang sudah merebahkan badanku di tempat tidur langsung menarik tubuhnya lalu memeluknya.
Ekspresi terkejut muncul di wajahnya, karena sekarang jarak antara wajahnya dengan wajahku sangat dekat. Namun tak lama kemudian dia kembali menundukkan kepalanya.
“kau masih sakit, karena itu aku memelukmu agar kau merasa lebih hangat. Kalau kau tidak suka, bertahanlah sampai kau sembuh nanti. Karena setelah kau sembuh aku tidak akan melakukan hal ini lagi.” Ucapku sambil mempererat pelukanku pada tubuhnya.
Aku bisa merasakan lengan bajuku basah, dia menangis
***
Seorang namja imut, bernama Lee Sungmin tengah terjaga dalam pelukan suaminya, Cho Kyuhyun, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 12:00.
Sungmin terus memandangi setiap bagian dari wajah Kyuhyun yang ada di depannya. Perlahan tangannya menyentuh wajah Kyuhyun yang sedari tadi dia pandangi. Namun tak lama kemudian, Sungmin langsung berhenti dan sedikit menjauh dari pelukan Kyuhyun. Namun, Kyuhyun dengan cepat kembali menarik tubuh Sungmin ke dalam pelukannya.
“aku tidak bisa tidur jika kau memandangiku dengan ekspresi seperti itu.” Ucap kyuhyun dengan mata yang tetap terpejam.
“mianhae” ucap Sungmin pelan.
“Nado Mianhae …” ucap Kyuhyun.
“Mianhae, karena telah meninggalkanmu sendirian. Mianhae, karena telah memarahimu. Mianhae, karena telah mengingkari janjiku padamu. Mianhae, karena telah melupakan ulang tahunmu. Jeongmal mianhae … mianhae.” Ucap Kyuhyun pelan sambil mempererat pelukannya agar tidak ada jarak antara tubuh mereka.
Begitu pula dengan Sungmin yang ikut melingkarkan lengannya di tubuh Kyuhyun.
***
Pagi itu, aku terbangun oleh suara ponsel milikku. Zhoumi menelpon bahwa dia sebentar lagi akan tiba di hotel serta membawa pakaian Sungmin. Suhu tubuhnya sudah kembali normal, tidak seperti tadi malam. Itulah alasanku terus memeluknya sepanjang malam.
Aku sudah puas menjahilinya, karena ini untuk yang terakhir kalinya aku melakukan ini. Sekarang aku tahu seberapa besar kau mencintaiku. Begitu pula denganku.
Awalnya aku tidak ikut serta dalam acara liburan perpisahan ini, karena pekerjaanku yang menumpuk. Tapi aku langsung teringat janjiku padanya, bahwa liburan ini akan jadi honeymoon kita …
Kurebahkan lagi tubuhku di sampingnya dengan posisi menghadap ke arahnya. Aku bisa melihat lelah yang muncul di wajahnya.
Mata yang selalu terjaga saat menunggu kepulanganku dan yang selalu mengeluarkan air mata karena ulahku.
Bibir yang selalu ingin kucium dan yang selalu membentuk sebuah senyuman setiap kali menyadari kepulanganku, yang telah hilang karena ulahku.
Tangan kecil yang selalu melingkar di pinggangku saat sedang memelukku, melingkar di leherku saat au medang menggendongmu. Tangan terampil yag selalu membuatkanku makanan enak, terasa lembut dan hangat saat kau menyentuh wajahku tadi malam.
Kau adalah segalanya bagiku.
Ku peluk tubuhnya lagi perlahan agar dia tidak terbangun, lalu kukecup keningnya.
‘saranghae’ ucapku dalam hati.
***
“gege? Apa hotelnya masih jauh? Aku benar-benar khawatir dengan keadaan Sungmin.” Tanya namjachinguku, Henry, mochi kesayanganku.
“mochi chagi, tidak bisakah kau berhenti bertanya dengan kalimat yang sama untuk yang ke sekian kalinya. Tenang saja, sebentar lagi kiata sampai.” Jawabku fokus menyetir sambil sesekali melihat ke arahnya.
“gege, tidak bisakah kau berhenti menjawab dengan kalimat yang sama. Dari dati jawabannya ‘sebentar lagi’ terus. Aku kan sudah bilang kalau Sungmin sedang sakit.”
“tenanglah, ada Kyuhyun bersamanya.”
“memangnya dia bisa merawat Sungmin dengan baik, dia kan penyebab Sungmin sakit.”
“keuromyon, dia kan suaminya, dan dia juga obat paling manjur untuk Sungmin.” Ucapku dan membuatnya langsung diam.
“kenapa kau begitu peduli dengan keadaan Sungmin? Semenjak kita pacaran saja, kau lebih mementingkan Sungmin daripada aku.” Tanyaku tiba-tiba teringat kejadian belakangan ini.
“wae? Gege jealous?”
“Mwo?”
“Sungmin adalah pahlawan hidupku, dia juga pahlawan dalam kehidupan cintaku.” Jawabnya singkat.
“lalu?”
“Lalu, dia adalah cinta pertamaku.” Lanjutnya dengan senyum yang menembang.
“MWO? Kau tidak pernah menceritakannya padaku.”
“sudahlah, gege. Itu cerita masa lalu. Sekarang kau harus fokus menyetir.” Ucapnya mengakhiri pembicaraan.
***
Kedatangan mereka ternyata tidak memakan waktu yang cukup lama. Begitu pula dengan Sungmin yang terbangun karena Henry. Langsung saja kusuruh mereka untuk menunggu di luar tepatnya di ruang tunggu.
Kenapa?
Karena jika Henry tahu kalau Sungmin hanya memakai sweaterku tanpa memakai celana, dia pasti akan memarahiku habis habisan.
“pakaianlah pakaianmu. Sementara kau ganti pakaianmu, aku akan keluar untuk mengeluarkan mobil.” Ucapku sambil berjalan menuju pintu.
Tapi saat aku hendak membuka pintu, Sungmin lebih dulu menarik baju bagian belakangku.
“jangan tinggalkan aku.” Ucapnya.
“aku hanya pergi untuk mengambil mobil.” Ucapku yang dibalasnya dengan gelengan kepala.
“berhentilah meninggalkanku sendirian seperti ini.” Ucapnya sambil melihat ke arahku dengan ekspresi memohon.
“aku takut kau meninggalkanku seperti malam itu. Aku takut.” Lanjutnya, sambil melepas genggamannya pada bajuku lalu menghapus air mata dengan kedua tangannya seperti anak kecil.
***
_The End_
Tapi bohong masih _TBC_
Penasaran g nich? Suka g ma ff’y? klo g q stop ja
Komen’y harus panjang banget, karena next part adalah part end.
Untuk cerita Zhoumi and Henry, bakal q bikin ff juga tapi dalam judul yang berbeda. Mungkin barengan ma lanjutan ff ni, sekalian mau publish ff baru.
Terima kasih sudah menjadi reader ff.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar