Minggu, 24 Juli 2011

Risk or Not?/part 4

FF/yaoi/kyumin/Risk or Not?/part 4



Author: Lee Sangra
Cast: Kyumin
Genre: Romance
Rating: entahlah tntuin sendri

Disclaimer: I only own the plot, the characters are all belong to themselves, do not take it out without permission.

annyeong, kangen g ma author?
#reader: g, q kngen ma lnjutan FF'y, thor
T.T
check it out

Note: yg gak suka boy x boy harap jgn di baca.
Q g mw klian terjrumus krena k yadongan author

Silent  reader go away

***

“dia datang, ayo kita mulai” ucapku saat sungmin sedang sedang berjalan menuju kelasku.

“apa maksudmu dengan tidak ingin menikahi lee sungmin?” aku melihat pintu yang tadinya hendak terbuka langsung menutup

“kau tahu sifatku, aku masih ingin mencari hal baru. Kemarin aku berusaha untuk menolak pernikahan itu tapi mereka bersikeras untuk menikahkanku dengannya.” mencoba untuk serius dalam mengucapkan kalimat itu.

“memang hal baru apa yang ingin kau cari? Kau sudah bisa segala hal. Berkeliling duniapun sudah.” ucap zhoumi yang awalnya menolak permintaanku untuk menjahili sungmin, tapi saat kuberi imbalan makan siang dia baru mau.

“cari pacar mungkin” jawabku, yang sepertinya terlalu berlebihan, tapi aku ingin mengatakan kalimat itu

“apa kau serius?”

“entahlah, sudah, jangan bahas itu lagi aku capek memikirkannya”

Aku dan zhoumi langsung beranjak dari tempat dari tempat duduk menuju pintu yang terdapat sungmin di baliknya.

Saat aku membuka pintunya, aku melihat sungmin yang berdiri kaku, menundukkan kepala, dengan tangan yang sedikit gemetar.

“sungmin-ah, apa yang kau lakukan di sini?” aku bisa melihat tubuhnya yang sedikit tersentak saat mendengar ucapanku.

“lebih baik aku duluan ya, kyu?” aku jawab ucapan zhoumi dengan anggukan dan kembali fokus pada sungmin.

Lama aku menunggu dia menjawab pertanyaanku.

“ma…maaf, sepertinya aku lupa alasanku datang ke sini, lain kali saja kalau aku sudah ingat.” Kemudian dia pergi meninggalkanku dengan kepala yang tetap menunduk.

Gemetar, suaranya gemetaran, aku tahu dia berusaha mengendalikan suaranya agar tidak bergetar.

‘apa aku keterlaluan? Sepertinya dia akan menangis.  Aku harus mengejarnya.’ Itulah yang aku pikirkan tapi niatku terhenti saat ada tangan yang menahanku.

“kau mau kemana? Sebentar lagi bel masuk, ayo, aku tidak ingin kau bolos lagi” ucap choi siwon, ketua murid, yang sangat taat peraturan.

Aku pun kembali duduk dan semua murid sudah berada di kelas termasuk zhoumi.
Aku tidak bisa fokus pada pelajaran.

“ya! Kyuhyun, bagaimana? Apa kau sudah menjelaskan kejadian tadi pada sungmin?” ucap zhoumi yang duduk si belakangku.

“belum, setelah pelajaran ini selesai aku akan menemuinya.”

“kau ini, bukannya masih ada satu pelajaran lagi?”

“aku sudah terbiasa membolos bukan? Oh ya, tolong bawakan tasku dan tas milik sungmin ke mobilku, kau tahu kan kelasnya di mana?”

“oke, aku mengerti”

***

Setelah pelajaran itu berakhir, aku langsung pergi mencari sungmin. Tepat pertama yang aku pikirkan adalah atap gedung sekolah.

Dan benar saja, saat aku membuka pintu dan berbelok ke kiri, aku melihatnya sedang duduk sambil memeluk lutut dengan kepala yang tertunduk. Hanya diam, tidak menangis sedikitpun. Akupun duduk di sebelahnya.

“ya, sungmin-ah, apa yang kau lakukan di sini? Kau mendengar pembicaraanku dengan zhoumi tadi ya sampai murung seperti ini?” tapi yang ditanya hanya diam, tetap pada posisinya sejak tadi.

“sungmin-ah?” tetap diam

“oke, kalaun kau tetap tidak ingin bicara, aku akan meninggalkanmu sendirian di sini.” Ucapku sambil berjalan meninggalkannya.

Tentu saja aku tidak serius dengan ucapankutadi, aku hanya pura-pura membuka pintu dengan keras dan membatingnya agar terdengar seolah aku benar-benar pergi.

Aku diam di sana, memfokuskan pendengaranku. Lama kelamaan, aku mendengarnya. Aku mengintipnya dari balik tembok.

Dia menangis terisak. Aku menyesal telah mengeluarkan ide bodoh ini untuk menjahilinya. Langsung aku dekati dia lagi sama seperti saat dia menangis dulu.

Saat dia melihatku, dia langsung menangis histeris, tak terkendali disertai sesegukan yang membuatnya sedikit sulit untuk mengatur nafas.

“sungmin-ah, jangan menangis, aku ada di sini, aku tidak jadi pergi, aku hanya pura-pura pergi. Sudah jangan menangis” ucapku sedikit panik.

Saat aku mengangkat wajahnya agar aku bisa melihatnya. Aku bisa melihat rasa takut yang terpancar di matanya. Aku benar-benar menyesal sudah melakukannya.

“sungmin-ah, sudah jangan menangis, aku tidak akan pergi.”

Sepertinya kata-kataku tidak mungkin di dengarnya, karena itu, aku hanya bisa memeluknya.

***

Entah berapa lama dia menangis, mungkin satu jam lebih. Karena sekarang sku bisa melihat matahari mulai menghilang. Aku juga mendengar sesegukan sungmin akibat tangisannya tadi.

“ayo, pulang, tas milikmu dan juga tas milikku sudah ada di mobilku. Akan ku antar kau pulang” tapi dia malah menggeleng.

“kau tidak ingin pulang? Kalau begitu kita ke rumahku saja, oke?” dan dia mengangguk.

Setiap aku melihatnya, aku selalu berpikir bahwa semua ekspresi yang keluar dari wajahnya terlihat seperti anak berumur 3 tahun. Polos dan manis.

Lalu aku menggendongnya dengan bridal style. Dan dia sama sekali tidak memberontak, malah melingkarkan tangannya ke leherku dan membenamkan kepalanya di bahuku. Dan segukannya masih belum berhenti.

***

Sesampainya di rumah, sungmin hanya duduk diam di ruang tamu.

“aku mandi dulu. Kau minumlah sedikit air.” Ucapku langsung meninggalkannya di sana.

Setelah selesai, aku langsung menuju lemari, mencari pakaian untuk sungmin.

“sungmin-ah, mandilah dan pakai pakaianku lagi untuk tidur, sudah aku siapkan di kamar. Ini sudah larut malam, aku akan menelpon umma-appa-mu.”

Sungmin hanya mengangguk, kemudian pergi ke kamar mandi.

***

Setelah menelpon umma sungmin, aku langsung pergi ke kamar untuk tidur.

“sung …” ucapanku terhenti saat melihat pakaianku yang dipakai sungmin.

Bagian bawahnya lebih pendek dari kemeja yang kemarin dia pakai, membuat pahanya lebih terlihat.

Dia pun terlihat sedikit risih oleh pandanganku.

‘tahan, kyu, ini bukan saat yang tepat, tahan’ aku terus berusaha mengendalikan diriku.

“sudah malam, ayo, tidur.”

Sungmin hanya mengangguk, ikut masuk ke dalam selimut.

***

Paginya, aku mengantarkannya pulang untuk berganti pakaian. Karena hari ini tanggal merah, aku berencana untuk mengajaknya jalan-jalan. Tapi, saat berada di depan rumah sungmin, aku melihat mobil yang sangat familiar di mataku.

“sungmin-ah, ayo kita masuk. Aku harus meminta izin dulu.”

Ternyata benar perkiraanku, saat aku memasuki rumahnya aku langsung melihat umma-appa sungmin yang tengah kedangan tamu, yaitu umma-appa ku.

“arra, sungmin-ah, kau sudah pulang nak? Kyuhyun juga duduklah, kita sedang membicarakan hal yang serius di sini.” Ucap umma sungmin dengan wajah gembira saat menyadari kedatangan kita, yang tak lain bernama lee donghae.

***

_TBC_

gmna?
rame g sich? klo g author bkal off smpai sni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar