Senin, 07 Mei 2012

My Love Story, Happy or Sad Ending?

Title : FF/My Love Story, Happy or Sad Ending?

Author : Lee Sangra

Cast : Kim Kibum
          Lee Donghae
          Kim Heechul
          Yesung
          Lee Sangra as Yeoja(cwe), pengen’y sich author sendiri, tapi takut dibakar ELF, so tokoh cwe’y cuman imaginasi doank, terserah kalian mau mikirin siapa juga.

Genre : Romance, Hurt, dll

Rating : PG-15

Disclaimer: I only own the plot, the characters are all belong to themselves, do not take it out without permission.

Note : yang g minat g usah baca, yang udah baca tinggalkan jejak, kalo g?

SILENT READER GO AWAY

***

Annyeong ^.^v

I’m back dengan ff yang berbeda dari biasanya, bisa disebut FF Special Edition. Ni ff sengaja di bikin karena author dah janji ke chingu author. Baru sempet sekarang. FF ni juga di publish di beberapa fanpage yang author jaga + masuk ke blog author juga.

Tenang ja, author g da niatan buat beralih profesi kok. Tetep jadi author BxB a.k.a yaoi, ni cuman selingan ja.

HAPPY READ

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, tapi aku masih ada di sini terhalang hujan lebat, berdiri di teras sekolah sambil memandang hujan yang turun, sendirian.

“Aish, aku lupa bawa payung. Padahal ini awal semesterku di SMA, belum lagi aku baru putus dengan Yesung, sepertinya hatiku semendung langit sore ini.” Gumamku bicara pada diriku sendiri.

Tanpa kusadari, ternyata sudah ada seorang namja (lelaki) berdiri tidak jauh dari tempatku berdiri. Tubuhnya tidak terlalu tinggi untuk ukuran seorang namja. Dialah Kim Kibum yang merupakan teman sekelasku, orang yang dingin dan cuek.

“HI?” sapaku terlebih dahulu padanya saat dia melihatku.

Dia hanya melihatku sekilas, lalu kembali memandang hujan. Hujan yang mulai turun tidak terlalu lebat memmbuatnya membetulkan jaket hoodie yang dia kenakan lalu menorobos hujan dengan berlari kecil. Gerakkannya tiba-tiba berhenti lalu berbalik ke arahku.

“aku duluan ya, Sangra?” ucapnya tak lupa ‘killer smile’ andalannya dan juga lambaian tangan.

“Ne (ya)” jawaku, kalau saja aku tidak kebal, aku mungkin sudah jatuh cinta padanya.

“mau kuantar?” Tanya seseorang yang sudah berdiri di sampingku. Reflex akupun menoleh ke sumber suara dan melihat wajahnya. Ternyata Lee Donghae, siswa kelas 2-B, yang merupakan pemain initi di kulb sepak bola sekolah ini.

“kebetulan aku membawa 2 payung dan hari sudah mulai gelap. Seorang yeoja (permpuan) tidak boleh jalan sendirian di malam hari.” Lanjutnya, karena aku tak kunjung mengatakan sesuatu, lalu memberikan payung berwarna biru tua ke tanganku.

“kajja (Ayo)!”

***

Selama perjalanan, tidak ada satupun dari kita yang membuka pembicaraan, hanya ada suara hujan, kendaraan yang berlalu lalang dan langkah kaki yang terdengar.

“Sudah sampai, ini rumahku.” Ucapku mebuat langkah kami berhenti bersamaan.

Saat aku hendak memberikan payung miliknya yang ada di tanganku.

“Sangra?” panggilnya membuat gerakan ku terhenti.

“wae chae iremen arraseoyo (Kenapa tahu namaku)?” Tanyaku heran.

“Aku selalu memperhatikanmu semenjak kau mendaftar masuk ke SMA kita sekarang. Karena itu … aku ingin kau menjadi pacarku? Saranghamnida (aku mencintaimu)” ucapnya dengan penuh keyakinan.

“baiklah, aku rasa aku juga mulai menyukaimu, Donghae oppa (kakak cwo)” jawabku berusaha tenang dan tidak lupa tersenyum.

***

“noona (kakak cwe), kenapa lama sekali? Aku sudah mati kelaparan, arra (tahu)?” ucap dongsaeng (adik) ku bernama Kim Heechul, saat aku baru saja masuk rumah.

“cih, mana ada orang yang mati kelaparan bisa bermain game dengan heboh seperti itu?” ucapku jengkel saat melihatnya dengan lincah menggerakkan stik game dengan jarinya.

“benar juga. Tapi aku melakukan ini agar aku bisa melupakan laparku, dari tadi perutku berteriak dengan volume paling keras minta diisi.” Belanya

“arraseo (aku mengerti), aku akan masak, lagipula aku juga lapar.” Ucapku menghentikkan perdebatan yang biasa kita lakukan.

Aku lalu pergi ke kamarku untuk mengganti pakaian, kemudian ke dapur.

“kita makan spaghetti saja, ya?” teriakku pada heechul yang yang masih asyik bermain game.

“terserah noona saja.” Teriaknya balik.

Kami hanya tinggal berdua karena umma (ibu) sudah meninggal sedangkan appa (ayah), dia jarang sekali pulang, malah bisa dibilang tidak pernah pulang. Sebelum umma meninggal pun sikapnya sudah seperti itu.

Usiaku dengan heechul hanya berbeda 1 tahun, sekarang aku kelas 1 SMA sedangkan dia kelas 3 SMP, meskipun begitu terkadang sikapnya lebih dewasa disbanding usianya.

“keunnaseoyo (sudah selasai)” mendengar teriakanku, heechul langsung meninggalkan gamenya dan berlari ke arah dapur dengan cepat.

“noona, kau baru jadian ya?” ucapnya sebelum melahap makanannya.

“waegeurae arraseoyo (kenapa kau bisa tahu)?” ucapku sedikit terkejut lalu ikut melahap makananku, setelah melepas celemek yang tadi terpasang di badanku.

“aku hanya asal tebak.” Ucapnya datar.

“aish, kau selalu saja seperti itu.” Ucapku kesal, entah kenapa dia selalu tahu apa yang terjadi padaku. Padahal aku sama sekali tidak mengatakan apapun. Banyak teman-temanku yang bilang kalau ekspresiku sama saja bila sedang sedih maupun sedang senang. Saat aku putus dengan yesung pun, dialah yang pertama tahu tentang hal itu.

***

_6 bulan kemudian_

Kebahagiaan berlalu begitu cepat saat kejadian itu muncul.



***

Pagi itu, aku masuk ke kelasku, dan terus berjalan menuju tempat dudukku.

“sangra-ya?” panggil seseorang yang kutahu bernama Kibum.

“ne (ya)?” kubalikan tubuhku karena tempat duduknya berada di belakang tempat dudukku.

“aku ingin bertanya sesuatu padamu? Boleh?” tanyanya santai dengan punggung bersandar di punggung kursi dan lengan dilipat di depan dada.

“keureomyon, wae (tentu, kenapa)?”

“apa yang akan kau lakukan jika pacarmu terlihat mesra di depan mata kepalamu sendiri?”

“nae (aku)? Entahlah. Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“aku hanya berpikir, jika yeoja lain yang mengalami hal seperti itu, mereka pasti akan mendekati pacarnya lalu memukul atau menyiram air sambil menangis. Lalu apa kau akan seperti itu juga?”

“tidak mungkin aku melakukan hal seperti itu. Aku mungkin akan mencari tahu kebenarannya dan menyelesaikan semuanya.” Jelasku.

“tapi, kenapa kau menanyakan hal seperti itu? Jangan-jangan kau pernah di siram air oleh mantanmu karena ketahuan selingkuh ya?” tanyaku iseng, yang tidak dia jawab dan malah pergi ke tempat duduk lain dan mengobrol dengan para namja di kelas.

***

Belakangan ini, Donghae oppa, sibuk dengan latihannya karena akan ada pertandingan 2 hari lagi. Dan sekarang awal bulan, aku harus berbelanja stok makanan untuk bulan ini.

Heechul sendiri sedang sibuk mengurus keperluannya untuk nanti pergi ke London menerima beasiswa dan bersekolah di sana.

Aku rasa aku akan kesepian jika heechul tidak ada.

***

Setelah selesai berbelanja, aku memilih untuk keluar lewat lantai atas, melihat-lihat apa ada yang bisa menarik perhatianku.

Saat aku hendak memasuki toko yang ada di depanku, tiba-tiba langkahku terhenti, karene ada sesuatu yang benar-benar menarik perhatianku.

Aku bisa merasakan tubuhku kaku dan jantungku berdetak cepat. Entah apa yang kupikirkan tapi apa yang sedang kulihat di depan mataku ini nampak begitu nyata, ini memang bukan mimpi.

Orang itu. Tangan yang selalu menggenggam tanganku, kini sedang menggandeng seorang yeoja. Senyum yang hanya ditunjukan padaku, kini diperlihatkan pada yeoja itu.

Semua sudah berubah, aku tidak bisa berpikir jernih lagi. Kuputuskan untuk pulang saja. Semua yang harus ku beli sudah ada dalam tas di tanganku.

***

Malam minggu tiba begitu cepat, sudah 5 hari sejak kejadian itu terjadi. Donghae oppa mengajakku ke tempat yang biasa kita gunakan untuk menghabiskan malam minggu bersama.

Kuputuskan untuk berdandan lebih cantik, dress selutut yang di padupadankan dengan blazer setengah badan dan heels yang baru saja kubeli kemarin dengan warna yang serasi.

***

“hi, kau siap?” ucapnya saat dia melihatku keluar rumah dan aku melihatnya sudah ada di depan gerbang dengan motornya.

Aku langsung berjalan menghampirinya.

“kajja!” ucapnya, mengisyaratkan untuk naik ke atas motornya

***

“5 hari yang lalu, kau kemana saja?” tanyaku saat kami duduk di bangku taman setelah kita berkeliling di taman yang kebetulan sedang ada acara.

“kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang apa yang kulakukan? Tidak biasanya.” Ucapnya sambil tersenyum.


“aku … melihatmu di depan toko sedang gandengan dengan seorang yeoja.” Ucapku membuat senyumnya menghilang seketika.

“siapa dia? Bisa kau jelaskan padaku?” tanyaku karena dia hanya diam sambil menatapku.

“Semuanya sudah jelas dari sikap diammu itu. Dan keputusan sudah pasti.” Ucapku sambil beranjak dari bangku taman itu.

“dengarkan dulu penjelasanku?” ucapnya sambil berdiri seolah baru sadar dari keterkejutannya.

“aku pernah bertemu dan mengobrol dengannya saat di pertandinagn sepak bola waktu itu. Dan dia termasuk yeoja yang baik, kau harus menjaganya baik-baik. Dan … jangan buat dia terluka sepertiku.” Ucapku sambil tersenyum.

“sangra, aku …” ucapnya berusaha mencegah kepergianku.

“Donghae oppa, gomawo (terima kasih), sudah menjadi pacarku dan menyukaiku selama ini.” Ucapku sambil memukul dadanya pelan lalu pergi meninggalkanya dengan langkah santai lalu menghela nafas merasa lega karena semua ini sudah berakhir.

Saat aku sudah berhenti di pinggir jalan dan berniat untuk mamanggil taxi tiba-tiba ada sebuah motor berhenti di depanku.

“kibum-ah?” ucapku terkejut dan heran dengan keberadaannya di sini.

“ta (naiklah)? Kuantar kau pulang?” perintahnya dingin yang langsung aku turuti.

***

“kenapa kau bisa ada di sana?” tanyaku saat motor mulai melaju.

“untuk melihatmu memutuskan pacarmu.”

“wae? Kau takut aku menangis, ya?” tanyaku yang seperti biasa dia jawab dengan diam saja.

Setelah itu, tidak ada satupun dari kita yang membuka mulut untuk berbicara.

“gomawo.” Ucapku sambil turun dari motornya.

“jadilah pacarku?” ucapnya tiba-tiba sambil memegang satu tangannku.

“aku menyukai saat kau menyapaku di teras sekolah waktu itu, tapi ternyata aku didahului oleh orang yang baru saja kau putuskan itu.”

Tidak biasanya aku terkejut dan berdebar seperti ini. Dia berbeda dari yang lain.

***

“tidak bisakah kau ketuk pintunya sebelum kau masuk ke kamarku, bagaimana jika aku sedang telanjang, huh?” ucapnya kesal saat aku seenaknya masuk ke kamarnya lalu merebahkan tubuhku di atas tempat tidur miliknya sedangkan dia sedang menonton televisi sambil bersandar di sisi tempat tidur.

“diamlah, aku sedang sedih hari ini.”

“jangan bercanda, aku tahu baru saja jadian lagi tadi.” Ucapnya tanpa sedikitpun melihatku.

“jinjja wae arraseoyo (sebenarnya kenapa kau bisa tahu)?” ucapku sarkatis dan menyenderkan daguku di bahunya.

“cerewet, hal seperti itu sangat mudah ditebak.”

“aish, kau selalu saja seperti itu. Oh ya, besok kita jalan-jalan yuk? Ada diskon besar di toko yang tadi siang kulihat.”

“kenapa kau tidak ajak saja pacar barumu itu?”

“Shireo (tadak mau), kau kan sebentar lagi akan pergi. Aku pasti akan merindukanmu.” Ucapku manja sambil memeluk lehernya.

“haah, arraseo (aku mengerti). Kita pergi besok.” Ucapnya pasrah, menyerah dengan perdebatan kita.

***

Sudah satu bulan sejak kepergian Heechul ke London, aku sangat merindukannya. Sekarang aku berdiri di teras sekolah menunggunhujan reda. Lagi-lagi aku membawa payung.

“kau masih di sini?” tanya seseorang dari kejauhan yang sedang berjalan mendekat ke arahku yang ternyata adalah Donghae oppa.

“ne, hujannya masih belum reda.” Jawabku setelah dia berdiri di sampingku.

“kau baik-baik saja? Bagaimana kabarmu?” tanyanya sambil melihat ke arah hujan turun.

“tentu saja. Oppa sendiri masih bersama dia kan?” tanyaku ikut melihat hujan turun.

“tentu saja. Aku menuruti perintahmu. Dia memang gadis yang baik. Aku harus menjemputnya sekarang. Bye, jaga dirimu.” Ucapnya berlalu setelah mengacak rambut.

Tanpa ku sadari, hujan sudah berhenti berkunjung. Ku putuskan untuk langsung pulang, saat aku berbelok setelah melewati pintu gerbang. Langkahku terhenti oleh seseorang yang pernah mengisi hari-hariku. Namja yang langsung berdiri menghadap ke arahku dengan tangan masuk ke dalam saku jaket yang dia kenakan.

“sangra-ya?” ucapnya dengan nada bahagia.

“yesung oppa?” ucapku terkejut sekaligus heran kenapa dia ada di sini.

“kembalilah padaku?” pintanya langsung tanpa menyapaku. Apa maksudnya ini?

_THE END_

Eotthae? Ngegantung y? sengaja kok.

FF ni tuch sebenarnya 1 bagian dari novel yang pengen author bikin tapi g jadi2. Udah jangan bahas novel, komen ttg isinya y.

Oh ya, 1 lagi. Ada 1 adegan yang author ambil dari pengalaman author sendiri. Apa ya? Yups, cara mutusin cwo. Wkwkwk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar